Langkah lebar Izura nampak tergesa-gesa, beberapa kali dia tersandung. Tujuannya hanya satu, yaitu bertemu Darren. Cowo itu pasti salah paham akan apa yang terjadi divideo. Sudah tentu iya, karena panggilan dari Izura pun sama sekali tak digubrisnya. Dirijeck.
Kenapa juga Zael meng-upload video itu. Lihat lah masalah yang Zael perbuat.
Izuta menatap pintu dengan berdebar, pasalnya dia takut Darren malah marah-marah. Dengan keberanian yang sudah terkumpul, Izura mengetuk pintu terlebih dahulu. Walau rasanya kakinya amat berat untuk melangkah masuk.
Ceklek!
"Izy, silahkan masuk!" Izura bernapas lega, ternyata yang membuka adalah Ratih bukan Darren.
"Iya Bu, ngomong-ngomong di mana Darren?"
Pintu ditutup. Izura berjalan di belakang Ratih dengan celingukan ke kanan kiri. Berharap ada Darren disekitarnya, dan hasilnya nihil. Darrenmn tak ada di mana pun.
"Tunggu saja di sini. Dia sedang membeli sesuatu ke supermarket. Nak Izy mau makan apa?"
"Ga usah Bu, Izy ga laper kok," kilah Izura mengikuti Ratih ke dapur, setidaknya dia ingin membantu, "mau Izy bantu, Bu?"
"Boleh, kita akan buat makanan kesukaan Darren."
Izuta tersenyum ceria, seketika saja dia hanyut dalam dunianya sendiri bersama Ratih. Mereka memasak dengan sesekali bercanda gurau. Dan ada hal baru yang Izura yakini, Ratih adalah sosok yang homoris. Juga ketika makanan sudah tersaji dan keduanya tengah membersihkan sisa noda di dapur.
"Anak ibu juga seumuran dengan Nak Izy. Mungkin akan Ibu nikah kan dengan Nak Izy kalo dia ada di sini?" ucap Ratih bergurau yang membuat Izyra merona.
"Ibu bisa aja, emang anak Ibu sekarang ada di mana? Kenapa ga sama ibu."
Izura meruntuki mulutnya sendiri. Karena wajah mendung kelabu Ratih tiba-tiba terlihat, pasti pertanyaan Izura salah. "Maaf bu kalo Izy salah bicara, ga usah dijawab kok."
"Dia tinggal bersama ayahnya, dia Membenci Ibu. Ke salah pahaman lah penyebabnya." Acara bercanda gurau pun berubah menjadi momen sedih. Izura bahkan tak tau harus berbuat apa. Wajah Ratih jadi semurung ini akhirnya. Beruntungnya Darren datang dan membuat kedua orang itu berbinar.
"Kenapa?" tanya Darren yang merasa ditatap aneh oleh mereka.
Ratih menyenggol bahu Izura dan berbisik, "ajak Darren makan yah. Ibu mau ke kamar."
"Tapi Bu—"
Terlambat. Ratih sudah menghilang dari sana, meninggalkan Izura yang kikuk dan Darren yang tengah membuka kulkas, mengambil minum dan menegaknya perlahan. Darren menatap Izufmra sekilas lalu pergi.
"Astagfirullah tu anak kenapa deh. Beraninya nyuekin Izy, untung sayang," celoteh Izura menyiapkan makanan untuk Darren, menyodok nasi, mengambil soto kesukaan Darren dan siap. Izura berjalan santai ke arah kamar Darren.
Tok ... tok.
Izura menunggu dengan perasaan bahagia. Makanan ini adalah hasil buatannya dengan Ratih.
"Masuk."
Yang pertama Izura rasakan adalah wangi soap yang maskulin dari sana. Nampaknya Daren baru saja mandi, bahkan Izura merasa terbang dibuatnya. Izura melangkah gamang menuju keberadaan Darren yang tengah berbaring memegang ponsel di ranjang. Tanpa ada niatan menoleh kepadanya.
Izura duduk ditepian, menyimpan nampan di meja belajar Darren. "Makan dulu Darren, nanti sakit."
Darren menyipit, lalu kembali acuh. Menyebalkan, izura bernci saat Darren seperti ini. Merajuk seenaknya pada Izura tanpa alasan. Izura mengambil lagi nampannya, menyuapi Darren dengan brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Teen Fiction"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...