SCANDAL

BAB 14 - love is blind

Di kampus ...

"Apa kamu mau nikah?" tanya Moti setengah berteriak, ketika Jodha menceritakan tentang niatnya yang ingin menikah sama Jallal.

"Mo! Jangan teriak-teriak gitu, malu tahu! Gak enak didengerin banyak orang! Lagian baru kamu yang tahu tentang hal ini!" sahut Jodha sambil menutup mulut Moti dengan tangannya.

"Alaa ... tenang aja! Lagian bule-bule ini nggak pada ngarti kita ngomong apa! Sante ajaa!" ujar Moti sambil membuka tangan Jodha lalu menunjuk ke bule-bule yang ada di sekitar mereka, yang lagi pada nongkrong sambil ngobrol-ngobrol di kantin kampus. "Tapi jujur, parah kamu, Jo! Kamu mau nikah sama pacar kamu yang suami kakak kamu itu?"

"Sssstttt, Moti! Kalau ngomong suka keras-keras deh! Pelan dikit bisa kan? Ayooo, sini ikut aku!" Jodha segera menggeret tangan Moti dan mengajaknya ke taman yang ada di kampus mereka.

Moti adalah salah satu mahasiswa dari Indonesia tepatnya dari kota Bandung yang juga dapat beasiswa yang sama seperti Jodha untuk sekolah fashion di salah satu universitas ternama di Perancis. Mereka berdua bertemu pada kelas yang sama yaitu fashion design.

Mungkin karena berasal dari negara yang sama dan memiliki banyak kesamaan, baik hobby maupun kesukaan mereka yang suka sama makanan pedas, hubungan Jodha dan Moti semakin lama semakin dekat, bahkan mereka berdua bagaikan sahabat yang sudah cukup lama.

"Nah, kita ngobrolnya di sini aja!" ujar Jodha sambil duduk di sebuah bangku yang ada di taman kampus itu. Moti hanya bisa pasrah, mengikuti permintaan Jodha lalu duduk di sebelahnya dengan rasa penasaran.

"Jo, aku mau tanya sama kamu, kamu serius mau nikah sama pacar kamu itu? Bukannya dia itu suami kakak kamu! Kamu masih waras kan?"

"Moti, aku ini masih waras! Justru karena aku masih waras, aku harus nikah sama dia!" sahut Jodha ketus. Keinginannya untuk menikah sama Jallal, sepertinya ditentang oleh Moti, teman dekatnya di kampus yang juga berasal dari Indonesia.

"Tapi ... tu cowok suami kakak kamu, Jo! Kamu sendiri kan yang cerita ke aku! Kalau mantan kamu itu akhirnya mau nikah sama kakak kamu, setelah kamu bujuk dia. Bener gitu kan?" Jodha mengangguk kecil sambil menatap ke beberapa burung merpati yang berkumpul di tengah taman sambil mencari makan.

"Trus kamu balikkan lagi sama dia dan sekarang mau nikah, gitu? Kamu sadar?"

"Kamu ini kenapa sih, Mo ... dari tadi kok ngomongnya gitu mulu, kamu sadar, kamu waras, kamu sadar ... aku ini masih waras dan masih sadar, Moti!" Jodha jadi kesal sama ucapan Moti, sementara Moti sendiri juga nggak habis pikir dan tidak mengerti pada apa yang dipikirkan Jodha saat ini.

"Jo, aku ngomong kayak gini karena aku pengin nyadarin kamu, kalau apa yang kamu lakukan itu nggak bener! Calon suami kamu itu sudah punya istri dan parahnya lagi istrinya itu kakak kamu sendiri! Apa kamu sudah mikir gimana untung ruginya?"

"Cinta nggak mikirin untung rugi, Mo! Aku cinta sama dia, bahkan sangat mencintainya!" Suara Jodha mulai meninggi.

"Tapi kenapa harus sama dia, Jo? Apa nggak ada laki-laki lain yang bisa kamu cintai? Laki-laki lain yang bisa menggantikan posisinya? Laki-laki di dunia ini masih banyak, Jo!"

"Nggak ada, Moti! Sudah berapa kali aku bilang ke kamu kalau aku sangat mencintai laki-laki ini! Dari dulu sampai sekarang, bahkan sebelum menikah sama kak Salima, cintaku ke dia nggak pernah berubah! Aku sangat mencintai laki-laki itu, Mo ... cuma dia yang bisa bikin aku nyaman, cuma dia yang bisa memahami aku, apalagi aku juga sudah menyerahkan semuanya ke dia!" Kedua bolamata Moti terbelalak dan mendelik, begitu mendengar penjelasan Jodha.

"Apa kamu bilang? Kamu sudah menyerahkan semuanya ...? Maksud kamu apa, Jo?" Jodha hanya terdiam dan tidak merespon pertanyaan Moti yang mulai penasaran dengan ucapannya barusan. "Ayoo, Jo ... jawab! Kenapa kamu cuma diem aja?" tanya Moti sambil mengguncang-guncang bahu Jodha.