Sesuatu yang buruk itu dilupain Kak, bukan diingat apalagi dikenang terus.
- Zidan Al Farizi -~ BLS ~
Tapak Tilas adalah sebuah kegiatan dalam kepramukaan dimana anggota pramuka menempuh perjalanan dengan jalan kaki menuju sebuah tempat yang telah ditentukan. Setelah sampai pada tempat yang ditentukan, acara berlanjut menjadi Perkemahan Tiga Hari Dua Malam.Tapak Tilas tahun ini digelar pada esok hari dan hari ini adalah persiapan terakhir panitia dan peserta.
Hari ini peserta diarahkan untuk membawa keperluan Sangga atau dikenal dengan kelompok regu. Seperti, peralatan masak, tenda, dan lainnya. Jadi, besok hanya tinggal menyiapkan keperluan pribadi saja.
Wulan bertugas menjadi Sekretaris Acara. Rilis, Mila dan Hana bertugas menjadi panitia Sie Kesehatan. Fina bertugas menjadi panitia Sie Dokumentasi.
"Anjir, kenapa Mas Farel begitu mempesona sih?! Gue sampe harus nyiapin tisu supaya enggak ngiler liat pesonanya!" pekik Rilis yang sama sekali tidak tahu tempat membuat jitakan Mila mendarat hebat di dahinya.
Padahal semuanya terlihat sibuk dengan tugas masing-masing kecuali Fina yang lagi-lagi curi pandang pada sosok masa lalunya.
Ah, dia lagi!
Zidan mengepalkan tangannya kesal melihat Fina tengah memperhatikan laki-laki brengsek yang sayangnya mempunyai jabatan tinggi di Center High School.
Zidan melangkah menuju Fina lalu mengingatkan Fina, "Sesuatu yang buruk itu dilupain, Kak, bukan diingat apalagi dikenang terus."
Fina menoleh ke arah Zidan dan berusaha tersenyum. "Eh Zidan, eng-enggak kok! Siapa yang lagi mengenang?"
Bohong jika Fina tak memahami maksud Zidan. Sebenarnya Fina juga ingin cepat melupakan Friendzone-nya itu tapi tidak semudah apa yang ia bayangkan.
Alih-alih menjawab pertanyaannya, Zidan malah memperingati Fina tentang besok, "Kak Fina lebih baik pulang aja, besok harus menyiapkan diri untuk ikut Tapak Tilas."
"Iya juga sih, dari tadi kepala aku pusing, Dan," balasnya kelewat santai.
"Tuh kan bener, ya udah aku mau pamitan sama temen temenku dulu ya Kak," ujar Zidan yang disetujui oleh Fina.
Ketimbang Fina pulang sendirian kan lebih baik ada temennya, Zidan. Soalnya Fina juga takut sendirian.
Saat Zidan ingin menuju sahabatnya, Zidan dapat mendengar suara Cahyo yang berbicara pada Fina membuatnya menghentikan langkah lalu bersembunyi di balik tembok.
Saat Fina ingin memberitahukan Geng Macan, ia berpapasan dengan Cahyo yang mencekal tangannya, "Loe mau kemana, Pipin? Bukannya persiapan masih belum selesai?"
Pipin itu panggilan khusus untuk Fina dari Cahyo. Fina sebenarnya membenci panggilan itu karena seolah-olah menegaskan bahwa Cahyo masih mempunyai perasaan untuknya. Sikap Cahyo yang seperti ini justru semakin membuat Fina sulit melupakannya.
"Kepala gue dari tadi pusing, gue harus istirahat deh supaya besok bisa ikut Tapak Tilas,"
Raut sendu wajah Fina membuatnya khawatir bukan kepalang. Cahyo sedari tadi sibuk membantu panitia lainnya. Meskipun Cahyo bukan anggota Ambalan tetapi ia menawarkan diri menjadi panitia Tapak Tilas.
Cahyo benar-benar tidak tahu soal Fina yang sedikit tak enak badan membuatnya diselimuti rasa bersalah. Seharusnya ia lebih memperhatikan teman dekatnya yang hubungannya semakin merenggang itu.
"Loe sakit, Pin? Kenapa loe enggak bilang sama gue? Apa perlu gue panggil sie Kesehatan, Pin."
Tingkah Cahyo yang terlalu peduli malah membuat Fina terkekeh. Fina muak dengan Cahyo yang memperlakukan dirinya sama dengan perempuan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Love Story✔️
Humor[Karya pernah di unpub di akun yang berbeda, lalu di publish kembali di akun ini] Semua ini cuma gegara karma doang! Gue enggak suka sama tuh adek kelas! ~ Rilis Cininta Eh, loe kalo mau ngambil buku tuh ngeliat dulu dong! ~ Sasha Aleidita Aduh...