44. Perasaan Izura

56 23 25
                                    

Izura_AnLi
Stop hubungin gue!!

Darren_
Stop larang larang gue.
GUE CINTA ELO, IZURA!!

Matanya memburam, Izura menangis. Tak tega melihat Darren semenderita itu, tapi sesuatu mendorongnya untuk menjauhi hubungan ini. Izura bingung. Selalu dihadapkan dalam dua pilihan sulit.

Darren_
Gue akan putusin Katherine.
Demi elo!

Izura tersenyum getir. Sebegitu cinta kah Darren terhadapnya.

Izura_AnLi
Dan gue akan bunuh diri kalo
lo lakuin hal itu.

Darren_
Izura, cinta gue murni.
Lo ga percaya! Perlu gue bedah isi hati gue.
Supaya lo percaya?

Izura_AnLi
Terserah_-

Darren_
Jangan cuekin gue!
Lo jangan bersikap kek gini Izura.
Gue ga bisa kehilangan elo.
Demi apapun, gue cinta lo, Izy.

Read

Izura lagi-lagi membanting ponselnya. Beruntung hanya dibanting dikasur. Jika tidak maka hancurlah ponsel tersebut, Izura merenung. Jauh menerawang, matanya kembali berair. Siap jatuh kapan saja.

Drrtt....

Dering ponsel tersebut menarik Izura kembali akan kesadarannya. Dengan cepat Izura meraih ponsel dan menjawap telpon itu.

"Hallo."

"Izura," panggil orang disebrang sana—Darren.

"Apa?"

"Jangan tinggalin gue," Izura mendengar hela napas di sana, Darren kembali berucap lebih lembut. "I love you!"

Izura hanya diam. Kaku.

"Lo percaya hantu? gue enggak, karena gue cuma percaya sama lo. Izura."

"Izura Anara Liza. Maafin gue. Please jangan tinggalin gue, jangan bikin gue kembali kehilangan cinta untuk kesekian kalinya."

"Gue mohon," Izura menelan ludah. Suara Darren barusan terdengar parau dan bergetar.

Mungkinkah Darren menangis?

"Lo inget lukisan hitam di rumah gue. Itu perasaan gue sebelum ada elo. Dan sekarang ... Gue mau kok pajang foto lo di lukisan itu. Karena elo pembuat warna dihati gue."

"Warna hitam itu kini telah terganti dengan dwiwarna, dari lo."

"Mau kan elo bantuin gue lukis perjalan baru tentang kita? Selain warna hitam."

Izura tetap diam. Sedari tadi hanya Darren yang bicara. Pandangan mata Izura pun kosong. Tak ada kehidupan.

"Jawab gue Zy, berhenti bersikap kek gini—"

Tut.

Ponsel Izura mati kehabisan baterai. Dengan lunglai Izura merebahkan kepalanya di pinggiran ranjang. Matanya membengkak, dia kembali menangis untuk yang kesekian kalinya.

Tubuhnya bahkan bergetar hebat menahan tangis.

Izura butuh kehangatan!
Izura butuh pelukan, ketenangan, Izura butuh seseorang dan yang terpenting Izura menginginkan Darren disisinya. Izura ... terluka.

Brak!

Tubuh Izura terhempas jatuh ke bawah ranjang, tergeletak dilantai dengan tangan menekuk lutut. Menangis meringkuk tanpa ada yang tau.

Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang