"Karena kini, yang datang telah pergi. Yang singgah telah mengkhianati."
Dari: 'Katherine'.
....Gelap.
Izura baru saja terbangun dari kegelapan di matanya. Kini yang dia lihat adalah ruangan bernuansa putih dengan seorang pemuda yang sangat dia kenal duduk di sampingnya.
Pemuda itu hanyut dalam lantunan musik di headset telinganya, siapa lagi kalo bukan Darren.
"Da-darren," lirih Izura. Darren tersentak hingga cepat-cepat membuka headset tersebut dan menatap Izura lekat. Izura menatapnya dalam, berharap ada raut kekhawatiran di mata itu.
"Kenapa?"
"A-air," ucap Izura lagi.
Tanpa ba bi bu, Darren segera mengambil air, membantu Izura duduk dan memberikan Izura minum. Kepala Izura bahkan tersanggah tangan kokoh Darren, nyaman.
"Lo gpp?"
Izura kembali berbaring lemas, tetap mempertahankan senyuman indahnya. Dia tak ingin Darren khawatir. "Gpp."
Mungkinkah yang Izura pikirkan benar, apa orang yang telah menyelamatkan Izura adalah Darren. Senyum Izura terbit kala memikirkan itu. Jika benar yang menolongnya dalah Darren, apakah mungkin Darren telah menyukainya?
"Darren, gue boleh minta tolong."
"Apaan?" tanya Darren lembut.
"Tolong panggilin dokter cinta buat gue. Keknya hati gue bocor nih gara-gara liat elo."
Plak.
Darren menepuk jidatnya pelan, dia langsung menempelkan punggung tangannya di kening Izura. Sontak perlakuan itu membuat Izura mematung, pipinya memanas. Astaga jantung, Izy!
"Lo panas pantesan gesrek."
Izura malah bengong dengan perlakuan Darren barusan, melongo dengan deru jantung berkoar-koar minta ditenangkan. Perbuatannya itu malah membuat Darren khawatir. Diam membisu dengan wajah memerah.
"Lo kenapa?"
Tetap tak bergeming.
"Izura lo sakit? Izy jawab," tegur Darren duduk bersimpuh di samping Izura. Mengguncang pelan bahu Izura dengan tangannya. Matanya menerawang masuk ke dalam netra Izura yang seterang sinar rembulan.
"Zy, jangan bikin gue khawatir lagi," hardiknya kali ini.
Izura tersadar, namun dengan rona merah merekah dipipinya, "lo gpp hem?" tanya Darren pelan serta sedikit lembut. Dan jangan lupakan tangan pemuda itu yang mengelus pelan kepala Izura.
Ingin rasanya Izura berteriak sekencang mungkin kala ini. Tapi apa boleh buat, reaksinya hanya diam tak berkutik.
"Gu-gue," Izura terbata.
"Ada yang sakit? Bentar gue panggilan dokter."
Demi apapun Izura berteriak histeris di dalam hatinya, "WHATT , DARREN PERHATIAN KE GUE YA ALLAH. AAA GUE BAPER PLEASE GUE BAPER."
"Ga usah!," Izura menahan pergelangan tangan Darren lalu berbisik, "boleh gue peluk elo."
Tanpa Izura duga ternyata respon Darren sangat menakjubkan. Pemuda itu berjalan ke arah Izy, menarik tangan Izura dan mendekap tubuh mungil Izura. Mengelus kepala Izura lembut. Menyisakan ketidak warasan bagi Izy. Sungguhkah ini? Dekapan hangat yang sangat diidamkannya.
Andai ini bukan mimpi.
"Cubit gue Darren."
"AAA SAKIT," rintih Izura dipelukan hangat Darren. Izura memukul pelan tangan Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Teen Fiction"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...