26. Pelukan dari sahabat

92 29 99
                                    

"Kehilangan paling sakit bagi gue bukan ditinggal seseorang. Tapi, masih bersandar pada afeksi yang jelas jelas telah lenyap."

~Izura Anara Liza

"kalo semisal candaan elo, tawa lo dan keusilan lo berhenti, dunia akan kehilangan sesuatu."

~Simon Erlangga
.....

Katherine
Lo mau liat hal menarik?
Datang ke pekarangan

Izura menatap datar layar ponselnya. Barusan adalah pesan singkat dari Katherine, entah apa yang mau dilakukan kakaknya kali ini pagi pagi seperti sekarang.

Dengan malas, Izura berjalan kearah pintu utama, membuka knock pintu lalu terperanjat kaget saat menyaksikan adegan di pekarangan rumahnya. Seorang pemuda tengah berlutut dihadapan wanita yang amat Izura tidak sukai-katherine.

Izura berjalan gontai, melihat lebih jelas adegan itu. Matanya tidak salah lihat, itu benar-benar Darren. Sekejap Izura menutup kelopak matanya enggan, berharap hanya mimpi. Namun itu sia-sia. Nyatanya ini bukanlah mimpi semata.

"Lo mau kan jadi pacar gue? Gue emang bukan Dery, tapi gue siap jadi apa yang elo suka."

Pahit.

Izura mati-matian menelan air liurnya. Dengan sangat congkak, Katherine tersenyum miring pada Izura lalu menerima uluran tangan Darren. Tangan itu segera dikecup manis oleh Darren. Katherine terkekeh, mengejek Izura yang hanya diam bagai pahatan patung yunani.

Adegan itu jelas terekam dimemori Izura, berbekas dan tak akan terlupakan.

"Iya gue mau," jawab Katherine mantap. Darren langsung saja berdiri, menggenggam jemari Katherine lalu membawa tubuh kakak Izura dalam dekapan hangat yang selalu Izura dambakan.

Astaga.

Izura menutup tak percaya mulutnya, bahkan rongga tenggorokannya kini terasa kering. Sekering air matanya, Izura tak mampu untuk menangis, terlalu kaget dengan apa yang terjadi.

Darren bahkan tak menyadari ada Izura dibelakangnya. Menatap kedua orang itu dengan nanar. Hatinya hancur luluh lantah, habis tak berbekas. Cintanya berpendar hilang bersamaan dengan pelukan itu.

Matanya dia pejamkan, mencoba menetralisir perasaan sesak yang tengah dia rasakan. Kepalan tangan Izura terkepal erat bersama mengerasnya rahang kokoh Izura.

Untuk kesekian kalinya Izura kembali ... terhempas.

Jatuh tanpa lupa caranya berdiri.

Izura kehilangan segalanya.
Cintanya bahkan perasaannya.

.
.

"Kenapa lo? Muka lo kusut banget neng, defresi ya elo?" canda Simon ikut duduk di sebelah Izura. Mereka kini sedang berada di rumah Simon, bahkan lebih tepatnya di teras depan rumah Simon. Tak ada sahutan dari sang sahabat.

Izura tetap diam menatap lurus ke depan. Yang sebenarnya entah apa yang dia tatap.

"Lo kenapa, Piggy?"

Tetap sama, tak ada jawaban dari gadis di samping Simon. Bahkan ekspresi riang ceria Izura kini redup dari sudut matanya.

Izura seperti mayat-hampa.

"Woi jangan nakut nakutin gue Zy! Elo kenapa? Ada masalah? Kalo ada cerita sama gue, sapa tau hati lo tenang. Iya gak?"

Simon menggaruk tengkuknya aneh. Kenapa dengan Izura? Pikirnya? Hadis itu berubah jadi patung yunani kuno. Diam tanpa bergerak.

Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang