Sejak memasuki gerbang rumahnya Ji hwa tak berhenti membuka mulut efek dari ekpresi terlalu kagum melihat betapa luas dan megah rumah orang tua Ji hwa.
Dari gerbang utama butuh beberapa menit menggunakan mobil hingga sampai di depan rumahnya,yang mungkin semewah istana negara itu. Bangunannya sangat terurus dan bergaya eropa.
Tepat ketika Kia seltos silver milik Hyo Joon berhenti beberapa orang berpakaian jas rapi sudah berdiri di samping pintu dan kemudian membuka kan pintu untuk Ji hwa, seakan mereka sudah sangat Familiar dengan mobil itu.
Para pelayan pun sudah berbaris rapi menyambut kedatangan Ji hwa bahkan mereka menunduk memberikan salam hormat.
"Oh my god.." hanya kalimat itulah yang muncul dalam kepala Ji hwa.
Di paling ujung dari barisan tersebut sudah ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum sopan dan sangat ramah pada Ji hwa. Melihat dimana posisi wanita itu Ji hwa dapat mengetahui bahwa Ia adalah seorang kepala asisten rumah tangga.
"Selamat malam nona han" sapanya dengan sangat ramah dan membungkuk singkat.
"Haii.. " balas Ji hwa riang. Ji hwa menoleh ke arah Hyo Joon yang berjalan sedikit di belakangnya dan kini sedikit memalingkan wajahnya seakan tak mau melihat wanita paruh baya itu membungkuk pada Ji hwa.
Senyum ceria di wajah Ji hwa pun menghilang, Ia tiba-tiba saja ingat bahwa wanita itu adalah ibu dari Hyo Joon. Ya, kedua orang tua Hyo Joon bekerja dan mengabdi penuh pada keluarga Ji hwa, dari generasi ke generasi. Keluarga Ji hwa bukanlah orang kaya baru, mereka sudah sangat kaya sejak 5 generasi sebelumnya dan semakin bertambah kaya.
"Hyo joon eomma.. Jangan begini.." ucap Ji hwa yang langsung menggandeng lengan ibu hyo joon, yang tentu saja membuat semua orang di sana terkejut. Terutama Hyo joon.
"Ehmm.. Jangan seperti ini lagi ya Hyo joon eomma. Hyo joon itu kan teman aku." ucap Ji hwa
Hyo joon nyaris tak berkedip melihat apa yang Ji hwa lakukan.
"Maaf nona tapi tidak bisa seperti itu."
Ji hwa sudah akan menjawab, namun suara nyaring ibunya membuat Ji hwa teralih.
"Omo...omo... Putri cantik ku.." ucap Ibu Ji hwa dan dengan cepat berjalan ke arah Ji hwa.
Ji hwa selalu tak kuasa menahan senyumnya melihat tingkah sang ibu. Ia pun ikug mendekat kemudian memeluk ibunya.
"Eomma.."
"Eomma senang sekali kamu pulang, eomma sudah siapkan semua makanan kesukaan mu.."
"Eomma.. Aku hanya pulang ke rumah. Tidak perlu melakukan banyak hal.."
Ibu Ji hwa menggeleng. "Ini pertama kalinya setelah kamu menikah, kamu menelfon ingin pulang bahkan tanpa eomma minta"
"Wah.. Benar-benar anak yang menyebalkan aku ini. Aku akan sering pulang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)
Fantasy"Terkadang mereka yang tak menangis bukan karna mereka tak susah atau tak terluka. Tetapi karna mereka sadar, air matanya tak memiliki kekuatan untuk dapat dihargai. Sehingga meski semua terasa melelahkan dan menyakitkan mereka tetap memilih untuk...