Suara riuh orang-orang saling bersahutan. Silih berganti meneriaki tim yang didukung, begitupun Izura, Katherine Darren dan Simon. Mereka ikut menonton karena pertandingan diselenggarakan di lapang dekat rumah Simon. Masih satu kompleks.
Izura mencuri-curi pandang pada Darren selama pertandingan, kadang saat netra mereka beradu, keduanya tersenyum penuh makna. Izura tak risih juga dengan Katherine yang bergelayut manja di lengan Darren. Posisinya saat ini adalah, Katherine di tengah-tengah Darren dan Izura.
Sedangkan Simon sendiri tengah membeli minum sebentar. Izura terhenyak saat tangan kirinya digenggam oleh Darren. Tangan kekar nan hangat milik pemuda idamannya.
Izura jelas saja tersentak. Sudah tahu ada Katherine diantara mereka tapi Darren tetap saja melakukan hal begitu, membuat Izura benar-benar was-was.
"Darren!" bisik Izura memelototi Darren. Tak mau sampai Katherine menangkap suaranya.
Pria itu malah tersenyum bodoh dan semakin erat menggenggam tangan tersebut. Seolah menyalurkan rasa sayangnya terhadap Izura. Dia tahu hubungan ini salah, tapi Katherine yang lebih salah. Kenapa perempuan itu hadir dikehidupan Izura beserta Darren. Ini membuatnya lebih rumit.
Ada sedikit ambisi dihati Izura saat ini, tentang perasaannya. Dia tak mau melepas Darren walaupun kenyataannya ia tahu bahwa Darren pacar Katherine. Apakah Izura salah?
"Izura," panggil Simon lirih. Sontak genggaman tangan Darren segera Izura lepaskan.
Izura menemukan Simon di belakangnya dengan tatapan yang tak bisa dia baca. Nampaknya Simon mengetahui apa yang baru saja Izura lakukan. Keringat dingin mulai timbul pada pelipis Izura.
"Mo, lo dari kapan ada di situ?" tanya Izura penuh khawatir.
"Sejak elo mesra-mesraan. Gue cabut dulu, bay semuanya."
Katherine menoleh dan menatap Simon aneh, "temen lo kenapa Zy? Kok udah pulang. Biasanya dia yang paling semangat tuh."
Izura hanya menggeleng. Bibirnya terkatup rapat, matanya memejam lama. Inilah yang dia takutkan. Hubungannya telah Simon ketahui, betapa risau hati Izura saat ini. Bagaimana jika Simon mengatakan semuanya pada Katherine. Izura risau.
Ini bukan salah Izura sepenuhnya kan?
.
.Melamun.
Satu kata yang tengah Izura perbuat siang ini. Temannya bahkan dibuat bingung dengan perubahan sifat Izura. Terutama Tresa, dia merasa kesepian karena tidak adu mulut dengan Izura.
Pelajaran Fisika pun Izura lalui dengan banyak bengong, sampai-sampai ditegur guru. Seolah Izura kehilangan motivasi hidupnya.
"Izy, lo kenapa sih? Gue ga suka liat elo kek gini. Biasanya bawel sekarang kok diem seribu bahasa," cerocos Tresa menepuk pelan bahu Izura. Bel istirahat sudah berdering lima menit yang lalu.
Liliack yang biasanya masa bodo pun kini ikut bicara, "patah hati lo?"
"Gue gpp kok. Lebay amat lo pada, dahlah kita ke kantin. Lapar gue," kilah Izura berbohong. Gelagatnya aneh hingga dapat diketahui langsung oleh Kedua temannya.
"Lo pikir kita ga bisa liat mana orang yang seneng sama mana orang yang sedih. Jelas-jelas tingkah elo mengatakan bahwa elo lagi ada masalah."
Liliack menambahkan, "marahan sama Angga?"
Izura mendengus, tebakan Liliack selalu saja hampir sama dengan kenyataan. Atau jangan-jangan temannya ini sebenarnya seorang cenayang. Entahlah, Izura bingung. Kepalanya ingin dia istirahatkan sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Teen Fiction"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...