Empat Puluh Enam

937 130 46
                                    

Setelah memberi sesuatu, Ji hwa meminta untuk di antar pulang kerumah. Belum apa-apa Ia sudah di marahi sang Ibu karna berfikir kabur lagi dari Woo Jin. Beruntunglah ayah Ji hwa juga ada di rumah jadi ada yang membelanya.

Saat ini mereka sedang mengobrol bersama. Ji hwa duduk di samping ayahnya sedangkan Jae  hoon duduk di samping ibunya. Mereka membicarakan banyak hal, tertawa dan bercanda.

"Eomma.. Jae hoon sudah besae tau dia akan menikah?"

"Hah? Kamu menghamili anak orang?"

"Eomma.. Kenapa selalu begitu sih. Noona bohong"

Ayah ji hwa hanya tersenyum . "Siapa wanita sial itu?"

"Nam Gyu Ri.. Dokter magang"ucap Ji hwa

Ayahnya nampak berfikir apakah mengenal atau tidak.  Rasanya tak asing. 

"Hya! Dia wanita beruntung.." protes Jae hoon

"Berarti benar?" jebak Ji hwa

"Aisshh.."

"Eomma.. Appa.. Jae hoon mengumpat pada ku" ucap Ji hwa

...
...

Hyo joon menghela napasnya kesal saat ada beberapa dokter di hadapannya dan membawa surat. Ia sungguh akan marah jika lagi-lagi harus melakukan hal-hal tak penting di saat Ia sedang sangat lelahnya. 

Dengan sedikit kasar Hyo joon menerima surat itu dan langsung membacanya. 

Dear : Hyo joon Oppa

Eits.. Jangan marah dulu.  Aku mengirim kan Sepaket dokter  lengkap. Aku dan Woo Jin sudah mencarinya sejak lama.  Mereka adalah yang terbaik meski tidak sebaik aku.  Pemindahan mereka secara resmi akan segera di urus oleh pihak menejemen rumah sakit.

Oh ya setelah kesibukan mu berkurang aku harap kamu mau bergabung dengan tim menejemen.  Papah sangat berharap kau bisa menangani menjemen di sana.  Untuk lebih lanjut papah akan segera menemui mu. 

Kiss kiss

Han Ji hwa

Hyo joon menutup suratnya.  Tak ada yang salah dengan surat itu namun entah mengapa hatinya mendadak tak tenang.  Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan Han Ji hwa? Mengapa Ia juga merasa sedih tanpa alasan?

...
...

Pelayan di rumah orang tua Woo Jin membawa paket untuk orang tua woo jin dari pengantar paket.

Paket tersebut adalah kiriman dari Ji hwa. Ia memberikan satu set cangkir yang nampak sangat cantik dan elegant. Ia juga tak lupa memberikan surat pada sang Ibu mertua.

...
...

Ji hwa tau ketika Ia kembali, Ia bisa menuliskan apapun dalam cerintanya hingga tak perlu melakukan semua ini. Tapi Ia sungguh ingin membuat banyak kesan terakhir sebagai Han Ji Hwa..

Setelah ini hanya Ia yang akan kehilang, mereka semua tentu tak akan ada yang pernah menyadari kepergiannya.

"Ah.." keluh Ji hwa dan menyentuh kepalanya.

Kepalanya terasa sakit dan untuk beberapa detik. Ia bisa merasakan dirinya kembali dalam tubuh Qianna. Qianna sudah sangat kesakitan, Waktunya sungguh hanya sebentar lagi.

"Han Ji hwa.. Kamu ngga papa?" tanya ayahnya

Ji hwa menggeleng. "Vertigo ku pah" ucap Ji hwa

"Mau aku ambilkan obat?" tanya Jae hoon

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang