Empat Puluh Satu

887 125 14
                                    

Setelah beristirahat sebentar di rumah sakit tempat Hyo joon bekerja. Barulah Woo Jin dan Ji hwa memutuskan untuk kembali. Hyo joon mengantar mereka hingga ke tempat parkir.

"Kalian tidak ingin menginap di penginapan dekat sini?"

"Kami harus kembali bekerja jam 10 pagi nanti" balas Woo Jin

Hyo joon menganggukan kepalanya. Ia sungguh mengerti. Sebagai seorang dokter mereka memang tak memiliki pilihan lain selain mengabdikan hidup mereka untuk manusia lainnya. Mereka tak boleh mengenal apa itu lelah.

"Kalau gitu hati-hatilah. Pelan-pelan saja" ucap Hyo joon.

Ji hwa tak mengatakan apapun masih hanya terus menatap Hyo joon. Ia bahkan memegang ujung jas Hyo joon.

"Kabari aku hasil pemeriksaan mu" ucap Hyo joon pada Ji hwa

Ji hwa masih tak mengatakan apapun.

"Sudah sana pulang. Aku harus bersiap untuk operasi lagi. Terimakasih untuk bantuan kalian" ucap Hyo joon

Hyo joon terkejut ketika ji hwa tiba-tiba saja memeluknya.

"Ck.. Ya! Han Ji hwa jangan seperti ini" ucap Hyo joon dan mencoba melepas pelukan Ji hwa. Namun bukan Ji hwa kalau menyerah dengan mudah. Ia mengeratkan pelukannya.

"Jaga kesehatan mu. Aku rindu sekali dengan mu. Sering-seringlah ke seoul. Euhmm.. Atau hubungi aku saja. Aku dan Woo Jin akan sering menjenguk mu di sini"

"Iya.. Sudah lepas. Pulanglah" ucap Hyo joon yang melepas pelukan Ji hwa. Ji hwa pun hanya bisa pasrah

"Sudah sana.." ucap Hyo joon

Woo Jin menganggukan kepalanya. Ia membukakan pintu untuk Ji hwa lalu setelah itu barulah Ia masuk ke sisi lain dari mobilnya.

Mobil woo jin meninggalkan besment rumah sakit. Hyo joon masih di tempatnya menatap mobil itu berlalu. Ia menyentuh ujung jasnya yang sedari tadi di pegang oleh Ji hwa. Kemudian tersenyum tipis. Ia senang melihat Ji hwa bahagia. Bukankah seperti inilah cinta? Ikut merasa bahagia ketika melihat yang kita cintai bahagia?

Ponsel Hyo joon bergetar dalam sakunya. Tanpa melihat hyo joon tau bahwa itu panggilan kerjanya. Ya, dia harus melakukan apa yang seharusnya Ia lakukan. Ji hwa sungguh bukan lagi urusannya, tapi bagaimanapun itu Ia senang melihat Ji hwa hari ini, bekerja bersama. Melihat Ji hwa kembali ke ruang operasi. Hyo joon meninggalkan tempat parkir dan masuk kembali ke dalam rumah sakit.

...
...

Ji hwa sengaja membuka jendela mobilnya, membiarkan angin berhembus meniup wajah dan rambutnya. Ia menikmati setiap hembusannya. Entah kapan Ia bisa kembali lagi ke sini. Mungkinkah Ia masih sempat bertemu Hyo joon lagi? Ia bisa pergi kapanpun bahkan mungkin tanpa peringatan.

Woo Jin mengusap kepala Ji hwa, membuat Ji hwa menoleh pada Woo Jin.

"Apa perasaan mu membaik?" tanya Woo Jin

"Emm.. Terimakasih" ucap Ji hwa dan menatap Woo Jin teduh. Woo Jin tersenyum senang. Ji hwa menyadari betapa lembut hati woo jin.

"Kenapa aku tidak pernah mencintai mu dulu?" tanya Ji hwa

Woo Jin menoleh sebentar pada Ji hwa yang terus menatapnya. 

"Mengapa butuh waktu lama untuk mencintai pria baik seperti mu.. ?" tanya Ji hwa lagi

Woo Jin tersenyum lagi. "Apa kamu sedang memberikan pengakuan? "

Ji hwa mengangguk.  "Euhmm..  Aku mencintaimu Woo Jin" ucap Ji hwa

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang