Semua orang kembali pada rutinitas mereka masing-masing begitupun dengan Ji hwa yang sibuk berkeliling memberikan konsultasi atau untuk mendengar pemeriksaan para Juniornya.
"Kalau sampai besok semuanya masih stabil lusa dia boleh pulang" ucap Ji hwa seusai keluar dari kamar kepada juniornya.
"Baik dok.."
"Ada berapa pasien rujukan dari poli lain hari ini?" tanya Ji hwa pada perawatnya.
"5 dok " jawab sang perawat dan memberikan datan pada Ji hwa.
Ji hwa melihat dan membacanya, lalu membagi tugas pada para bawahannya itu.
"Konsultasikan dulu dengan ku sebelum melakukan oprasi hari ini" ucap Ji hwa. Yang di jawab dengan anggukan setuju oleh para juniornya.
Ji hwa melihat Woo Jin yang berjalan dari arah yang berlawanan, namun bukannya menyapa Ji hwa lewat begitu saja seaakan tak mengenal Woo Jin. Woo Jin yang semula akan menyapa Ji hwa pun tersenyum miris dan menggelengkan kepalanya.
Melihat sikap istrinya yang sok cuek itu entah mengapa kali ini terlihat lucu untuknya.
"Han Ji hwa.." gumamnya pelan.
***
Seperti biasanya dengan sangat cekatan Ji hwa memeriksa pasiennya. Kali ini adalah seorang pasien di IGD,"Tumor pangkreas dengan Hiperkalemia.." gumam Ji hwa ketika melihat hasil test yang di berikan seorang perawat.
"Berikan 0,5 mg epinefrin,setelah itu minta keluarganya untuk segera melakukan prosedur pembedahan. " ucap Ji hwa yang kemudian berjalan meninggalkan pasien tersebut dan menuju meja utama untuk mengbil handsanitizer.
"Dokter Han.. Ada pasien kecelakaan dengan pendarahan Limfa, apakah harus saya masukan ke daftar pasien dokter Han?"
"Dimana dokter choi?" tanya Ji hwa, dan mengambil berkas dari tangan sang perawat.
"Dokter choi hari ini tidak masuk.. Karna harus mengurus kepindahannya"
"Pindah? Ah.. Pusat trauma?" tanya Ji hwa
Perawat itu mengangguk. Ji hwa terdiam sesaat, Ia seaakan sedang di ingatkan dengan kesedihannya lagi.
"Dok.."
"Oh.. Ya.." ucap Ji hwa
"Jadi bagaimana dok?"
Ji hwa kembali melihat berkas itu. "Berikan pada dokter bedah lain, ini harus segera di lakukan operasi." ucap Ji hwa dan kemudian mengembalikan berkas itu lalu keluar dari IGD.
Langkah kaki Ji hwa semakin lama, semakin cepat. Bersamaan dengan itu matanya pun sudah berkaca-kaca.
"Jangan menangis Han Ji hwa.. Jangan menangis.. " gumam Ji hwa, ketika melihat beberapa orang berjalan ke arahnya Ji hwa bergegas berbelok melewati lorong yang cukup sepi. Ia merasa tak siap bertemu dengan banyak orang saat ini. Ia takut tak bisa menahan air matanya lalu orang lain melihatnya menangis. Ia tidak mau itu terjadi.
Namun jalan yang Ia pilih justru membuatnya bertemu dengan Hyo Joon yang terlihat baru datang bahkan belum memakai jas bertugasnya.
Ji hwa menatap Hyo joon lekat antara kecewa,marah dan juga takut dalam waktu yang bersamaan. Hyo Joon tak menghindari tatapan Ji hwa.
Hyo joon membungkukkan kepalanya singkat menyapa Ji hwa seaakn tak ada sesuatu yang salah di antar mereka.
"Saya permisi dulu dokter Han.."
"Apa ini cara mu melarikan diri lagi?" ucap Ji hwa yang membuat Hyo Joon tak jadi pergi.
"Ck.." ucap Ji hwa yang kemudian tersenyum miris dengan air mata yang terjatuh namun segera Ia hapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)
Fantasy"Terkadang mereka yang tak menangis bukan karna mereka tak susah atau tak terluka. Tetapi karna mereka sadar, air matanya tak memiliki kekuatan untuk dapat dihargai. Sehingga meski semua terasa melelahkan dan menyakitkan mereka tetap memilih untuk...