39. MINIMARKET (2)

30 3 0
                                    

Now playing - Merindukanmu by Vagetoz

~ BLS ~

Setelah lari pagi beriringan memutari kompleks selesai, mereka mampir sebentar di minimarket untuk mencari minuman pengisi energi mereka yang terkuras.

Mereka berdua tak masuk terlebih dahulu namun duduk di luar pelataran minimarket untuk menikmati angin sepoi di bawah pepohonan samping minimarket ini.

Lambaian daun di depannya ini mengingatkan dirinya tentang niatnya untuk mengungkapkan isi hatinya pada Mila, tapi hanya sebatas niat tidak sampai kepada si pemilik hatinya.

Berbagai ketakutan tentu saja berputar di memorinya. Akankah ia bisa membuat Mila jatuh hati padanya?

Atau justru Mila masih menyimpan perasaan untuk si brengsek kelahiran September itu?

Tidak, ia harus meneguhkan hatinya. Apapun akhir kisahnya, yang penting dia sudah menyuarakan isi hatinya. Dimas hanya berharap agar hubungannya dengan Mila menjadi tak asing.

Dimas menarik napas perlahan lalu membuangnya, "Kak Mila."

Suara damai nan menyejukkan itu membuat Mila menolehkan kepalanya pada Dimas yang tengah menatap lekat pada manik kelamnya, "Aku sayang sama Kak Mila."

Nada tegas dengan satu tarikan napas itu langsung meluncur dari bibirnya. Sebentar pemirsa, ini masih menyatakan cinta kok belum melamar atau bahkan ijab qobul.

Ungkapan berisi kasih sayang tadi membuat Mila hanyut dalam tatapan adik kelas brondongnya yang sama sekali tak ada kebohongan.

Mila mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sejujurnya Mila masih bingung soal perasaannya.

Mila memang melupakan si brengsek September itu namun untuk jatuh pada hati Dimas pasti membutuhkan waktu.

Lama-lama ia juga terbawa perasaan dengan tingkah romantis dan manis adik kelasnya yang sering ia sebut tutup botol itu.

Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk menerima cinta dari Dimas. Mereka masih perlu mengenal satu sama lain meskipun rumah mereka berdekatan dan keluarga satu sama lain sudah dekat.

Menolak Dimas juga bukan keputusan yang tepat. Mila yakin Dimas membutuhkan kepastian untuk saat ini, Mila takut bahwa Dimas salah mengira bahwa Mila masih mencintai Septian.

Mila mencoba menguatkan hatinya lalu meraih kedua tangan Dimas yang ternyata gemetar dan berkeringat dingin, "Aku memang sudah melupakan Septian, tapi aku masih harus mengenal kamu untuk mencintai kamu sepenuhnya. Beri aku waktu ya, brondongku."

Mendengar respon yang baik dan tidak menyakiti hatinya membuat Dimas spontan berdiri hingga membawa Mila dalam dekapannya.

Dimas menghela napas lega, akhirnya Mila menjadi miliknya. Dimas tahu bahwa Mila belum sepenuhnya mencintainya karena memang melupakan Septian tidak secepat itu.

Dimas memaklumi hal itu, ia justru bahagia Mila mau berusaha untuk membuka hati untuknya.

Mari kita ingatkan mereka bahwa mereka berada depan minimarket yang merupakan tempat umum.

Emang Dimas ini enggak modal banget!

Menembak hati Mila malah di minimarket!

Terlalu antimeanstream!

Apalagi saat mereka berdua jadi bahan tontonan dan topik pembicaraan pegawai minimarket dan pengunjung minimarket yang masuk-keluar minimarket.

Karena realitanya bukan terlihat romantis, mereka seperti gelandangan  yang tidak punya tempat tinggal dan pasrah dengan keadaan.

Brondong Love Story✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang