Pengorbanan seorang gadis demi kebahagiaan kakak dan keluarganya.
Demi sang kakak, yang sakit-sakitan, Jodha rela melepas kekasih tercinta untuk sang kakak, Salima.
Tapi apakah Jallal, sang kekasih, juga ikhlas menerima semua ini ?
Apakah hubun...
Sesaat Jodha terpaku dan tubuhnya terasa membeku, ketika Salim berteriak lantang memanggil namanya sambil berlari ke arah Jodha yang baru turun dari mobil bareng Sukaniya dan Surya di tengah halaman depan.
Secara naluri, Jodha segera merendahkan tubuhnya, hingga berlutut agar tingginya sama persis seperti buah hatinya yang telah lama berpisah darinya. Jodha pun memeluk bocah kecil itu erat, ketika tangan-tangan mungil Salim memeluknya pertama kali. Jodha rindu akan momen seperti ini.
Lama Jodha merapatkan tubuhnya ke tubuh Salim, seakan-akan Jodha tidak ingin melepaskan pelukkannya itu, pelukkan yang selalu dirindukannya selama kurang lebih beberapa tahun ini.
"Apa kabar, sayang ... sudah besar kamu sekarang yaa, semakin tinggi aja!" ujar Jodha sambil semakin merapatkan pelukkannya di tubuh mungil Salim, saat itu Dedeh, babysitter yang merawat Salim berdiri di belakang Salim, sedangkan Sukaniya dan Surya berdiri di belakang Jodha. "Kata Tante Sukaniya, kamu udah masuk SD yaa?" Jodha bisa merasakan Salim mengangguk dalam pelukkannya.
"Dulu ... waktu kamu liburan ke Paris sama Mama, belum setinggi ini yaa ... sekarang udah tinggi banget!"
"Tante ... bisa lepas pelukkannya?" Jodha tersadar kalau masih memeluk Salim begitu erat. "Tante, nangis?" tanya Salim ketika Jodha melepaskan pelukkannya lalu menyeka ujung matanya yang berair.
"Nggak ... Tante nggak nangis, ini cuma kelilipan aja, sepertinya ada debu yang masuk ke mata, Tante," ujar Jodha sambil mengulas senyum manisnya dan menatap Salim lekat.
"Sini, aku tiupin!"
Tiba-tiba Salim memegang salah satu mata Jodha yang katanya kelilipan tadi, lalu melebarkan kelopak mata Jodha dan mulai meniup-niupkan mata Jodha dengan bibirnya yang kecil. Jodha jadi terharu melihat perhatian Salim yang sepertinya kelihatan sepele. Namun, buat Jodha, hal itu sangat berarti.
"Terima kasih, sayang ... Tante sudah nggak kelilipan lagi kok!" Jodha lalu mencium kedua pipi Salim yang chubby.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jodhaaa! Kok berdiri di situ aja? Ayoook, masuk!" teriak Salima dari teras depan sambil berjalan menghampirinya.
"Kak Salima ..." Jodha lalu berdiri dan memeluk Salima erat. "Apa kabar, Kak? Kakak sehat-sehat saja kan?"
Salima mengangguk. "Aku sehat, Jo ... bahkan sangat sehat! Seperti yang kamu lihat ini! Kamu sendiri gimana? Mana nih calon suami kamu? Kok nggak diajak?" tanya Salima sambil melihat ke kanan dan ke kiri, seperti mencari-cari sesuatu.
"Calon suami apa ...? Kakak ini ada-ada aja! Nggak ada lagi! Ayook, aah ... masuk! Ibu mana? Ayoo Salim, kita masuk!"
Jodha bergegas masuk ke dalam rumah besar itu sambil menggandeng tangan kecil Salim yang tersenyum manis untuknya, persis seperti senyuman Jallal lalu berjalan bersisian bareng Salima, sedangkan Sukaniya dan Surya mengekor di belakang mereka.