31. Kakak atau bukan kakak

89 30 32
                                    

"Lo mau tau alasan kita buntutin kakak lo kan. Oke kita kasih tau tapi sebelumnya lepasin dulu Zael."

Tanpa terbebani Izura sesegera mungkin melepaskan tarikannya lalu beralih menatap Zail penuh lirikan tajam.

"Jawab jujur."

Zail menghela napas lalu berucap, "kita lakuin hal itu karena kak Ketty adalah kakak kandung kita."

Deg!

Apa-apaan ini!

Izura terhenyak dengan seribu pertanyaan aneh menggerayanginya. Dia mencengkram kerah baju Zail tinggi-tinggi. Untuk ukuran sekarang gadis remaja Izura bisa dikatakan terlalu nekat, Izura juga menatap Zail dingin menusuk.

"Omong kosong! Gue ga percaya kalian setelah Video itu tempo hari," tegas Izura yang berhasil dilerai oleh Zael. Wajah kedua sahabat kembar itu agak bersahabat sekarang, mereka tersenyum cerah pada Izura tanpa pamrih.

"Terserah kalo lo ga percaya, tapi masalah video, Angga udah tau siapa pelakunya. Lo tinggal ketemu dia," jelas Zael tanpa keraguan. Izura menatap keduanya nyalang lalu berdehem. Menghilangkan keadaan canggung yang ada.

"Kalian ga bohongin gue kan?"

"Buat apa? Lo tau kan gue sama Zael ga suka boong. Lo mau percaya atau engga itu terserah lo. Yang penting kita udah jujur," terang Zail.

Izura menunduk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "terus ... mana buktinya kalo gue harus percaya tentang kak Ketty yang juga kakak kalian?"

Zael merangkul sang adik—Zail. Mereka sangat mirip bila berjajar seperti itu, hanya saja Zael terlalu heboh dan Zail agak kalem. Keduanya melempar senyum mistis yang Izura tak mengerti maksudnya. Zael meraih sebuah fotret kecil disaku celananya. Menyerahkan benda itu pada Izura.

Sebuah foto keluarga, di mana difotret itu terpampang jelas wajah seorang wanita yang menggendong bayi di rumah sakit. Bayi itu memiliki tanda lahir berbentuk tahi lalat di paha kanannya. Izura mengernyit, kenapa Zael menyerahkan foto ini padanya?

Izura belum mengerti juga.

"Ini buat apa lo kasih ke gue?"

"Itu foto mamah kita," jelas Zail menunduk dalam, "dan itu kak Ketty."

Izura terkekeh, dia tertawa terpingkal-pingkal. Tak lupa Izura menekuk pelan bahu Kedua temannya, "kalian lucu, kalian pikir dengan fotret ini maka 'bum!' Kakak gue kakak lo juga. Gitu?"

"Lo harus tau yang sebenarnya!" tantang Zael menarik tangan Izura paksa. Mereka berdua membawa Izura ke arah Katherine dengan brutal. Izura berontak, tapi sial tenaganya tak sebanding dengan Zael dan Zail. Sia-sia.

Izura berharap-harap cemas, saat tatapan mata Katherine dan Darren terkunci padanya. Izura juga merasa risih dengan cekalan tangan si kembar. Menyisakan keheranan yang amat kentara pada wajah Katherine di depan sana.

Malu, satu kata yang mampu Izura definisikan saat ini.

Izura menunduk menatap kakinya. Ini semua ulah Zael, menyebalkan.

"Kalian mau apain Izura?" tanya Katherine menyantap makanannya perlahan. Berlaga sok tidak peduli. Lain halnya dengan Darren yang menyipit penuh tanya.

"Gue mau culik ni bocah."

Tuk.

Zail mengetuk kepala Zael, mengisaratkan agar kakaknya tidak sesompral itu dihadapan kedua mahkluk yang bisa saja menyerangnya habis-habisan saat ini juga. Darren sudah siap menghajar Zael jikalau tidak dihentikan oleh Izura.

"Eh jangan Darren," Izura memekik kaget, "mereka temen gue, tenang aja ... cuma otaknya aja yang gak waras." Izura mengatakan hal terakhir begitu pelan sehingga tak diketahui si kembar.

Katakan! Siapa Pengirimmu?(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang