Hanya dalam waktu beberapa detik saja, Air mineral dalam kemesan botol 600 ml itu berhasil di kosongkan oleh Ji hwa.
Lalu sesudahnya Ji hwa meremas botol tersebut dan menatap hamparan gedung-gedung bertingkat yang nampak dari rooftop rumah sakitnya itu.
"Wah mengesalkan sekali.." ucap Ji hwa
Ia mencoba melemaskan otot-otot lehernya yang kaku dan tegang karna rasa kesalnya.
"Apa aku memasukan karakter seperti itu? Orang yang bermain victim tuh memang yang paling menyebalkan. Benar-benar aku ingin sekali menjerit" ucap Ji hwa.
Ponsel Ji hwa bergetar, Ia mendaptkan sebuah pesan bahwa ada pasien yang akan di kirim kepada bagiannya dari IGD.
Ia menghembuskan napasnya cukup kuat berkali-kali. Untuk menenangkan dirinya. Setelah itu Ia memutuskan untuk kembali ke bawah. Namun ketika Ia baru saja akan turun Ia berpapasan deng Nam Gyu Ri yang akan naik. Baik Ji hwa ataupun Nam Gyu Ri keduanya sama-sama terkejut.
"Dokter Han.." ucap Gyu Ri dengan cepat dan membungkuk.
"Ada apa? Kamu mencari saya?"
Gyu Ri menggelengkan kepalanya. "Ehm..sa..saya hanya ingin.."
Ji hwa pun ingat bahwa ini adalah tempat Gyu Ri menyendiri. Orang seperti Ji hwa tentu tidak perlu rootop seperti ini. Ia bisa memaki siapa pun yang Ia mau untuk melampiaskan amarahnya.
"Sudah diam lah, saya sakit kepala mendengar mu bicara" ucap Ji hwa dan memilih untuk meninggalkan Gyu Ri.
Sesaat setelah cukup jauh dari Gyu Ri, Ji hwa memukul kepalanya sendiri.
"Stupid.. Rooftop itu tempatnya peran utama.. " ucap Ji hwa.
***
Ji hwa sudah berada di ruang IGD, Ia pun sudah di beri penjelasan terkait pasien yang akan Ia tangani oleh dokter IGD.Ji hwa menganggukan kepalanya tentu saja karna Ia mengerti semua penjelasan itu.
"Lakukan laparotomi untuk menutup luka dan menghentikan pendarahan dalam." ucap Ji hwa dan memberikan berkas itu pada perawat.
Kemudian Ia memeriksa mata pasien dengan senter kecil yang selalu Ia bawa.
"Berikan stetoskop mu" ucap Ji hwa meminta stetoskop pada salah satu dokter yang ada di sana. Ia memakainya kemudian memeriksa.
"Apa ada keluhan lain sebelum ini?" tanya Ji hwa pada wali pasien. Ia juga mengecek tangan pasien.
"Belakangan ini dia mudah sekali lelah, lalu pingsan apalagi saat musim panas seperti ini"
"Sudah berapa lama? "
"Kurang lebih 3 bulan.. " jawab wali.
Ji hwa menganggukan kepalanya,
"Setelah melakukan laparatomi, arahkan pada bagian imonologi. Saya curiga pasien menderita autoimun. Saat datang pasien pengalami Tension penumotorax kan?""Iya dok.."
"Oke, lakukan laparatomi segera" ucap Ji hwa dan pergi. Kemudian Ia di susul oleh salah satu juniornya.
"Dok, maaf. Lalu siapa yang menangani operasi ini dok?"
Ji hwa melipat tangannya di depan dada. Benar juga dia adalah seorang dokter bedah, karna itulah Ia di panggil ke IGD saat ini. Ji hwa mungkin tidak akan kehilangan kemampuannya hanya saja Ia tidak memiliki cukup keberanian untuk membedah orang. Operasi dan memeriksa adalah dua hal yang sangat berbeda.
"Kamu sudah pernah melakukan operasi perforasi usus?"
"Saya sudah sering melihatnya dok, dan sudah 4 kali menjadi asisten. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)
Fantasy"Terkadang mereka yang tak menangis bukan karna mereka tak susah atau tak terluka. Tetapi karna mereka sadar, air matanya tak memiliki kekuatan untuk dapat dihargai. Sehingga meski semua terasa melelahkan dan menyakitkan mereka tetap memilih untuk...