BAB 27 - skandal

540 53 4
                                    

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Tante Gulby, Jodha hanya bisa terdiam, membisu sambil menahan tangis di dalam dada. Dadanya terasa sakit, begitu pula perutnya yang tiba-tiba sering mengencang dengan sendirinya. Jodha berharap si kecil yang berada dalam kandungannya baik-baik saja, mungkin cuma karena kelelahan, sehingga perutnya mengencang, harap Jodha cemas.

Sementara Bu Meinawati dan Tante Gulby silih berganti memberikan nasehat yang tiada henti ke Jodha, berkali-kali Bu Meinawati mengingatkan Jodha akan janjinya dulu yang tidak akan berhubungan lagi dengan Jallal dan membiarkan Salima merajut tali pernikahannya dengan mantan pacarnya itu.

"Jo, berikan ponsel kamu ke Tante Gulby! Mulai hari ini kamu pakai ponsel yang baru dan nomer yang baru!" ujar Bu Meinawati dengan nada ketus sambil menyodorkan sebuah kotak handphone keluaran merk terbaru, ketika mereka baru saja tiba di rumah Tante Gulby.

Jodha kaget dan tercengang. "Tapi, Bu ... semua nomer ponsel teman-teman Jodha ada di ponsel ini!" sahut Jodha sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

"Untuk sementara kamu nggak usah berhubungan sama teman-temanmu dulu! Kamu juga nggak akan kuliah dulu untuk satu semester ke depan, sampai bayimu berusia 6 bulan!"

Suara Bu Meinawati terdengar begitu dingin dan datar sambil mengambil ponsel Jodha dengan paksa, lalu menaruh kotak handphone baru itu di tangan Jodha.

"Apa ...?" Jodha semakin tidak mengerti dengan rencana ibunya.

"Iya, Jo ... Ibumu dan Tante sudah mengajukan cuti satu semester ke kampusmu untuk kamu. Karena kami rasa, kamu pasti bakal repot dan nggak bisa fokus sama kuliahmu kalau bayimu sudah lahir nanti. Kamu bisa ngerti kan?" Tante Gulby ikut menimpali ucapan Bu Meinawati dengan nada yang sedikit bersahabat.

"Itulah kenapa ... Ibu bawa Mbok Inah ke sini. Dia yang akan mengurus semua kebutuhanmu selama kamu hamil ini dan dia juga akan ikut mengurus bayimu!"

"Jadi ... Ibu dan Tante sudah merencanakan ini semua?"

"Yaa ... tentu saja! Kami harus merencanakan ini semua, agar semuanya bisa berjalan kembali normal! Karena kami semua, termasuk juga Bapakmu ... nggak mau skandal ini terbongkar sampai ke telinga Salima!" ujar Bu Meinawati penuh penekanan.

"Apa ... skandal?"

"Yaa ... skandal! Nama seperti apa yang akan kamu sebut untuk hubungan kalian berdua yang penuh intrik dan nafsu semata itu? Kalau bukan skandal!"

"Tapi, Ibu ... kami berdua menikah berdasarkan cinta bukan karena nafsu semata, kami berdua saling mencintai dan anak yang kukandung ini adalah buah cinta kami!"

Jodha tidak terima kalau hubungannya dengan Jallal disebut sebagai sebuah skandal oleh keluarganya sendiri.

"Tapi apa yang kamu lakukan itu bukanlah hal yang benar, Jodha! Kamu telah melanggar norma-norma adat ketimuran keluargamu sendiri!"

Bu Meinawati mulai meradang, nada suaranya terdengar penuh amarah. "Selama ini mungkin kamu merasa apa yang kamu lakukan itu adalah benar! Tapi semuanya salah! Salah besar! Dan semua itu karena kamu telah dibutakan oleh cinta! Atas nama cinta, kalian berdua menghalalkan segalanya!"

"Kak ... sudah ... sudah, Kak ... sabar ... sabar ... ingat kesehatanmu ..." Tante Gulby berusaha menenangkan kakak sepupunya yang mulai tidak bisa mengontrol emosinya, Bu Meinawati pun menurut dan mencoba menarik nafas dalam-dalam agar emosinya stabil kembali sambil menghempaskan tubuhnya di sofa. Sementara Jodha hanya bisa terdiam sambil menahan rasa sakit diperutnya yang kembali mengencang.

"Sudah, Jodha ... kita lanjutkan lagi pembicaraan ini nanti, sekarang Tante akan antar kamu ke kamarmu. Ayoook ... kamu juga butuh istirahat kan?" ujar Tante Gulby sambil merangkul bahu Jodha. "Kak, aku antar Jodha ke kamarnya dulu yaa ... nanti aku balik lagi." Bu Meinawati hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang