Melihat yang indah dan
melupakan yang buruk
- Zidan Al Farizi -~ BLS ~
Suasana panas dan gerah di penghujung siang ini membuat Geng Macan dan Geng Degan memutuskan untuk mampir di warung Bakso Kerikil ditemani Es Tebu Hijau.Suasana penuh canda tawa antara Geng Macan dan Geng Degan, semuanya tampak baik-baik saja saat Rilis menyadari Fina mulai diam.
Rilis menoleh ke arah sekitar dan mencari penyebab diamnya Fina.
Netra cokelat Rilis menangkap laki-laki yang dikenalnya merangkul bahu perempuan dari samping.
Iya, Rilis tahu siapa mereka. Cahyo Nugraha dan Arsita Serdina. Mereka itu pasangan serasi bak Dilan dan Milea di Center High School.
Cahyo dulunya merupakan teman dekat dari Fina dan sekarang menjabat sebagai Ketua Osis Center High School.
Awalnya Fina berpikir bahwa hubungannya dengan Cahyo hanyalah sebatas teman dekat yang mengerti satu sama lain.
Saat Fina menjadi murid baru, Cahyo selalu menjemputnya setiap berangkat sekolah. Lama kelamaan Fina menyimpan rasa untuk Cahyo namun apa daya Cahyo malah mempunyai hubungan dengan Arsita.
Dari situ Fina mulai menjauhi Cahyo dan hubungan keduanya benar-benar renggang. Fina memang telah merelakan Cahyo bersama Arsita, tapi hatinya masih perih jika harus melihat kedekatan keduanya.
Tangan Rilis terulur untuk mengelus bahu Fina dan melempar senyuman agar Fina tak terlalu larut dalam rasa perihnya.
Zidan yang menyadari Rilis dan Fina terdiam pun mengikuti arah pandang mereka yang mengarah pada Cahyo dan Arsita yang keluar meninggalkan warung ini.
Zidan yang tak ingin melihat raut wajah Fina seperti itu pun berdiri dan mengulurkan tangannya untuk digenggam oleh Zidan.
"Mau ikut aku? Melihat yang indah dan melupakan yang buruk."
Fina menoleh ke arah Rilis untuk meminta persetujuan karena Fina sendiri ragu.
Rilis yang melihat niat baik Zidan pun menganggukkan kepalanya pada Fina. Rilis sendiri bingung untuk menghibur suasana hati Fina, mungkin saja Zidan bisa.
Di samping warung itu terdapat kebun yang beraneka ragam bunga dan disitulah tempat tujuan Zidan untuk menghibur suasana hati Fina.
"Ketimbang dipendam lebih baik diluapkan aja, Kak."
Fina menghela napas kasar dan langsung terisak tanpa mengeluarkan air mata. "Apa sih yang kurang dari gue?! Apa gue kurang cans atau kurang bahenol atau kurang imut?! Kenapa Cahyo brengsek lebih milih Siti-Siti itu?! Kenapa Zidan? Kenapa bukan gue?!"
Meskipun Fina terlihat sering diam dan sering dianggap tidak bisa mengekspresikan perasaannya, ia juga perempuan biasa yang saat meluapkan emosi ia juga mengeluarkan air mata.
Perlahan air mata menetes di pipinya membuat ia tersedu-sedu ditambah Zidan yang hanya bisa diam membisu.
Apa begitu banyak kekurangan dalam dirinya sehingga banyak orang yang tidak mau menjelaskan padanya bahwa ia tidak dipilih oleh Cahyo.
Fina menghapus air matanya kasar lalu menghadap Zidan yang sama sekali tak melihat ke arahnya, "Kok loe diem sih?!"
Fina memegang bahu Zidan agar menghadap ke arahnya lalu berjinjit sambil meraih kerah seragam Zidan,
"Apa saking banyaknya kekurangan gue sampe loe bingung jelasin sama gue satu persatu?!"Selama Zidan mempunyai pacar, Zidan tak pernah merasakan ketulusan cinta. Zidan tak pernah peduli dengan perasaan perempuan yang permah dipacarinya. Jika ia merasa bosan maka ia akan memutuskan hubungan dan mencari perempuan lain dan terus seperti itu.
Zidan pernah sesekali mendapat tamparan karena mengatakan dengan lantang bahwa ia memutuskan mereka karena bosan atau lelah.
Katakanlah Zidan jahat tapi begitulah kenyataannya. Setiap Zidan menyatakan perasaan pada perempuan, kata kata itu lolos dari bibirnya begitu saja tanpa rasa ketulusan dalam hatinya.
Fina melangkah mundur lalu memukul bahu Zidan, "Jawab gue! Jawab gue, Zidan!"
Zidan yang terdiam lagi dan lagi membuat Fina meraih kerah seragamnya lalu mendaratkan kepalanya pada dada Zidan dan membiarkan air matanya membasahi seragam Zidan.
Zidan diam bukan berarti tak ingin menjawab tapi Zidan tengah menyingkirkan canggung yang melandanya.
Entah kenapa sejak Zidan mengenal Fina, Zidan menjadi sosok yang peduli dan lebih canggung dengan Fina.
Zidan bahkan memutuskan hubungan dengan perempuan manapun agar bisa mendekati Fina.
Perlahan tangan Zidan menepuk pelan kepala Fina lalu melepaskan kedua tangannya pada kerah seragamnya lalu menariknya dalam dekapannya.
"Aku enggak punya jawabannya Kak, aku cuma bisa bikin Kak Fina lupa sama perih yang dialami Kak Fina."
~ BLS ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Love Story✔️
Humor[Karya pernah di unpub di akun yang berbeda, lalu di publish kembali di akun ini] Semua ini cuma gegara karma doang! Gue enggak suka sama tuh adek kelas! ~ Rilis Cininta Eh, loe kalo mau ngambil buku tuh ngeliat dulu dong! ~ Sasha Aleidita Aduh...