32. BAD DREAMS

30 2 0
                                    

Eh tutup botol!
Ngapain loe kesini?!
Setiap hari loe tuh
selalu gangguin gue!
Bisa enggak sih
loe enggak gangguin
gue hari ini!
- Camila Anastasia -

~ BLS ~

Mila memijat keningnya yang masih memikirkan kejadian di alam mimpinya tersebut.

Padahal dirinya dari tadi mencoba untuk melupakan bunga tidurnya dengan melakukan kesibukan.

Tapi, tetap saja.

Mila bercerita dengan sahabatnya dan malah berujung didoakan untuk suka sama Dimas.

Dirinya kan benci dengan Dimas dan perlu digaris bawahi benci.

Mila juga ingat bahwa banyak orang yang mengatakan benci yang berlebihan bisa berubah menjadi suka bahkan cinta bahkan juga sayang.

Mila menggelengkan kepalanya cepat menyingkirkan pikiran itu.

Apalagi saat Mila dimasukkan grup chat yang berisi musuhnya itu.

Pikiran Mila menjadi kembali pada alam mimpinya yang bisa disebut sebagai mimpi buruk itu.

- Alam mimpi -

Suatu hari yang cerah diikuti dengan angin sepoi dari pohon pinggir jalan tepatnya di minimarket terdapat pasangan sejoli yang berbunga bunga atau bisa dipanggil budak cinta.

"Sayangku cintaku my honey sweety, udah?!" tanya Dimas yang memperhatikan Mila menghitung cokelat putih di keranjang belanja.

Mila mengangguk patuh dan memasang aegyo lucu nan imut pada Dimas. "Makasih untuk coklatnya ya, Masku, sayangku, cintaku."

Tingkah Mila membuat Dimas mencium puncak kepala Mila hingga kedua pipinya, "Sama-sama, Dekku, sayangku. Ayo kita pulang."

Mila mengerucutkan bibirnya lalu menyahut pada Dimas. "Aku manggil nama kamu, Dimas bukan Mas! Kesel deh aku."

"Sama aja, intinya kamu sayang aku dan cinta aku selamanya, kan?!" tanya Dimas sambil mendekatkan wajahnya hingga membuat hidung mereka bersentuhan.

Mereka berdua saling menggenggam jemari masing-masing sembari mengagumi keindahan senyuman di depannya ini.

"WOY, YANG DEPAN MALAH MESRA-MESRAAN, ANTRE WOY!" teriak salah satu orang yang berada di belakang antrian mereka.

Dimas dan Mila langsung berbalik ke arah belakangnya dan menangkupkan kedua tangan mereka untuk meminta maaf pada pengunjung minimarket yang mengantre di belakangnya.

- Alam mimpi -

Padahal mimpi itu singkat namun mampu membuat Mila seharian penuh memikirkannya.

"Kak Milaayy!!" teriak Dania yang langsung membuka pintu kamar Mila.

"Apaan sih tuh bocah teriak teriak?! Pengen gue getok pake bantal!" balas Mila dengan nada kesal.

Dania memeluk Mila dari belakang dengan erat dan membuat Mila berusaha melepaskan pelukan adiknya.
"Eh bocah lepasin! Sesek gue nih!" seru Mila yang langsung membuat Dania melepaskan pelukannya.

"Ih, Kakak! Padahal gue cuma mau ngabarin kalo Kak Dimas tuh ada di depan nunggu kakak," ungkap Dania yang membuat Mila kaget setengah mati.

"KOK BISA SIH?!"

Entah kenapa saking terkejutnya, hati Mila sampai bergetar dibuatnya.

Mila menggelengkan kepalanya cepat.

Mungkin saja ini hanya dampak terkejut yang berlebihan. Pikir Mila.

"Ih kakak jangan keras keras dong! Telinga gue berdengung nih! Tapi kakak ada hubungan apa sama Kak Dimas?! Jangan jangan!" sahut Dania menggoda Mila dan berusaha menggelitiki pinggang Mila.

Mila langsung menabrak tubuh Dania dan melenggang keluar kamarnya lalu menghampiri Dimas tanpa menghiraukan teriakan Dania yang meneriakkan namanya. "KAK MILAAA!! SAKIT TAU!! KAKAK!!"

"Eh tutup botol! Ngapain loe kesini?! Setiap hari loe tuh selalu gangguin gue! Bisa enggak sih loe enggak gangguin gue hari ini!" cerocos Mila tanpa jeda dan spasi.

Dimas membalikkan badannya pada Mila yang tengah berceloteh ria.

"Assalamualaikum," sapa Dimas pelan yang berkebalikan dengan suara Mila.

"Waalaikumsalam, cepet loe mau ngapain?!" balas Mila kesal sambil menghentakkan kakinya.

"Aku mau minta bantuan," pinta Dimas dengan nada memohon sambil tangannya digenggam lalu membungkukkan badannya pada Mila.

Melihat kondisi itu membuat Mila menyadari perkataannya yang terlalu kasar pada Dimas.

Bagaimana pun juga Mila ini Ketua MPK sekaligus Sekretaris Ambalan yang seharusnya bisa memberi contoh bagi yang lain termasuk adik kelas.

Mila mengubah nada suaranya menjadi tidak seperti tadi, lebih biasa. "Bantuan apa?!"

"Kak Mila tau kan kalo Sekretaris ekskul Voli lagi dirawat di rumah sakit dan sebentar lagi ekskul Voli akan mengadakan pertandingan antar sekolah jadi aku harus gantiin posisi Sekretaris itu Kak." jelas Dimas pelan-pelan agar meyakinkan Mila.

"Jadi?"

"Jadi aku mau minta bantuan Kak Mila untuk menyempurnakan Proposal untuk pertandingan itu." terang Dimas yang dibalas ketus oleh Mila. "Lah kan ada si Septian! Kenapa harus gue?"

Septian adalah Ketua Voli tahun ini dan termasuk sahabat dan teman sekelas Mila. Pasti ini akal bulus Septian untuk mengerjai Mila karena mengetahui Mila sangat membenci Dimas.

"Katanya Kak Septian, aku disuruh untuk meminta saran dari Kak Mila untuk menyempurnakan Proposal aku apalagi aku sebagai Ketua Pelaksana dari acara ini Kak." balas Dimas.

"ANJING EMANG! SEPTIAN BABI, LIAT AJA LOE BESOK! GUE JEJEL NANTI MULUT LOE PAKE BOLA VOLI !" batin Mila kesal.

Mila menarik napas lalu membuangnya.

Bagaimana pun Mila harus membantu Dimas.

Mila melihat Dimas yang tak membawa apapun menanyakan pada Dimas. "Mana peralatannya? Kayak laptop terus flashdisk gitu."

"Di rumah Kak." jawab Dimas dengan wajah tanpa dosanya.

"Iya udah, cepet loe ambil!" seru Mila yang membuat Dimas lari terbirit birit meninggalkan Mila.

~ BLS ~

MPK : Majelis Permusyawaratan Kelas (Seperti Kumpulan Ketua Kelas atau Perangkat Kelas lainnya)

Ambalan : Pramuka

Brondong Love Story✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang