BAB 36 - laki-laki lain

540 66 23
                                    

"Oooh ... hai, Moti! Masuklah!" ujar Jallal sambil melongok dari balik tubuh Rukayah, ketika mendengar suara pintu dibuka. Moti dan Jodha hanya tersenyum masam, lalu masuk ke dalam ruang meeting tersebut. Sementara Rukayah beralih ke kursinya sendiri, setelah selesai merapikan dasi Jallal tadi. Jodha pun bernafas lega, begitu tahu kalau Rukayah hanya merapikan dasi Jallal. 

"Untung cuma merapikan dasi!" bathin Jodha dalam hati dengan perasaan dongkol sambil menghempaskan pantatnya di kursi, diikuti oleh Moti yang duduk di sebelahnya.

"Untung cuma merapikan dasi!" bathin Jodha dalam hati dengan perasaan dongkol sambil menghempaskan pantatnya di kursi, diikuti oleh Moti yang duduk di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, semua! Apa kabar?" sapa Jallal sambil merapatkan kursinya ke meja yang ada di depannya, lalu menatap ke arah Moti dan Jodha secara bergantian.

"Selamat pagi, Pak!" sahut Moti sambil mengulas senyum, sedangkan Jodha hanya terdiam dan menenggelamkan wajahnya ke bawah, menghindari kontak langsung dengan Jallal.

"Oh iyaa, saya perkenalkan dulu ini Bu Rukayah! Mungkin Moti sudah kenal yaa?" Moti pun mengangguk. "Bu Rukayah ini adalah Direktur Personalia di kantor pusat, tugasnya tentu saja mengurusi para pegawai, itulah mengapa aku mengajak Bu Rukayah ke sini, karena di sini ada pegawai baru, yaitu Jodha," jelas Jallal sambil menunjuk ke Jodha, Jodha masih saja terdiam.

"Bu Rukayah, kenalkan ini pegawai baru kita, Jodha Hiwakuwari Putri!"

Rukayah pun berdiri dan tersenyum ke Jodha yang masih tertunduk, Moti segera menyenggol siku Jodha, membuat Jodha tersentak dan mendongak.

"Nona Jodha, kenalkan saya Rukayah!" Rukayah menjulurkan tangannya sambil berdiri di sebrang meja dan menjulurkan tangan ke Jodha.

Jodha pun berdiri lalu menyambut uluran tangan Rukayah. "Panggil saya Jodha saja!" sahut Jodha sambil menggenggam tangan Rukayah, kemudian mereka pun kembali duduk di kursi masing-masing.

"Okee, untuk kamu Bu Moti ... apa Jodha sudah diperkenalkan ke para direktur dan karyawan lainnya di perusahaan ini?"

Moti menggeleng. "Belum, Pak! Rencananya baru nanti siang, setelah makan siang, akan ada meeting dengan agenda pekenalan Jodha," sahut Moti sambil melirik ke Jodha yang kembali tertunduk dan menenggelamkan wajahnya ke bawah.

"Ooh begitu ... oke! Dan kamu sudah menyampaikan padanya, apa saja pekerjaannya?"

Moti mengangguk mantap. "Sudah, Pak! Saya sudah menyampaikan semua tugas Jodha dalam hal perusahaan ini," sahut Moti sambil melirik ke Jodha. "Saya yakin dengan kemampuan Jodha, Jodha bisa menghasilkan rancangan pola atau motif pada kain produksi kita lebih menarik lagi." Jodha hanya tersenyum tipis sambil mendongak dan menatap ke depan.

"Yaaa ... kita lihat saja! Yang pasti asal kamu tahu Jodha, kontribusi kamu di perusahaan ini, berkat rekomendasi dari Moti sebagai manajer produksi. Moti bilang kalau perusahaan textile kita ini butuh orang yang expert dan capable dalam rancang pola atau motif kain dan Moti menyebut namamu sebagai orangnya. Jadi kami berharap, kamu bisa memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan ini!" ujar Jallal dengan suara tegas dan penuh penekanan.

SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang