"Here we are!" ujar Jallal setelah mereka tiba di Le Queen, sebuah tempat hiburan malam yang merupakan percampuran banyak gaya modern dengan skala internasional di Paris.
Dari pelataran parkir, sayup-sayup Jodha sudah bisa mendengar suara dentuman lagu irama house music yang menghentak jantungnya.
Jodha dan Salima nampak menikmati dentuman music yang mulai membahana sejak mereka masuk ke dalam lobby diskotik yang suasananya ramai dan temaram.
Salima nampak asyik mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti irama music ajeb-ajeb itu diantara beberapa orang yang hilir mudik dengan baju yang beraneka gaya.
Mulai dari yang biasa hingga punggung terbuka, dari yang mengenakan jeans panjang hingga rok mini, semua melintas di depan mata.
Aroma parfum dan rokok pun menyengat memenuhi ruang nafas, sementara hentakan musik dari dalam diskotik sudah terdengar cukup keras.
"Bagus juga tempat clubbingnya! Dulu, kamu suka ke sini, sayang?"
"Apa ...?" Jallal memang harus berteriak cukup keras dan memasang telinganya untuk mendengar apa yang diucapkan oleh perempuan yang berdiri di sampingnya ini.
"Dulu kamu suka ke sini?" Jallal menggelengkan kepalanya begitu Salima bicara di dekat telinga.
"Jarang! Sebetulnya aku nggak begitu suka ke klub seperti ini, bikin pusing! Tapi dulu teman-teman kerjaku suka ngajakin ke tempat kayak gini!" balas Jallal yang juga mendekatkan mulutnya di telinga Salima. "Oh ya, kalian minum softdrink aja kan?" Salima dan Jodha pun mengangguk.
Mereka bertiga lalu memasuki ruang utama klub malam itu. Ruangannya cukup luas, beberapa sofa tersedia di pinggir ruangan, sementara sejumlah kursi berada di depannya dengan pencahayaan yang remang-remang, juga sorot lampu aneka warna yang menembak ke sana kemari, plus lampu disko yang berputar di tengah ruangan.
Jallal bergegas menarik tangan Salima dan Jodha menuju ke arah salah satu sofa yang sudah mereka pesan.
Musik yang diputar semakin kencang di telinga, hentakannya juga sangat keras hingga mereka tidak bisa saling dengar, berteriak pun nyaris percuma.
Namun, Salima sangat menikmati suasana seperti ini, sedangkan Jallal tidak bisa menikmati apa yang ada di depannya.
"Jodha!"
Jodha menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya, ketika mereka hendak menuju ke sofa yang sudah di pesan oleh Jallal. Jallal dan Salima jadi ikut penasaran dengan orang yang memanggil Jodha barusan.
"Hai Jodha! Apa kabar? Kamu ke sini juga?"
Seorang laki-laki muda dengan gayanya yang cool dengan setelan jeans dan kaos plus jaket basket yang melekat di tubuhnya, berdiri di depan Jodha sambil menyeringai lebar, menampakkan barisan giginya yang putih.
"Jamal? Apa kabar? Iyaa ... ini aku ke sini sama kakak dan kakak iparku!" sahut Jodha senang sambil sedikit berteriak, ketika menyadari ada yang mengenalinya di tempat seperti ini.
"Oh ya, kak ... kenalkan ini Jamal. Dia ini model, yaa peragawan gitu! Dari Indonesia juga. Kami ketemu pas ada event fashion show kemarin!" Salima menganggukkan kepalanya, sementara Jallal menatap masam ke laki-laki yang bediri di depan Jodha.
"Jamal, ini kakakku Salima dan itu suaminya, Jallal!" Jamal menganggukkan kepalanya dan menjabat tangan Salima dan Jallal sebagai tanda perkenalan diantara mereka.
"Jodha, turun yuuuk!" ujar Jamal spontan dan tanpa basa-basi. Jodha menoleh ke Salima, Salima mengangguk.
"Udah sanaa ... melantai dulu! Kami tunggu di sofa!"

KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomancePengorbanan seorang gadis demi kebahagiaan kakak dan keluarganya. Demi sang kakak, yang sakit-sakitan, Jodha rela melepas kekasih tercinta untuk sang kakak, Salima. Tapi apakah Jallal, sang kekasih, juga ikhlas menerima semua ini ? Apakah hubun...