24. Notenya bukan punya Ketty

86 28 74
                                    

"Keburukan dibalas kebaikan akan berujung manis. Sikap dinginnya dibalas keceriaan akan berujung romantis."

Dari: 'Izura'


"Gimana keadaan lo, kak?" tanya Izura ikut duduk di sebelah sang kakak. Televisi di depan mereka sama sekali tak diperhatikan. Perasaan Izura semakin menghangat untuk Katherine.

"Kaya kemarin, hati gue masih sakit. Gak nyangka aja gue sama kak Dery. Bisa setega itu dia sama gue." Memang Katherine bodoh. Masih mencintai orang seperti Dery, tapi, ia punya sebuah alasan mengapa hatinya se sesak itu. Sebuah kenyataan yang telah terpendam. Maka, saat Dery benar-benar meninggalkannya terpuruk lah Katherine.

Izura tersenyum tulus, menepuk pundak Katherine pelan. "Lupain aja kak, biarin yang udah berlalu. Jalani yang akan elo lalui."

"Lagian gue udah buka hati lagi kok sama seseorang. Eh btw, gimana buket mawar nya? Hari ini lo nerima itu buket lagi gak?" Izura mengaruk belakang kepalanya kikuk. Memang benar, setelah diterimanya mawar pertama ke rumah Izura. Mawar itu setiap hari akan datang, tanpa pengirim. Masih segar, dengan harum bunga alami.

Sudah menggunung buket-buket itu di kamar Izy, dan masalahnya si pengirim belum dia temukan. Walaupun sebenarnya Izurra tengah mencurigai seseorang—tetangganya.

"Gue heran kak, siapa sih yang ngirim itu mawar. Kamar gue udah kewalahan nampungnya."

"Pens elo kali."

Izura terkekeh, nyatanya Katherine tak seburuk perkiraan Izura. Mungkin karena mereka tidak terlalu dekatlah pemicu ketidak harmonisan hubungan itu. Seburuk apapun ikatan adik dan kakak akan tetap ada perasaan kepedulian. "Yakali, gue bukan artis."

Tok ... Tok

Suara ketukan pintu menyadarkan kedua adik kakak itu. Izura segera saja beranjak dan membuka pintunya. Betapa terkejut nya dia saat orang itu adakah Darren.

"Tumben lo main ke rumah gue. Yaudah ayo masuk, gratis kok."

Darren mengikuti Izura dari belakang. Ikut duduk juga bersama Katherine juga Izura. Pemuda itu mengeluarkan sebuah coklat dengan pita merah ditengahnya. Izura terkesiap.

Senyum Izura merekah melihatnya, dia berpikir pasti coklat itu untuknya. Dengan malu-malu Izura menggaruk tengkuk, menunggu Darren mengatakan sesuatu. Hatinya bahkan berdebar tak karuan.

"Ini buat lo."

Perkataan tulah yang Izura tunggu, dengan wajah cemerlang Izura menoleh. Hatinya tiba-tiba tertikam. Sakit namun tidak berdarah. Betapa sesak saat orang yang ia idam-idamkan menyukai ... kakaknya sendiri. Kenapa Izura baru menyadarinya?

Yang Izura lihat adalah Darren sedang memberikan coklat itu pada Katherine, Darren bahkan berjongkok dengan tangan saling bertautan bersama Katherine.

Kuatkah Izura menampik perasaannya?

Matanya kian memanas seiring dentuman menyesakan itu mendobrak keteguhan hatinya. Bukan pada pemberian coklat itu tapi ucapan Darren setelahnya.

"Gue tau kok, Ketty. Elo kan yang ngirimin gue notes-notes itu, gue suka. Ini hadiah kecil buat elo."

Katherine menilik mata Izura lekat, ada sedikit keraguan pada Katherine. Dia bukannlah pengirim notes itu, bahkan dia tahu siapa orang dibalik pengiriman notes Darren. Sebuah fakta yang disembunyikan dari Darren.

Sesak, Izura merasa dadanya tertohok besi ribuan ton. Tak bisa bangkit, bahkan untuk bernapas pun sulit. Di mana orang yang dia cintai juga mencintai kakaknya. Mungkinkah jika begini Izura tetap bertahan?

Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang