Tiga bulan kemudian ...
"Pak Jallal, selamat malam ... Pak Jallal belum pergi?" tanya Rukayah dari balik pintu ruang kerja Jallal, ketika dilihatnya ruang kerja pimpinannya itu masih menyala terang.
"Yaaah ... sebentar lagi aku pulang, kamu sendiri kenapa belum pergi? Kamu juga diundang kan?" Jallal balik bertanya sambil menyandarkan kepalanya di kursi kerja.
"Saya sengaja berangkat dari sini, Pak! Karena lebih dekat, kalau saya harus balik ke rumah saya dulu, kan bolak-balik jauh banget! Makanya saya pas-in jam-nya berangkat dari sini," ujar Rukayah sambil masuk ke ruang kerja Jallal dan duduk di kursi yang berada di depan meja kerja boss-nya. "Saya bolehkan duduk di sini?" tanya Rukayah sambil menghempaskan pantatnya di kursi itu.
"Silahkan!" jawab Jallal datar.
Sejak pagi tadi sebenarnya Salima sudah mewanti-wanti Jallal untuk pulang lebih cepat, karena malam ini mereka akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 2 tahun. Salima sengaja mengundang beberapa kolega dan staff kantornya untuk ikut merayakan pesta ulang tahun pernikahan tersebut sekaligus mengenalkan Salim pada para tamu.
Namun, entah mengapa sejak tadi, rasanya Jallal enggan berdiri dari kursi kerjanya. Rasanya malas untuk pulang ke rumah dan berbasa-basi dengan para tamu yang datang, itulah mengapa ketika Rukayah sudah siap hendak pergi ke pesta pernikahan Jallal dan Salima, Jallal malah masih bertahan di ruang kerjanya di kantor.
"Pak, boleh saya tanya?" tanya Rukayah yang berusaha mengakrabkan diri dengan pimpinannya ini.
Karena Rukayah merasa kalau Jallal terlalu dingin dan acuh sama karyawannya saat ini, padahal dulu Jallal begitu bersahabat dan banyak mengakbrabkan diri dengan para karyawan, ketika Rukayah masih menjadi karyawan biasa. Rukayah berusaha untuk mencuri perhatian Jallal dengan mengenakan rok span pendeknya yang cuma sejengkal di atas lutut.
Namun, rasanya semua usaha Rukayah ini sia-sia saja, Jallal tidak pernah meresponnya, jangankan merespon, meliriknya pun tidak, meskipun kadang Rukayah sengaja mengenakan blouse yang kerahnya begitu rendah, hingga menampilkan belahan dadanya yang mengintip di tengah, Jallal tetap diam saja dan bergeming.
"Aneh banget sih laki-laki ini? Sepertinya udah mati rasa semua urat syarafnya? Masa sedikitpun nggak ada reaksi dari dia, kalau cowok lain mungkin sudah nubruk aku langsung kali?" bathin Rukayah kesal.
Dan malam ini sikap Jallal pun biasa-biasa saja, ketika Rukayah duduk di kursi dengan sengaja sedikit membungkuk di depannya, hingga tidak hanya belahan dadanya saja yang terlihat, tapi sebagian daging yang menggumpal itu bisa terlihat jelas oleh Jallal. Malam ini, Rukayah memang sengaja mengenakan gaun terusan selutut berwarna putih dengan model dada terbuka, dengan sebuah tali spageti yang melingkar di bahu.
"Aneh bener laki-laki ini, bener-bener parah, mungkin kalau sampai aku naked di depannya, tatapannya mungkin tetep biasa aja, nggak bergairah atau tegang seperti laki-laki lain. Kayaknya ada kelainan ni cowok! Apa dia nggak suka cewek ya? Tapi dia kan udah nikah sama Bu Salima," bathin Rukayah penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomancePengorbanan seorang gadis demi kebahagiaan kakak dan keluarganya. Demi sang kakak, yang sakit-sakitan, Jodha rela melepas kekasih tercinta untuk sang kakak, Salima. Tapi apakah Jallal, sang kekasih, juga ikhlas menerima semua ini ? Apakah hubun...