Ji hwa terus merutuki dirinya sendiri sepanjang koridor rumah sakit. Ia sungguh tak habis pikir mengapa dirinya melakukan itu. Benar kata Woo Jin itu terlalu memalukan untuk di bahas.
"Aishh.. Aishh. Ji hwa bodoh.."
"Ahh. Kau sudah gila hah?"
"Aiihh.. I wanna die. "
"Kau bodoh Han Ji hwa.. Bodoh..bodoh" ucapnya kesal dan berhenti berjalan lalu menginjak-injak lantai cukup kuat dengan kakinya.
"Hmm.. Aku dengar ada yang mengadu karna di cium?"
Ji hwa terkejut mendengae suara di belakangnya.
"Ah..Jae hoon.. Kau mengaggetkan ku." ucap Ji hwa yang kemudian kembali berjalan. Jae hoon mengikuti langkah kakanya.
"Jadi bagaimana rasanya?"
"Diam! Tutup mulut mu!"
"Euhm.. Aku kan ingin tau ceritanya" ledek Jae hoon.
"Jae hoon kau mau diam atau aku akan membunuh mu?"
Jae hoon pura-pura berfikir. "Di bunuh tidak apa setelah mendengar cerita mu tapi"
"Ya!" ucap Ji hwa dan memukul Jae hoon dengan kuat.
Jae hoon tertawa geli. Ia mencoba terus menangkap tangan Ji hwa saat Ji hwa tak mau berhenti memukulinya.
"Mau diem ngga?"
"Andwae..shireo.." jawab Jae hoon
"Sini kau..!" ucap Ji hwa
"Aku hanya ingin mendengar cerita yang noona cerita kan pada eomma.."
"Jae hoon! Jangan meledek ku lagi!" ucap Ji hwa yang kali ini berhenti memukuli Jae hoon.
Jae hoon masih tersenyum geli melihat kakaknya namun tetap memberi jarak aman.
"Noona yang minta untuk di ledek.."
"Berhenti jae hoon"
"Apa yang noona pikirkan dengan cerita ke eomma?"
"Jae hoon-a"
Jae hoob melipat tangannya di depan dadanya. "Mungkin noona satu-satunya wanita di korea yang mengadu ke ibunya karna di cium saat umur noona sudah 30 tahun"
"Jae hoon.. Berhenti atau aku akan benar-benar membunuh mu?"
"Kau memang sangat legenda noona!" ucap Jae hoon dan mengacungkan jempolnya di hadapan Ji hwa.
Ji hwa pun akan menyerang jae hoon lagi namun Jae hoon sudah siap untuk berlari hingga terjadi kejar-kejaran di antara mereka.
***
Woo Jin menghentikan kegiatan mengetiknya, ketika Ia mengingat apa yang di lakukan istrinya."Wah.. Kau sungguh ajaib Han Ji hwa.. " gumam Woo Jin
Woo jin menggelengkan kepalanya, namun perlahan Ia tersenyum mengingat betapa konyolnya sikap sang istri belakangan ini.
Sekali lagi Ia mengusap bibirnya sendiri. "Ya.. Apa yang kau pikirkan song woo jin.. " gumam Woo Jin dan mengetuk-ketuk keningnya sendiri.
***
Setelah nyaris memutari satu lantai, Ji hwa pun berhasil mendapatkan sang adik. Kini Ia menarik kerah adiknya itu untuk mengikutinya dan sesekali Ia pukuli. Sedangkan sang adik hanya tertawa dan sesekali minta maaf."Jangan minta maaf kalau kamu bahkan tidak merasa bersalah Jae hoon!"
Hal itu tentu saja menjadi tontonan sendiri untuk para pasien dan tenaga medis atau pengunjung di sana. Beberapa dari mereka menatap bingung, beberapa terpesona pada Jae hoon yang terus menebar pesona dengan melambai-lambai, dan beberapa lainnya hanya tertawa atau tersenyum melihat mereka. Ayah mereka menjadi salah satu yang tertawa karna sikap anak-anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)
Fantasy"Terkadang mereka yang tak menangis bukan karna mereka tak susah atau tak terluka. Tetapi karna mereka sadar, air matanya tak memiliki kekuatan untuk dapat dihargai. Sehingga meski semua terasa melelahkan dan menyakitkan mereka tetap memilih untuk...