Aku serius Melati
- Hanif Ardiansyah -~ BLS ~
"Hana buruan!" teriak Eni yang memecah keheningan di pagi hari.
Setelah selesai mengenakan sepatu, Hana menghampiri Eni, Ibu dari Hana.
"Eh, kamu kalo punya pacar tuh kenalin dong sama Ibu," celetuk Eni sambil memandang seseorang di sampingnya.
Hana langsung memandang seseorang di samping Eni dan mengerjapkan matanya melihat seseorang itu. "Ha-Hanif."
Hanif hanya bisa terkekeh dengan tingkah Hana yang begitu mengemaskan.
Padahal jika geng Macan melihat Hana dalam mode seperti ini pasti Hana membuat jijik mereka.
"Udah, cepet berangkat! Kasian pacarmu dari tadi nungguin," omel Eni yang membuyarkan lamunan Hana.
Hana dan Hanif bergantian untuk mencium punggung tangan Eni.
Sesampainya di gerbang sekolah, Hanif meraih jemari Hana untuk berada dalam genggamannya.
"Supaya keliatan real dan banyak yang percaya," ucap Hanif dengan tatapan lembutnya.
Hana hanya bisa menganggukkan kepala dan menuruti Hanif.
Banyak pasang mata memandang mereka berdua saat masuk gerbang terutama para petugas Osis yang berjaga di gerbang sekolah.
"Wah liat tuh goals couple datang!"
"Iya nih, Kak Hana cocok sama Hanif."
"Apalagi huruf depan mereka sama sama H."
"Jadi pengen kayak mereka berdua deh."
Gugup, canggung, salting telah tercampur aduk pada situasi saat ini.
Sesampainya di depan kelas Hana, Hanif melepas genggaman tangan Hana.
"Selamat belajar ya," ujar Hanif yang dibalas anggukan patuh oleh Hana.
Hana hanya bisa membeku di tempat lalu masuk dalam kelas meninggalkan Hanif.
Hana terlalu malu untuk membalas tatapan Hanif.
Hanif meninggalkan kelas Hana dengan santai tanpa memedulikan tatapan semua murid Center High School yang tertuju pada dirinya.
Hanif disambut oleh geng Degan yang menyoraki dirinya.
"Wah! Yang baru jadian mah masih anget nih!" seru Adit yang membuat Hanif duduk di sampingnya.
Restu, Dimas, Zidan dan Galang menghampiri Hanif dan Adit.
Hanif langsung menceritakan kejadian yang sebenarnya dengan Hana.
Restu menyenggol lengan Hanif dan menyahut. "Kenapa enggak loe tembak aje? Tembak beneran gitu, enggak pura pura. Mbak Hana direbut tau rasa loe!"
"Mbak Hana tuh most wanted dan enggak semua most wanted bisa dideketin! Nif, ini kesempatan loe untuk bisa dapetin hatinya Mbak Hana." tambah Zidan.
Tuturan dari sahabatnya ada benarnya juga. Jika dirinya tak segera menyatakan cinta pasti ada Syahril lainnya yang bisa merebut hati Hana.
"Tapi gue-"
Galang langsung memotong alasan Hanif. "Takut? Takut ditolak? Bahkan loe lebih takut ditolak sama Mbak Hana ketimbang takut ditolak jadi Wakil Ketua Osis."
"Itu kan beda cerita!" elak Hanif.
"Terus masak loe mau terus berpura pura kalo sebenarnya loe enggak pengen pura pura." sahut Dimas yang diangguki oleh Restu, Adit, Zidan dan Galang.
Iya, Hanif tak mungkin harus menahan perasaannya terus dengan berpura pura menjadi pacar Hana.
Dari awal Hanif memang kagum pada sosok Hana dan kekaguman itu tumbuh menjadi cinta saat dirinya membantu Hana di malam itu.
Hanif tak ingin melihat ketakutan dan kekhawatiran di sorot mata Hana.
"Kayaknya, gue harus mengakhiri semua kepura-puraan antara gue sama Melati."
~ BLS ~
Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa berebut untuk keluar dari kelas.
Hanif dan Hana berjanjian untuk berkumpul di taman belakang sekolah.
Hana menghampiri Hanif yang sampai duluan disini. "Lama ya nunggu-nya?"
Hanif bergeser untuk memberi tempat di sampingnya dan menjawab pertanyaan Hana. "Enggak kok Melati."
Hana menjadi teringat pertemuan dengan Hanif saat malam itu.
Hana lupa untuk menanyakan keadaan Hanif karena keesokan harinya Hanif terlihat baik baik saja dan ruam kebiruan di rahang Hanif tak terlihat.
"Nif, sewaktu kamu bantuin aku dari dua preman itu, kamu baik baik aja kan? Maksudnya kamu pulang dari rumah enggak ditanyain kan? Soalnya luka kamu itu enggak ringan loh Nif." tanya Hana cepat dan malah terdengar seperti rapper.
Tangan Hanif terulur untuk mengelus puncak kepala Hana.
"Aku enggak papa kok Melati toh yang penting Melati selamat." jawab Hanif dengan tatapan lembutnya.
Hana yang diperlakukan seperti ini tak bisa banyak bicara dan membalas. "Makasih banyak Nif."
Arilo yang menyaksikan adegan manis di depannya ini membuat pertahanan cintanya pada Hana runtuh.
Bagaimana pun juga ia harus merelakan Hana dengan Hanif.
Asalkan Hana bahagia, walaupun tak bersamanya.
Arilo menghampiri Hana dan Hanif yang tengah dimabuk asmara.
"Ngeliat kalian romantis kayak gini membuat gue sadar kalo kalian saling mencintai.
Untuk Hana, gue harap loe bisa bahagia dengan Hanif. Gue janji enggak akan ganggu loe lagi kok.
Untuk Hanif, loe harus jagain Hana. Loe harus ngelindungi Hana kapanpun dan dimanapun. Kalo loe biarin Hana sakit hati, gue enggak akan biarin loe." jelas Arilo yang bergantian memandang Hana dan Hanif.
Hanif menghampiri Arilo lalu menepuk bahunya dan membalas pernyataan Arilo. "Makasih udah ngerelain Melati. Aku janji untuk selalu melindungi Melati."
Arilo memandang Hana yang tengah tersenyum simpul padanya.
"Gue yakin, loe pasti dapet cewek yang cinta sama loe. Makasih udah menyayangi gue, Ril," ujar Hana yang masih tersenyum pada Arilo.
Arilo membalas senyuman Hana lalu menepuk bahu Hanif. "Jagain Hana."
Arilo dan Hanif saling tersenyum lalu Arilo meninggalkan mereka berdua.
Hana menghampiri Hanif lalu mengucapkan. "Makasih ya udah bantuin aku."
"Aku enggak bantuin Melati untuk ini. Aku serius," ujar Hanif menghadap Hana di depannya.
"Serius maksudnya?" tanya balik Hana.
"Aku serius suka sama Melati. Aku beneran serius untuk mencintai kamu, Melati." balas Hanif yang menatap manik mata Hana dengan lekat.
Hana menggelengkan kepalanya lalu membalas. "Pasti kamu boong kan?!"
Hanif menatap manik mata milik Hana dengan penuh keseriusan. "Aku benaran serius Melati, aku beneran mencintai kamu."
Tubuh Hana kaku untuk menerima semua kenyataan ini.
Hana berlari meninggalkan taman belakang dan tentunya Hanif yang sendirian. "Aku serius Melati."
~ BLS ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Love Story✔️
Humor[Karya pernah di unpub di akun yang berbeda, lalu di publish kembali di akun ini] Semua ini cuma gegara karma doang! Gue enggak suka sama tuh adek kelas! ~ Rilis Cininta Eh, loe kalo mau ngambil buku tuh ngeliat dulu dong! ~ Sasha Aleidita Aduh...