27. Info buming

83 31 56
                                    

"Cinta itu kaya hantu, banyak orang yang membicarakannya namun hanya sedikit orang yang melihatnya."

Dari: 'Simon Erlangga'
.....

Tawa Izura seketika terhenti saat ada yang memanggil namanya. Dua orang yang salah satunya sangat Izura kenal.

"Izura."

"Loh kalian?" kompak Izura bersama Simon.

"Kalian ada di sini juga, kebetulan banget yah," jawab Tresa kikuk. Izura yang lebih membuat Tresa gugup, bagaimana tidak, tatapan Izura seakan menusuk hingga menguliti Tresa rasanya. Kedua orang itu tampak enggan beradu pandang dengan Izura. Aneh.

"Hmm, gue mencium bau-bau orang pacaran di sini. Jujur lo, ada apa-apa kan kalian berdua?" Izura dibantu oleh Simon untuk naik dari kolam. Simon bahkan tidak turun ke kolam pun sudah basah, Izura penyebabnya. Gadis bersurai itu berdiri kokoh seolah menginterogasi Zael yang tersenyum canggung ke arahnya.

"E-enggak kok Zy, seriusan." Tresa kikuk.

"Kita lagi main-main doang," elak Zael terlihat tenang walaupun sebenarnya dia juga kaget. Tapi tunggu dulu, bukan Izura namanya klo tidak bisa mengoreksi info penting.

"Woi, kembar-kembar nakal, lo jangan sembarang dong. Jangan sampe perasaan elo juga cuma main-main sama sahabat gue! Camkan itu!" Tunjuk Izura tepat di manik mata Zael.

Izura tersenyum senang merasa menang saat wajah Tresa tiba-tiba memerah. Semuanya sudah jelas dimata Izura, juga ketika Zael berucap mantap. "Gue serius sama Tresa. Bahkan ga pernah main-main tentang perasaan. Gue ngerti kalo hati cewe itu rapuh, gue bukan Navis yang belagu."

Semua orang melongo mendengar ucapan Zael yang nampaknya dia keceplosan. Terlihat saat setelah bicara dia menutup mulutnya kaget.

Prok ... Prok ....

Izura bertepuk tangan lalu menepuk bahu kanan Zael seolah bangga, "nah, bagus broo, gue ijinin lo berhubungan sama Tresa." Izura lalu menarik baju Simon menjauh. Pemuda itu hanya anteng dengan rambutnya, dia terlihat masa bodo dengan sekitarnya.

"IZURA!" teriak Tresa malu.

.
.

Langkah Izura terhenti, relung hatinya terpaku di tempat. Sesak kembali dia rasakan, mengingat Darren membuatnya selalu tersakiti. Kini, tepat dihadapannya tergantung indah buket mawar di pintu utama rumahnya. Seperti biasa.

Izura mengambil buket itu kasar, meremasnya seolah menyalurkan amarah yang dia pendam. Bukannya masuk rumah, Izura malah berbalik menuju kediaman Darren. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya.

Harus Izura pastikan semuanya.

Tok ... Tok ....

Tak butuh waktu lama, Pemuda yang Izura harapkan memang telah datang di depannya. Menatap Izura bingung, yang dengan santai Izura tanggapi.

"Lo kenapa sih, heh! Kalo lo suka sama kak Ketty ga gini caranya." Darren menautkan alisnya bingung. Tak mengerti kemana Izura membawanya bicara. Izura sendiri sudah tak tahan ingin mengungkap segalanya. Semua teror bunga mawar ini.

"Apa maksud lo?"

"Berhenti kirim gue bunga ini!" perintah Izura penuh penekanan.

Awalnya Darren tetap mempertahankan kebingungannya tapi sedetik kemudian dia kembali berekspresi dingin, "gue ga bisa."

"APA? Terus buat apa lo baperin gue tapi jadiin kak Ketty cewe lo." Deru napas Izura terengah-engah. Tangannya kian mengepal penuh amarah.

"Gue ga bisa, karena—"

Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang