Woo Jin menunggu Ji hwa merapikan tasnya. Mereka berdua baru saja menyelesaikan shift dan akan bersiap untuk pulang.
"Sudah?" tanya Woo Jin
Ji hwa mengangguk. Mereka berdua keluar dari ruangan Ji hwa.
"Kenapa wajah mu seperti itu?" tanya Woo Jin
"Aku sudah minta maaf dengan Gyu ri semalam. Tapi sepertinya perasaanya belum membaik. Dia dan Jae hoon juga masih tampak jauh." ucap Ji hwa
Woo Jin tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Sudah biarkan saja"
"Ck.. Tidak bisa. Aku merasa sangat bersalah sampai terus kepikiran. Ah.. Aku memang bodoh" ucap Ji hwa kesal
"Tenang saja.."
"Tenang bagaimana ? Kamu ngga ngerti perasaan aku sih. Oh iya kenapa tadi kamu minta aku untuk menyuruh gyu ri mengantar berkas ke Hyo joon."
Woo jin tak menjawab hanya tersenyum.
"Ada apa sih?" tanya Ji hwa dan memaksa Woo jIn untuk menjawab.
Namun tiba-tiba saja Jae hoon menghampiri mereka dengan terengah-engah karna berlari.
"Jae hoon?"
Jae hoon mencoba menstabilkan napasnya dulu sebelum mulai bicara.
"Noona.. Aku tidak melihat Gyu ri di IGD. Apa benar kau mengirimnya ke Rumah sakit Hyo joon hyung?"
Ji hwa mengangguk. "Iya.. Kenapa?"
"Noona!"
Ji hwa terkejut di bentak seperti itu. Pasalnya Ia tak tau apa yang salah. Ia hanya meminta Gyu ri mengantar berkas.
"Noona.. Apa kau benar-benar tidak punya hati? Bagaimana bisa kau mengirimnya ke sana?"
"Aku mengirimnya untuk.." ucap Ji hwa yang kemudian terhenti. Ia seperti mengerti sesuatu lalu menoleh pada Woo Jin.
Woo Jin mengangguk samar dan mencoba menahan senyumnya.
"Oh.. Aku mengirimnya. Karna dia menyukitkan mu kata Woo Jin"
"Ya! Kalian! Aishh! ... " ucap Jae hoon kesal. Ia menggaruk kepalanya melampiaskan kesalnya dan juga menginjak-injak lantai.
"Noona..hyung! Kau harusnya tidak melakukan itu"
"Aku hanya tidak ingin dia menganggu mu" ucap Woo Jin
"Hyung.. Apa kau baru mengenal ku satu hari? Kalau ada masalah dan aku mengaku tidak bersalah itu berarti memang salah ku.. Ahh.. Kalian benar-benar membuat ku frustasi.." ucap Jae hoob kesal
"Kamu bilang kamu tidak suka dengannya" ucap Ji hwa
"Lalu kenapa? Noona.. Ada apa dengan mu hah? Kau tidak biasanya seperti ini! Kau selalu memberikan keputusan yang tepat.. Noona, tolong bawa dia kembali"
"Aku tidak bisa. Kamu terlambat"
Jae hoon menutup wajahnya sendiri. Ia sangat merasa kesal dan merasa bersalah. Rasa kesal yang bahkan membuatnya ingin sekali menangis.
"Noona.. Jika dia pindah dia akan tinggal dimana? Apa dia harus mengulang lagi dari awal? Noona dia susah untuk menyesuaikan diri.. Hidupnya sudah sangat sulit.. Kenapa kalian melakukan ini padannya.." ucap Jae hoon lagi.
"Mana aku tau.. Aku hanya menuruti mu" ucap Ji hwa
"Aish....ah.." ucap Jae hoon semakin kesal karna tau ini semua karna ulahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)
Fantasy"Terkadang mereka yang tak menangis bukan karna mereka tak susah atau tak terluka. Tetapi karna mereka sadar, air matanya tak memiliki kekuatan untuk dapat dihargai. Sehingga meski semua terasa melelahkan dan menyakitkan mereka tetap memilih untuk...