"Usia bukan pengukur batas kedewasaan seseorang. Yang lebih muda bahkan bisa saja menjadi bijak seiring waktu."
Dari: 'Izura'
....(Part kali ini panjang. Sepanjang jalan tol di Jakarta. Khusus karena sudah mencapai 1K pembaca. Horeee🥳.
Part kali ini lah perayaannya.
Happy reading.)"Izy pulang," ucapnya tanpa semangat. Lelah yang dia rasakan benar-benar merambat ke sekujur tubuh. Pegal dan capek.
"Izura, kamu dari mana aja? Loh? kakakmu mana?" pertanyaan itu terlontar dari Amara—ibu Izura. Terpancar raut kekhawatiran di matanya
"Izy habis main sama Darren, tadi tuh Izy bareng sama kak Ketty kok. Cuma ... dia ga tau kemana. Ngilang gitu aja, udah dicari tapi ga ketemu, Bu."
"Ya allah izy, ibu udah bilang kan sama kamu. Jagain kakak kamu, ini udah hampir maghrib dan kakakmu belum pulang. Apa kata orang?"
Izura tersenyum cerah, mencoba menenangkan ibunya. Dia bahkan membawa Amara duduk di sofa dengan tangan saling bertautan.
"Tenang aja bu, kak Ketty enggak sendiri kok."
"Apa? Sama siapa dia?"
"Sama kak Dery."
Tuk.
Amara menepuk jidat putri bungsunya pelan. Cukup membuat Izura meringis sakit. "Aduh Ibu, kok digetok sih, benjol ntar kepala Izy."
"Kamu itu bodoh apa bodoh sih. Ayahmu kan udah bilang buat kalian ga deket-deket cowo itu lagi. Ngeyel kalian ini."
"Mana Izy tau. Marahin aja kak Ketty, kok malah marahin Izura sih," protes Izura malas. Gadis itu melenggang menjauhi Amara dengan umpatan-umpatan kecil di mulutnya yang hanya ditatap aneh oleh Amara. Izura menjejakkan setiap langkah dengan keras, bahkan berdentum di seisi rumah. Kesal bukan main saat Amara malah memarahi Izura atas kesalahan Katherine.
Amara terhenyak saat putrinya dengan sengaja membanting pintu dengan keras. Menimbulkan suara yang teramat keras mengagetkan Amara.
"Izy kenapa, Bu?" tanya Radana yang baru keluar dari toilet. Menatap Amara meminta penjelasan.
"ANAK AYAH NGAMBEK TUH. GARA GARA AYAH SIH," bentak Amara lalu meninggalkan Radana dengan 100 pertanyaan dibenaknya.
"Kok yang disalahin Ayah sih."
Di sisi lain, Izura malah terkekeh mendengar pertengkaran kecil Ayah dan Ibunya di bawah sana karena ulah dia sendiri. Izura teringat sesuatu, dengan semangat dia mengambil ponsel dan merebahkan tubuh penat itu di kasur. Nyaman.
Tubuhnya terlentang dengan tangan menari nari di layar ponselnya.
Izura_AnLi
Darren
Lo tau gak kalo ternyata matahari itu panas loh.Darren_
Lo begoIzura_AnLi
Alhamdulillah gue masih waras sekarang.
ga tau deh kalo
Besok.Darren_
O ajaIzura_AnLi
Jawab pertanyaan gue Darren!
Lo tau gak klo ternyata
Matahari itu panas?Darren_
TahuIzura_AnLi
Kenapa gue kepanasan deket elo
Padahal elo bukan matahari.Darren_
Krna gw gantengTawa Izura pecah, dia terpingkal pingkal di sana. Ternyata Darren lebih kocak dari apa yang dia pikirkan. Walaupun jawabannya hanya seupil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Ficção Adolescente"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...