29. Bukan si kembar pelakunya

67 25 37
                                    

Tresa tak tinggal diam, "gawat Zy, ini tentang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tresa tak tinggal diam, "gawat Zy, ini tentang ... kakak lo."

Izura mengernyit, dia berusaha mencerna ucapan Tresa. Mau tak mau Izura bangkit dan mengisyaratkan pada Tresa seolah mengatakan bahwa Tresa mesti jujur. Sekarang Izura tambah merasa tidak enak akan perasaannya.

"Dia babak belur!"

Mata Izura kontan membesar penuh kaget, "APA?" pekiknya histeris. Izura mendekat dan mengguncang bahu Tresa cukup kuat, membuatnya tersentak-sentak karena ulah Izura.

"Di mana kakak gue? Anterin cepetan!"

Tresa mendengus, dia menurut saja mau diapa-apakan oleh Izura pun. Memang Izura akan bersikap macam ini jika dia khawatir, bahkan sekarang gadis ini tak sadar akan tangannya yang bertengger manis dilengan Tresa. Risih, tapi Tresa tak mampu menolak.

Izura sendiri kini sedang kalang kabut. Dia cemas dengan keadaan sang kakak, bagaimana pun Izura tetap akan mengkhawatirkan kakak semata wayangnya.

Apapun yang terjadi?

.
.

Izura menyelipkan anak rambut yang menghalangi matanya. Dia duduk manis disamping ranjang Katherine yang tergolek lemah di ruangan bernuansa putih ini—UKS. Hanya sedikit lebam ditangan Katherine dan luka kecil di kening sang kakak.

Kejadian yng sebenarnya adalah....

Izura menerobos kerumunan, mencoba melesak masuk ke kerumunan, ia ingin menyaksikan perkelahian itu lebih jelas. Namun, sialnya tangan kanan Izura malah ditarik oleh seseorang menjauhi kerumunan. Tentu saja Izura berontak.

"Lepasin! Gue mau bantu kak Ketty."

Pria itu menoleh dan terlihat acuh, bersender ditembok dengan tangan di masukan kesaku celana, "lo mau pingsan di sana. Lo tau kan lo phobia darah, udah deh Zy nunggu kakak lo dibawa ke UGD aja."

Plak?

Izura memukul kepalanya sendiri, "UKS dodol bukan UGD. Lo pikir kakak gue sekarat."

"Iyain aja biar cepet," ujar Simon menyaksikan kerumunan dengan mata bosan. Entah sudah berapa kali dia harus menonton adegan tak berpaedah para wanita saat berkelahi.

Hanya main jmbak, adu mulut lalu sudah. Tidak mengasikan, kalo saja ada adegan baku hantammnya pasti akan lebih menarik. Simon terkekeh memikirkan fantasy liarnya.

"KAKAK!" pekik Izura kaget melihat Katherine dibopong oleh anggota PMR sekolahnya. Yang lebih mengkhawatirkan adalah keadaan Katherine yang penuh legam.

"Eh eh eh jangan pingsan atuh neng," canda Simon menyangga berat badan Izura yang bertumpu padanya. Izura seakan kekurangan tenaga dan lemas sendiri.

"Kakak gue, Mo."

"Iya kakak lo, siapa bilang kakak nya si ipin. Ayo kita susul." Izura mengangguk dan menyusul Katherine dengan raut kecemasan yang terpampang jelas. Dia sangat sangat khawatir tingkat dewa.

Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang