"Katherine sayang, ini ayah nak."
Mata Katherine sontak melotot. Apapaan ini!!
"Lepas, lepasin gue. TOLONG," teriak Katherine histeris. Tanganya telah berhasil dicekal oleh pria paruh baya ini. Yang Katherine yakini bernama Tio.
Katherine berontak, namun usahanya benar-benar tak berguna. Nyatanya tenaga Katherine dan pria itu tak sebanding. Dan sialnya lagi, tak ada siapapun di rumah. Ibu dan ayah Izura tengah pergi untuk mengunjungi sepupu Izura di rumah sakit.
Sedangkan Izura sendiri pamit untuk menemui Simon. Katherine menjadi menyesal karena tak ikut bersama ibunya. Kini nasib buruk tengah melanda dia. Tio dengan brutal menarik tangannya keluar dari pekarangan.
Sebelum benar-benar berhasil melewati pekarangan, Katherine telah berhasil meraih pengki dan memukulnya keras kepada Tio. Tepat mengenai kepala pria tua itu, sialnya lagi pengki itu hanya terbuat dari plastik. Sarangan Katherine sama sekali tak berepek.
"Kamu pikir bisa kabur dariku. Heh!"
Katherine menggigit tangan Tio, membuatnya meringis dan melepas cekalan tersebut. Tak di sia-siakan, Katherine segera berlari ke arah pintu rumah. Masuk dengan tunggang langgang.
Tak sempat Katherine menutup pintu, Tio sudah kembali mengejarnya. Mau tak mau Katherine berlari menuju dapur. Mengacak-acak rak di sana hanya untuk mencari sebilah pisau. Hancur sudah rumah keluarga Radana.
Deru napas Katherine tak beraturan, dia ketakutan. Lutut beserta tangannya bergetar hebat juga ketika memegang benda berkilau itu di depannya. Katherine menyingsing pisau itu agar Tio tak mendekat.
"Whoa, tenang Katherine tenang, aku tak berniat melukaimu. Sayang," sanggah Tio tersenyum miring. Katherine mundur dengan tetap mempertahankan pegangan pada pisaunya.
"Jangan mendekat, kalo bapak mendekat maka pisau ini akan melukai kulit rapuh bapak itu!" gertak Katherine semakin mundur hingga terhantuk meja dapur. Sedangkan didepannya Tio malah terus maju tanpa rasa takut. Katherine kalap, dia sangat takut.
"Hhahaha Katherine tenang sayang. Ayah tak akan melukaimu. Ikutlah dengan ayah."
Degh!
Katherine menebas pisaunya membelah angin diudara. Hanya agar Tio kembali mundur menjauh.
"PERGIII!"
"Whoa hati-hati nak, pisau itu bisa melukai ayah."
Katherine menggeleng, dia tak terima kenyataan yang ada, "lo bukan ayah gue. BUKAN," jeritnya histeris.
Tio berhenti mendekat ke arah Katherine. Pria tua itu mengambil rokok, menyalakannya dan menyesapnya santai. Menatap Katherine dengan tenang.
Tak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, Katherine membanting kursi hingga menghalangi jalan Tio kearahnya. Katherine segera saja beranjak pergi menuju kamarnya. Tak ada celah agar dia bisa melarikan diri dari rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)
Genç Kurgu"Hey, boy. Cewe sekalinya dikasih harapan pasti bakal tetep bertahan. Dia ga akan terus berjuang kalo elo ga buka jalan." ~dia~ Sama seperti Izura. Mendapat Bunga rahasia tanpa identitas membuatnya yakin bahwa si pengirim selalu bersamanya ... orang...