Tiga Puluh Tujuh

850 122 8
                                    

Sesaat setelah sampai di apartementnya Woo Jin langsung merebahkan dirinya di atas kasur.

"Ah.. Nyamannya.."

Ji hwa hanya tersenyum melihat suaminya dan merapikan barang-barang mereka.

"Rumah memang selalu yang terbaik."

"Bukannya kamu lebih suka rumah sakit" ucap Ji hwa

Woo Jin mengambil bantal lalu memeluknya. "Tidak, aku suka rumah ku"

"Lalu kenapa jarang pulang?"

"Karna kamu tidak akan pulang kalau aku pulang. " jawab Woo Jin yang sudah memejamkan matanya.

Ji hwa terhenyak. Ia sungguh tak tau akan menciptakan karakter semanis Woo Jin. Hal itu lah yang selalu menjadi pertanyaanya, mengapa Ia bisa menciptakan karakter manis seperti Woo Jin tapi juga menciptakan karakter sedingin Ji hwa yang tak sedikit pun jatuh jati pada Woo Jin.

"Bangun dulu, mandi, makan setelah itu baru istirahat" ucap Ji hwa dan memberikan handuk juga pakaian ganti untuk Woo Jin

"Nanti saja.."

"Ck..woo jin. Kamu itu dokter, kamu ngga ngerti ya kalau di rumah sakit itu banyak virus." ucap Ji hwa

Woo Jin merengut. Namun kemudian tak membantah lagi, Ia bangun dan manuju kamar mandinya.

...
...

Kurang lebih lima belas menit Woo Jin berada di dalam kamar mandi, Ia pun keluar dengan wajah yang nampak segar.

Ia melihat Ji hwa yang sudah merapikan makanan di atas meja makan.

"Kamu masak?"

"Engga aku pesan. Tadi di jalan aku pesan makanan. Jam makan mu akan lewat kalau nunggu aku masak, lagi juga aku tidak bisa masak. Keringkan rambut mu lalu makan.. Aku mau mandi dulu" ucap Ji hwa

Woo Jin hanya menganggukan kepalanya. Namun tentu saja Ia tak benar-benar menuruti Ji hwa bukannya mengeringkan rambut atau makan. Woo Jin justru melihat-lihat ponselnya. Ia membaca beberapa penting hingga tak menyadari Ji hwa yang sudah di hadapannya lalu mengambil paksa ponselnya.

"Aku suruh apa tadi?"

"Aku mau makan dengan mu"

"Ya paling tidak keringkan rambut mu. Lihat itu kaos mu basah lagi" ucap Ji hwa

Woo Jin menggaruk kepalanya. Jujur saja Ia tak pernah di perlakukan seperti ini sebelumnya. Ia selalu melakukan hampir semua hal sendirian.

Ji hwa menggelengkan kepalanya. Ia mengambil kaos baru untuk Woo Jin dan meminta Woo Jin untuk berganti pakaian.

"Cepat ganti..ayo makan" ucap Ji hwa

Karna takut membuat Ji hwa kesal tanpa menunggu lagi Woo Jin pun langsung mengganti kaosnya. Lalu menyusul Ji hwa di meja makan.

"Kamu ke rumah sakit lagi hari ini?" tanya Woo Jin

Ji hwa mengangguk. "Aku ada 2 operasi terjadwal. Semoga benar-benar hanya ada dua hari ini."

Woo Jin nampak bimbang. Ia menggaruk pelipisnya sendiri dan menghentikan makannya.

"Kenapa?" tanya Ji hwa

Woo Jin menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?" ulang Ji hwa

"Em.. Maaf ya. Karna aku sakit kamu harus menangani pasien ku juga"

"Kamu juga melakukan yang sama saat aku sakit"

"Hah.. Rasanya benar-benar tak nyaman. Aku tidak ingin melihat mu terlalu lelah. Tapi aku juga tidak bisa meminta mu untuk tidak kerja di saat seperti ini"

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang