Dua puluh dua

897 141 21
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 3 pagi waktu seoul. Ji hwa yang tidak bisa tidur memilih untuk berkeliling rumah sakit lagi, rumah sakit yang terus ramai bahkan saat malam. Ia berdiri di depan mesin minuman,melipat tangannya dan memperhatikan satu persatu minuman yang ada di sana untuk dia pilih.

"Euhm.. Apa aku harus mencoba minuman manis seperti Ji hwa? Jus?" gumam Ji hwa , yang kemudian menggeleng.

"Aku hanya suka kopi .." ucap Ji hwa dan akan menekan angka pada mesin namun tangan di halangi oleh tangan lain.

"Vertigo mu akan semakin parah kalau minum kopi."

Ji hwa mengangkat kepalanya dan menatap Hyo Joon yang berdiri di sampingnya. Hyo Joon pun menekan tombol lain hingga satu kotak jus keluar dari sana. Hyo Joon mengambilnya lalu memberikannya pada Ji hwa. Tak ada perdebatan Ji hwa hanya menerimannya.

"Tekanan darah mu belum stabil karna itu infus mu masih terpasang di situ. Sebagai seorang dokter kamu ngerti itu kan?"

"Aku hanya bosan.." jawab Ji hwa

Hyo Joon menatap Ji hwa dengan serius. Ji hwa pun perlahan menundukan kepalanya, Ia tak punya cukup keberanian untuk menatap mata Hyo Joon

"Aku akan pergi setelah melakukan semua pemeriksaan terakhir mu" ucap Hyo joon

"Engg.." ucap Ji hwa yang terkejut dan langsung mengangkat kepalanya.

"Bukan karna mu, tapi karna tanggung jawab ku." lanjut Hyo joon.

Ji hwa tersenyum senang dan menganggukan kepalanya. "Tentu saja..." ucap Ji hwa dengan nada suara yang kini terdengar riang. Jelas sekali bahwa Ji hwa sangat bahagia mendengar keputusan Hyo joon. Meskipun mungkin tidak akan lama tapi siapa juga yang akan menjamin Ia akan lama di sana.

"Aku akan ke IGD, kembali lah ke kamar mu" ucap Hyo joon

"Aku ikut ya.." ucap Ji hwa

"Apa kau akab meriksa pasien dengan infus di tangan seperti itu?"

Ji hwa mengkrucutkan bibirnya. "Hah.. Aku bosan hanya tidur di kamar, lagi pula hanya tangan ku yang luka" ucap Ji hwa

"Kembali saja ke kamar mu. Bersikaplah sebagai pasien yang benar, dokter di sini sudah terlalu sibuk jadi jangan membuat semakin sibuk hanya karna rasa bosan mu"

"Hyo joon-ah.. Apa mulut mu tidak bisa mengeluarkan kata yang baik sedikit saja?" tanya Ji hwa

"Eoh?" tanya Ji hwa lagi

"Tidak perlu berdebat hal yang tidak penting. Kembali saja ke kamar mu.." ucap Hyo joon.

"Iya..iya.. Saya akan kembali ke kamar." ucap Ji hwa dengan nada suara yang di buat-buat lalu berjalan pergi tentu saja dengan mencibir Hyo joon.

"Aku masih mendengar mu.."

"Memang sengaja biar kamu dengar. " ucap Ji hwa tanpa membalik tubuhnya dan terus berjalan pergi.

Diam-diam Hyo Joon tersenyum dengan terus menatap punggung Ji hwa yang semakin menjauh.

***
Langkah kaki Gyu ri terhenti ketika Ia melihat seseorang menghadang langkahnya. Ia mengangkat kepalanya dan reflek mundur ke belakang karna terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya. 

"Kenapa wajah mu seperti itu?  Seperti melihat hantu" protes Jae hoon. 

Gyu ri menggelengkan kepalanya dan dengan gugup menyapa Jae hoon. 

Jae hoon melipat tangannya di depan dada, lalu memperhatikan Gyu ri dari atas sampai bawah, ke atas lagi dan ke bawah lagi. Berapa kali pun Jae hoon melihat wanita itu sungguh Ia tak menemukan sedikit pun hal menarik dari seorang Nam Gyu Ri.

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang