"Richard, c'mon! Kamu tahu kan di Jerman itu hanya ada enam hari dalam seminggu! Hari Minggu itu hari libur! Jadi ngapain kamu nyuruh aku pulang malam ini, hanya untuk ngurus kerjaan di hari Minggu? Apa nggak ada hari lain?" Suara Jallal terdengar kesal, ketika Richard menelfonnya, setibanya mereka di apartemen Jodha, sementara Jodha langsung ngeloyor ke lantai atas untuk membersihkan wajahnya dari riasan.
"Tapi, Jallal ... ini perintah Ayahmu. Ayahmu yang minta. Beliau tahu kalau kamu itu sudah pulang dari Jakarta sejak Jumat kemarin, tapi sampai hari ini kenapa belum sampai di Berlin?"
"Kamu sudah tahu kan apa jawabannya? Harus berapa kali sih aku bilang? Masa kayak gitu harus diajarin terus! Kamu tinggal bilang aja ke Ayahku, kalau pesawatnya delay di Abu Dhabi! Jadi aku itu nggak mungkin bisa ketemu sama klien hari Minggu besok! Aku masih jet lag, brad!"
"Iyaa ... iyaa ... nanti aku bilang ke Ayahmu gitu," sahut Richard galau, nada suaranya terdengar gelisah.
"Eeeh, brad! Jangan sedih dong! Semangat! Aku yakin, kamu pasti bisa!" Jallal berusaha meyakinkan sahabatnya yang terkadang suka moody.
"Richard, listen to me! Kamu tahu kan ... di Jerman itu kalau hari Minggu, semua toko tutup! Yaa ... kecuali beberapa café dan resto, tapi angkutan umum juga sangat terbatas kan? nggak seperti hari lainnya. Apa itu artinya? Itu artinya semua jadi berjalan lebih lambat, lengang ... termasuk juga di kota-kota super sibuk seperti Berlin! Jadi semua orang beristirahat di hari Minggu, santai .. it's family time! So kenapa Mr. Humayun yang terhormat bikin acara di hari Minggu sama klien? Apa kliennya bukan orang Jerman?" Jallal terus saja nyerocos tentang pendapatnya tentang libur di hari Minggu di Jerman sambil berjalan bolak-balik di ruang tamu dan menggenggam ponselnya, sementara di ujung sana Richard cuma bisa jadi pendengar setia.
"Kliennya orang Amerika ... namanya Mr. Watson, makanya Ayahmu mengiyakan aja waktu dia bikin acara ketemuan di hari Minggu," Richard berusaha membela diri.
"Kamu itu seharusnya kasih masukkan ke Mr. Humayun! Bilang aja sama beliau, seperti yang aku bilang tadi dan nggak ada kata-kata nyuruh Jallal untuk ketemuan sama klien di hari Minggu! Lagian pesawatku delay, ingat kan?" ujar Jallal kesal
"Iyaaa ... iyaaa .... Siap, boss!"
Jallal segera mematikan ponsel itu dan melemparnya begitu saja ke meja yang terletak di depannya, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.
Sesaat Jallal mengerutkan kening sambil memijitnya perlahan dan menyandarkan kepalanya di sofa. Kesal rasanya kalau ada panggilan tugas di hari libur, apalagi dirinya baru ketemu sama Jodha hari ini, setelah memendam rindu begitu lama.
"Kenapa ...? Pusing ...? Sini ... aku pijitin!" ujar Jodha yang tiba-tiba ada di belakang Jallal sambil memijat keningnya.
"Aaah ... yaaa ... boleh juga. Aku cuma kesal aja ... karena Ayah menyuruhku untuk menemui kliennya besok. Apa dia nggak tahu, kalau hari Minggu di Jerman itu adalah hari sepi sedunia?" sahut Jallal kesal sambil memejamkan matanya, menikmati pijatan tangan Jodha di kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomancePengorbanan seorang gadis demi kebahagiaan kakak dan keluarganya. Demi sang kakak, yang sakit-sakitan, Jodha rela melepas kekasih tercinta untuk sang kakak, Salima. Tapi apakah Jallal, sang kekasih, juga ikhlas menerima semua ini ? Apakah hubun...