Aku enggak akan biarin
Mbak Hana terluka
dan itu adalah
prinsipku, Mbak.
- Hanif Ardiansyah -~ BLS ~
Hana lupa untuk membeli persediaan perlengkapan wanita saat menstruasi.
Hana hanya menyimpan beberapa saja yang bisa digunakan untuk hari ini tapi tidak dengan besok.
Jarum pendek menuju angka sembilan dan jarum panjang menuju angka tiga.
Hana bersiap menuju minimarket. Hana hanya berharap tidak akan terjadi apa apa.
Setelah membeli keperluannya, Hana bergegas pulang ke rumahnya namun kakinya tersandung oleh batu membuatnya jatuh.
Saat Hana berdiri, ia dihadang oleh dua pria yang memakai kaos dan celana panjang serba hitam ditambah kalung rantai di lehernya.
"Cewek cantik enggak boleh kemana mana!" seru salah satu dari mereka dengan tersenyum penuh kemenangan.
Hana berlari ke samping namun dua pria itu langsung menghadang Hana membuatnya sangat ketakutan.
Hana berlari ke arah belakangnya yang berlawanan arah rumahnya sambil berteriak meminta pertolongan.
Hana tidak peduli jika dirinya akan tersesat karena dirinya lebih memprioritaskan keselamatannya.
Hana merasakan bahwa dua pria itu mengejarnya namun suara pukulan dan teriakan membuat Hana menghentikan langkahnya dan berbalik.
Bugh!
"SIALAN!!"
Hana dapat mengetahui bahwa laki laki yang memukul dua pria tak dikenal itu adalah Hanif.
Hana dapat melihat Hanif memukul dua pria itu.
Hana hanya bisa berjongkok dan menundukkan kepalanya. Hana tak mempunyai keberanian untuk melanjutkan melihat pemandangan tersebut.
Hana mempererat genggamannya pada kantong belanjaannya.
Hana takut sesuatu terjadi pada Hanif.
Bagaimana jika Hanif menjadi korban?!
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Suara pukulan pukulan itu menggema di telinga Hana.
Bayangan Hanif yang tubuhnya penuh luka dan berlumuran darah selalu berputar dalam kepalanya.
Suara pukulan itu berhenti dan berganti menjadi sapaan lembut bagi Hana.
"Mbak Hana," ucap Hanif dengan pelan.
Hana mendongakkan kepalanya yang membuat manik matanya bertatapan dengan manik mata milik Hanif.
Hana berdiri dan tak melepaskan pandangannya dari Hanif.
Dari jarak dekat seperti ini, Hana dapat melihat sudut bibir Hanif yang berdarah dan rahangnya yang membiru.
Hana perlahan menyentuh rahang Hanif yang membiru lalu menanyakan pada Hanif. "Apa ini sakit?"
Hanif akui masih bisa menahan rasa sakit yang dialaminya tapi Hanif tak bisa menahan dadanya yang perlahan berdegup karena sentuhan tangan Hana.
Hanif meringis pelan dan menjawab dengan terbata bata. "I-iya sak-kit."
Hana semakin diselimuti rasa bersalah karena telah membuat Hanif terluka seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Love Story✔️
Humor[Karya pernah di unpub di akun yang berbeda, lalu di publish kembali di akun ini] Semua ini cuma gegara karma doang! Gue enggak suka sama tuh adek kelas! ~ Rilis Cininta Eh, loe kalo mau ngambil buku tuh ngeliat dulu dong! ~ Sasha Aleidita Aduh...