"HWA FIRST KISS GUE," pekik Izura histeris. Tangannya spontan masih bertengger dimulut Izura. Bibirnya pun masih merasakan bekas lembutnya bibir Simon. Dan pria itu hanya diam dengan mata mengerjap. Keduanya kaget bukan main.
Cekrek.
"Bagus nih buat jadi info ter'hot' bulan ini. Wah gue upload ah," celetuk Zael sambil jemarinya menari-nari di layar ponsel. Izura segera berusaha merampas handhpon itu tapi Zael sudah lebih dulu mengklik tombol kirim.
"ZAEL KETERLALUAN LO!"
Izura berbalik, netranya tak sengaja berpapasan dengan Simon, pandangan mata sahabatnya itu melembut. Memporak porandkaan detakan jantung Izura yang rasanya tersengat listrik beribu volt. Perasaan hangat merambah menjelajahi pipinya.
"CIE BLUSHING CIE," teriak Zael menggoda keduanya.
.
."SIALAN!" maki seorang gadis berambut coklat kepirang-pirangan itu setelah menonton video di ponselnya. Wajahnya memerah menahan amarah, jika saja temannya tidak datang memberi dia minum mungkin gadis itu sudah terbakar api emosinya sendiri.
"Kenapa lo?"
Gadis itu tersenyum miring, "gue mau bikin perhitungan sama tu anak."
.
.Disisi lain ada Izura dengan sejuta rasa malu ditubuhnya, bagaimana tidak? Seisi kantin sedari tadi terus saja menggoda dia dan Simon yang kebetulan sahabatnya itu sedang makan di bangku pojok kanan. Berlawanan arah dengan Izura.
"Ais, anak-anak kenapa sih? Dari tadi terus aja nge'ciecie'in gue sama Simon. Risih gue," celoteh Izura memukul meja agak keras. Membuatnya meringis. Tresa dan Liliack memilih bergidik tak tahu dan melanjutkan makanan mereka.
"Kalian denger gue kan?"
Tak ada sahutan.
"Kok kalian kacangin gue sih," geram Izura bangkit lalu menyipit pada keduanya. "NYEBELIN!"
Izura tak peduli terhadap orang-orang lagi. Dia menghentak-hentakan kaki menuju ke arah Simon, tangannya terkepal sempurna. Seolah semua beban dia simpan di genggamannya. Erat. Izura menarik paksa lengan Simon, semakin membuat seisi kantin ribut dengan siulan di sana sini.
"Wah mereka beneran pacaran yah?"
"Pacaran tuh pasti."
"Kegatelan deh si Izura, cantikan juga gue."
"Uwoo cocok."
"Neng, aa patah hati nih."
"Ga cocok, harusnya tuh si Izura sama gue. Biar macho."
"NGIMPI LO."
panas sudah telinga Izura karena cibiran tak berpaedah orang-orang. Tak tahulah dia bahwa kemarahanannya berepek pada tarikannya ditangan simon. Pemuda itu meringis, Izura belum sadar bahwa Simon kesakitan.
Sampai pada akhirnya Izura berhenti di loker dan mengunci tubuh Simon dengan tangannya. "Zy ... tangan gue," lirih Simon meratapi nasib.
Izura gelagapan dan melepasnya cepat. Juga membiarkan kuncian tangan dia pada Simon, "sorry."
"Lagian elo kenapa Zy? Kaya dikejar lentenir aja, lo marah ke siapa tapi ngelupainnya ke siapa juga. Gue kan yang kena."
"Lo protes," sembur Izura bertolak pinggang. Matanya menikam tajam tepat ke manik mata Simon dengan garang, sempurna.
"PMS lo, marah-marah mulu."
"Bilangin sama temen lo si kembar begajulan itu buat hapus video kita kemarin. Itu ga sengaja, kenapa dia upload sih. Lo marahin mereka DONG!" Izura terlalu berambisi hingga tubuhnya limbung. Menubruk tepat dada Simon yang tengah menyender di loker. Posisi mereka sekarang nampak seperti tengah saling memeluk. Padahal Izura tidak sengaja.
Izura kaget. Jantungnya serasa meroket bagai loler coaster dari tempatnya. Lututnya sendiri rasanya bagai diloloskan seacara perlahan. Lemas. Izura tak mampu berkutik.
Sampai telinganya menangkap sayup-sayup suara seseorang, "mereka pacaran yah?"
"Iya katanya sih gitu, masa mau ngapel di loker sih. Malu-maluin."
"Namanya juga anak SMA."
Simon menatap gadis-gadis yang membicarakannya itu dengan tatapan dingin menusuk, "usurin hidup lo sendiri. Lo ngurusin hidup kita lagi jangan ngimpi bisa bangun besok hari."
"Kabur ah si Angga tukang santet."
"Huh, DUKUN SANTET LU." Kedua gadis itu pergi setelah mengatai Simon seenak jidat.
Izura masih tetap di posisinya. Bukan karena apapun, namun Izura masih shock. Menyender pada Simon, seketika aroma daun mint memenuhi penciuman Izura. Ketika tangan Simon membalas pelukannya, Izura berontak, "lo mau perkosa gue kan? Ngaku lo, ngaku."
"Bukannya elo yang duluan nubruk gue."
Izura tersipu, "hhehe."
"Disengaja sih."
Wtf.
.
.Video tersebut menyebar cukup cepat, bahkan berhasil dilihat oleh Darren. Perasaannya berkecamuk, antara kecewa, terluka dan cemburu.
Dia menggaruk kasar rambutnya, berniat menelpon Izura. Tapi tangannya malah terhenti dan sekali lagi mendengus. Perasaan sesak mulai menekan jantungnya, seperti terhimbung pasir beribu ton. Nyeri.
"Gue ga yakin tapi intinya, gua ... kecewa."
.
.Tgl: 29 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Teen Fiction"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...