46. BUNGA TIDUR

25 2 0
                                    

Jangan tinggalin aku
- Safina Vunintya -

~ BLS ~


Pagi ini peserta akan menuju Air Terjun Dlundung. Jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Hanya sekitar tiga orang panitia yang tidak menuju ke Air Terjun Dlundung. Berjaga-jaga jika ada yang sakit atau tidak enak badan dan sisanya menyiapkan acara selanjutnya.

Geng Macan dan Geng Degan berbaris pada bagian belakang untuk menuju Air Terjun Dlundung.

Fina melangkah lebih pelan dan berhenti di salah satu pohon rindang di pinggir jalan, tangannya yang satu meraba batang pohon berharap bisa menahan tubuhnya dan tangan satunya memijat pelipisnya yang berkeringat dingin

Zidan yang  menyadari Fina jauh di belakangnya langsung bergegas mengalungkan tangan Fina pada bahunya.

Zidan ingin meminta bantuan Geng Macan namun Geng Macan telah hilang jauh dari pandangan Zidan. Jika ia fokus memanggil Geng Macan, lalu siapa yang akan menemani Fina disini. Ia takut meninggalkan Fina setelah ancaman Cahyo.

Kepala Fina yang selalu berdenyut pun tak bisa menahan keseimbangan membuat Zidan spontan membawanya menuju tempat perkemahan.

Panitia lain yang melihat Zidan membawa Fina pun membantunya dengan membawa Fina masuk ke dalam tenda untuk Sie Kesehatan.

Setelah dibaringkan, Manda-salah satu anggota sie Kesehatan- memeriksa suhu Fina dan ternyata Fina hanya kelelahan dan membutuhkan waktu tidur membuat Manda meninggalkan mereka berdua di tenda karena harus menyiapkan persiapan acara selanjutnya.

"Jangan tinggalin aku, Cahyo," racau Fina.

Ah, cinta begitu pahit. Rasanya hati Zidan baru saja melayang menuju langit dan setelah itu terlempar menuju ujung bumi. Ia pikir saat melihat foto polaroid itu Fina membuka hati untuknya ternyata tidak.

Zidan memutuskan untuk mencari udara segar agar mendinginkan suasana hatinya dengan keluar dari tenda dan membiarkan Fina beristirahat sendirian.

Zidan merenungi racauan Fina tadi. Entah kenapa sebagian dirinya seperti hilang begitu jauh.

Mungkin Zidan tidak terbiasa dengan penolakan atau mungkin cinta yang tulus.

Atau mungkin inilah karma yang didapat karena selama ini Zidan tak tulus mencintai setiap perempuan yang menjadi pasangannya. Ia selalu mengawali dengan kisah yang manis dan membuangnya saat bosan atau lelah.

Jauh di lubuk hatinya, semua perempuan yang pernah menjadi pasangan Zidan tidak mempunyai tempat dalam hati Zidan. Berbeda dengan Fina yang sosoknya begitu mengagumkan dan mampu menarik hati Zidan hingga tak dapat berpaling dari perempuan lain.

Ingin saja Zidan mengungkapkan perasaannya dan menunjukkan bukti bahwa Cahyo mempunyai rencana busuk untuk mencelakakan Fina.

Tapi itu tidak mungkin, Fina pasti lebih percaya pada teman dekatnya yang memang dikenalnya bertahun tahun ketimbang dirinya yang baru mengenal Fina.

Zidan tak pernah menyangka bahwa dirinya pertama kalinya mengalami pahit dalam kehidupan cintanya dan mirisnya Zidan benar benar tulus mencintainya dan tak ingin ia tersakiti dengan laki laki sialan itu.

Sedangkan dalam tenda, pikiran Fina masih dibayang bayangi oleh Cahyo.

"Pin, maafin semua kesalahan gue. Gue bukan cowok yang baik," ungkap Cahyo yang tak dimengerti oleh Fina.

"Kesalahan apaan sih?! Enggak jelas deh loe!"

"Iya, loe bener, Pin. Gue emang cowok yang enggak jelas." balas Cahyo lagi yang mampu membuat Fina bersalah dengan ucapannya.

Brondong Love Story✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang