Empat puluh empat

805 124 11
                                    

Hyo joon di kursinya. Ia membuka lagi surat yang di titipkan Woo Jin untuknya. Ia membaca ulangb isi surat tersebut.

Hyo joon, terimakasih karna membuat ku sempat merasa takut kehilangan Ji hwa. Dengan begitu aku menyadari bahwa Dia sangat penting.

Aku ingin Jae hoon merasakan apa yang aku rasakan. Tolong bantu aku lagi.

Trims

Hyo joon mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Woo Jin.

...
...

Di apartementnya, Woo Jin sudah bersiap untuk tidur. Sudah mengenaka Piama dan duduk di atas kasur. Sedangkan Ji hwa masih menggunakan skin care malamnya.

Ponsel Woo Jin berdering.

"Hyo joon menelfon ku" ucap Woo Jin

Ji hwa dengan antusias mendekat pada suaminya dan duduk di pinggir kasur.

"Angkat..angkat"ucap Ji hwa

W: halo..

H: bukankah ini sedikit keterlaluan? 

W: apa mereka sudah berbaikan? 

H: apa itu urusan ku?

W: Terimakasih..

H: awas saja kalau kalian melakukan hal konyol seperti ini lagi

J: terimakasih oppa...

H: Jangan memanggilku seperti itu oppa! 

W: terimakasih dokter Choi

H: kalian benar-benar mengesalkan?  Kalau kalian memang sangat senggang kirimlah banyak bantuan ke rumah sakit ini.  Bukan bermain seperti tadi. 

W: tenang saja aku sudah meminta untuk mengirim banyak stafd medis ke sana. 

H: kali ini kalian aku maafkan. 

J: saranghae oppa

W: gomawo hyung

H: Sudahlah..  Aku mau tidur.  Aku harus masuk ruang operasi 30 mebit lagi

Hyo joon menutup telfonnya begitu saja bahkan sebelum sempat mereka menyauti.  .

"Apa menurut mu kita berhasil? "

Woo Jin mengangguk.  .

"Apa mereka sudah baikkan? "

"Emm..  Kita hanya bisa membantu sampai di sini.  Selebihnya bergantung pada mereka sendiri.  Tapu menurut ku harusnya mereka lebih dari sekedar berbaikan" ucap Woo Jin

Ji hwa mengangguk dan tersenyum senang.  Ia sunggu sangat senang.  Bebanya seakan terangkat begitu saja. 

"Gomawo... "

"Itu saja?  Berikan aku hadiah" ucap Woo Jin

"Apa? " tanya Ji hwa. 

Woo jin mengetuk bibirnya dengan jari.  Ji hwa tersenyum geli namun Ia tetap mengecup Woo jin. 

"Perasaan mu membaik? " tanya Woo Jin

Ji hwa mengangguk lagi.

"Hah.  Syukurlah.. "

.... 
...

Bukan ke rumah sakit Jae hoon justru mengantarkan Gyu ri pulang.

"Dokter Han..? "

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang