Lis, Mil, Fin, Lan, Han,
gue enggak sayang
sama Adit kan?!
- Sasha Aleidita -~ BLS ~
"Seharusnya, gue yang ngomong kayak gini Cha. Gue yang seharusnya ngungkapin kalo gue juga sayang sama loe dan gue mau jadi pendamping loe Cha."
Atau kemungkinannya cuma satu, seorang Sasha Aleidita telah jatuh cinta pada Aditya Dirgantara.
Iya, mungkin.
Cacha benar benar memandang ketulusan dalam manik mata Adit.
Kesadaran Cacha menumpuk dan membuat dia mengingat bahwa ini hanyalah prank semata.
"Tapi sayangnya gue boong. Loe tau, gue cuma bikin prank nembak loe aja! Enggak beneran! Jadi loe enggak usah geer, Aditya Dirgantara!"
Cacha langsung berbalik lalu berlari meninggalkan Adit dan sahabat laknatnya.
Tiba tiba hati Cacha merasa sesak dan suasana hatinya kembali memburuk.
Apa benar dirinya telah jatuh cinta dengan Adit?!
"Enggak mungkin Cha, loe enggak suka! Loe enggak suka! Loe enggak suka! Loe enggak suka!" batin Cacha yang meyakinkan hatinya.
Lengan Cacha tiba tiba ditarik dan membuatnya berbalik pada seseorang yang menarik lengannya.
Seseorang itu menatap dalam manik Cacha yang membuat Cacha hanyut dalam tatapannya.
"Gue sayang Cha, sama loe! Gue enggak akan biarin siapapun ngerebut loe dari gue! Karena loe itu sayang sama gue! Enggak ada penolakan Sasha Aleidita!" ucap Adit dengan nada tegas.
"Adit, denger baik baik! Gue enggak sayang sama loe! Gue tadi cuma menjalankan tantangan sialan dari sahabat gue! Gue nge prank loe Dit! Prank!" jelas Cacha agar Adit bisa mempercayai ucapan Cacha.
Adit menatap dalam Cacha, Adit memahami bahwa Cacha telah membohongi perasaannya sendiri.
"Tapi sayangnya loe boong Cha! Dari tatapan mata loe, gue tau kalo loe boongin gue! Jadi, kita resmi jadian!"
Cacha tidak bisa membayangkan bagaimana Cacha akan jadian dengan Adit.
Bukan Adit yang menjadi masalahnya, tetapi bayang bayang di masa lampau menghampirinya.
"Gue enggak mau Dit! Enggak mau! Titik!"
Cacha menegaskan sekali lagi pada Adit tetapi bagi Adit itu hanyalah angin lalu.
"Sekuat apapun loe ngehindar, loe enggak bisa boongin perasaan loe sendiri! Kenapa sih Cha?! Apa gue punya salah sama loe sehingga loe enggak bisa nerima gue?!"
Cacha menutup telinganya mendengar ucapan Adit yang semakin meragukannya.
"Cukup Dit! Cukup!"
Cacha menghela napasnya, memang butuh mental yang kuat untuk membuka kembali luka pada masa lalu.
"Gue trauma. Setelah gue putus sama Angga. Gue udah enggak percaya sama laki laki manapun. Gue ngerasa kalo gue suka sama seseorang pasti ujung ujungnya bakal patah hati Dit."
Adit menangkap raut kesedihan dari wajah Cacha. Adit benar benar benci melihat Cacha sedih seperti ini.
"Gue janji Cha enggak bakal nyakitin loe!"
Janji Adit terdengar manis bagi semua perempuan tapi tidak dengan Cacha.
Cacha juga berkali kali mendapat janji seperti itu, dari Angga.
"Angga dulu juga ngomong begitu Dit! Udahlah gue enggak percaya sama semua laki laki yang ada di dunia ini! Semuanya sama!"
Adit kebingungan. Adit berusaha meyakinkan Cacha agar percaya padanya.
"Tolong Cha, kali ini percaya sama gue!"
Cacha kembali mengingat perkataan Angga di masa lampau.
"Angga juga ngomong kayak gitu Dit!"
Lama kelamaan Adit muak dengan Cacha yang melafalkan nama itu.
"Angga! Angga! Angga! Cha, gue ada di depan loe. Enggak usah sebut nama itu!"
Cacha tetap menggelengkan kepalanya. Bayangan Cacha kembali pada masa lampaunya saat ia harus memutuskan hubungan dengan Angga.
"Gue enggak bisa Dit! Gue enggak bisa!"
Adit tidak bisa memahami tingkah keras kepala Cacha.
Jika Cacha keras kepala maka Adit juga keras kepala. Adit tetap berusaha mendapatkan hati Cacha.
"Terserah kalo loe mau nolak gue! Tapi yang harus loe inget kalo gue enggak berhenti untuk mendapatkan hati loe! Gue bakal bantuin loe ngelupain Angga loe itu dan satu hal lagi, gue bakal buktiin sama loe kalo gue bener bener sayang sama loe!"
Adit meninggalkan Cacha yang hanya terdiam memandang punggung Adit yang semakin menjauh lalu menghilang.
Restu, Zidan, Hanif, Dimas dan Galang mengikuti Adit yang meninggalkan tempat ini.
Rilis, Fina, Hana, Mila dan Wulan menghampiri Cacha yang masih terdiam.
"Gue butuh waktu sendiri,"
Ucapan Cacha membuat mereka memahami Cacha dan membiarkan Cacha pergi di area bangku taman. Tetapi mereka tetap mengawasi Cacha.
Apa selama ini nama Angga tergantikan oleh nama Adit?!
Apa selama ini Adit yang selalu berputar di otaknya?!
Apa selama ini semua kebenciannya meleleh dengan sendirinya?!
Apa sekarang dirinya mengalami jatuh cinta?!
Cacha menundukkan kepalanya seakan akan tak ingin menunjukkan pada dunia bahwa dirinya bersedih.
Bersedih?!
Entahlah rasa sakit, perih, sedih, malu, canggung bercampur menjadi satu.
Rasa aneh menjalar ke seluruh hatinya dan memengaruhi suasana hatinya.
Jalan satu satunya adalah dengan meloloskan cairan dari manik mata.
Cacha menangis?!
Gara gara Adit?!
Cacha menggelengkan kepalanya pertanda tak mempercayai bahwa dirinya akan menjatuhkan hati pada Adit.
"Gue enggak sayang sama loe! Gue enggak sayang! Gue enggak sayang sama loe, Dit!" racau Cacha.
Lima sahabatnya langsung menghampiri Cacha dan menenangkannya.
"Lis, Mil, Fin, Lan, Han, gue enggak sayang sama Adit kan?!" tanya Cacha menatap bergantian wajah sahabatnya.
Lima sahabatnya hanya terdiam.
Mereka bukan ingin tak menjawab pertanyaan Cacha, tapi terlalu takut akan semakin menyakiti Cacha.
"Jawab gue! Kenapa gue harus ngerasain sesak kayak gini?!" seru Cacha sambil memukul dadanya.
Percuma saja Cacha memukul dadanya toh rasa sesak itu tidak akan hilang.
Rilis yang memang dekat dengan Cacha dan lebih berani dari sahabat yang lainnya pun mengungkapkan sesuatu yang membuat Cacha menatap Rilis dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Sadar Cha, loe udah mulai jatuh cinta sama Adit dan itu adalah kenyataan."
~ BLS ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Love Story✔️
Humor[Karya pernah di unpub di akun yang berbeda, lalu di publish kembali di akun ini] Semua ini cuma gegara karma doang! Gue enggak suka sama tuh adek kelas! ~ Rilis Cininta Eh, loe kalo mau ngambil buku tuh ngeliat dulu dong! ~ Sasha Aleidita Aduh...