Belum sempat mereka berbahagia, Dokter datang dengan raut wajah penuh Khawatir pada semua orang diluar sana. Dokter itu terburu buru dalam berucap.
"Pasien ... sudah sadar."
Semua orang berhambur menuju ruang rawat Simon. Diawali oleh Izura sampai semua orang dapat masuk ke sana dan menyaksikan Simon yang nampaknya agak bingung.
Izura segera menubruk tubuh Simon dan membenamkan wajahnya di dada bidang pemuda itu. Menyesap aroma mint milik Simon yang telah menjadi candu bagi Izura. Dia menangis seiring mengeratnya pelukan pada Simon. Yang dibalas elusan pelan dikepala Izura.
"Maafin gue Mo, maafin gue. Gue gak bisa kehilangan elo, ga bisa, gue ga bisa kehilangan lo, Mo. Gue ga mau lo pergi, gue ... ga mau lo pergi," ulang Izura berkali-kali menyiratkan kebingungan dibenak Simon.
"L-lo siapa?"
Degh!
Semua mata tercekat. Begitupun Izura, dia melerai pelukan itu dengan air mata yang tak bisa berhenti dia bandung. Meripuli bahkan hampir pingsan jika tak ditahan oleh ayahnya Simon. Sunggukah Simon telah kehilangan ingatannya?
"Lo lupa sama gue Mo? Lo ga mungkin lupa sama gue. Gue Izura, gue temen lo." Izura mengguncang pelan bahu Simon. Bukannya aneh Simon malah terkekeh dan menggeleng.
"Gue bercanda."
Izyra memukul perut Simon agak keras, "lo bikin kita khawatir."
"Aduh sakit, Zy."
Izura kembali kaget, dia mengelus perut Simon dan meminta maaf. Dia menghapus jejak air matanya, menatap Simon penuh kerinduan. Simon membalasnya dengan mengelus pelan rambut Izura yang hitam legam seperti matanya. Sedangkan tangan Simon yang lainnya telah terjerat dalam perban.
"Gue sayang elo, Simon," lirih Izura tertahan saat merasakan elusan dikepalanya. Bukannya menjawab Simon malah memeluk Izura lebih erat, membuat Izura berdegup tak karuan. Pipinya memanas lagi.
Simon menenggelamkan wajahnya diceruk leher Izura. Mengistirahatkan kepalanya yang terasa sakit nan ngilu. Dia memejam dan mendapat ketenangan di bahu Izura. Nyaman.
Keduanya merasakan hal sama. Darah berderis cepat disekujur tubuh dengan degupan jantung yang tak seirama. Harum vanila menjajiki penciuman Simon tanpa permisi. Keduanya berpelukan, saling melepas rindu yang membeludak erat.
"Gue juga sayang elo, Pighie."
Izura mengerucut sebal, "lo sayang gue apa sayang babi sih?" Simon mengurai pelukannya dan menemukan mamah dan papahnya yang tersenyum bahagia.
"Keduanya."
"Gila-nya kambuh ya Allah." izura mengeleng-geleng acuh. Tanpa sadar rona merah dipipi Izura kembali hadir karena celetukan tak bermutu dari Zael.
"Tembak dong. Jadian dong, ah ga asik nih."
Rasanya Izura baru saja memakan cabai sebanyak mungkin hingga pipinya panas dan memerah. Membuat semua orang terkekeh melihat ekspresi Izura yang tersipu malu.
"Gue ga bisa pegang pistol. Nanti kalo udah jadi polisi baru gue belajar nembak."
Zael menepuk jidat, "maksudnya kalian jadian dong. Ayooo!"
"Ayo dong!"
"Jadian, jadian jadian jadian. JADIAN JADIAN." sorak sorai semakin terdengar. Kian membuat Izura tersenyum kecut dengan malunya. Simon menggapai tangan Izura dan menggenggamnya pelan.
Keadaan tiba-tiba menjadi sunyi.
"Gue ga bisa nembak elo. Gue juga ga bisa jadiin elo pacar gue, " Izura menunduk dalam, "gue cuma mau lo jadi temen gue. Temen sampe ke pelaminan kelak. Lo mau kan jadi pendamping gue."
Deg!
Izura mengengguk antusias. Keduanya ditepuk tangani oleh seisi ruangan, saling sorak dan mencibir. Izira tersenyum, menggenggam lebih erat tangan kekar itu. Walaupun terbaring tak berdaya namun kecerian terpampang jelas diwajah Simon yang rupawan.
"Jadi ini kita pacaran ga sih?" tanya Simon polos yang diangguki Izura yang langsung menoyor bahu Simon agak keras. Izura terkekeh, dia memang telah benar mau memilih Simon, karena buktinya bersama dia Izura dapat bahagia.
Perasaan yang tak pernah Izura rasakan bersama Darren mampu Izura rasakan saat dengan Simon. Perasaan terlindungi dan bahagia, seakan beban hidup Izuta terlepas saat bersma Simon.
Semuanya tertawa, lepas dan bahagia.
Kisah ini telah tuntas. Tapi, ingatlah bahwa ini bukan akhir. Namun awal perjuangan cinta mereka.
Karena sejatinya, selalu ada awal baru setelah akhir yang panjang.
.
."Tamat"
Hwaa😭
Cerita ini udah bener-bener tamat. Aku ngebut banget pas tamatin ini cerita atuu.Gimna respon pendapat kalean setelah baca cerita ini?
Apa yang mau disampaikan ke Izura?
Apa yang mau disampaikan ke Simon?Ada yang mau nyampein sesuatu ke author🤣
Tenang aja, aku udah buat squel Izura ini. Judulnya 'Rotasi'.
Jeng jeng jeng!!
Di sini juga belum berakhir kisa mereka. Karena masih ada epilog serta eksta chap-nya hehe.
Jadi. Stay tunee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Teen Fiction"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...