Lima puluh dua

843 148 47
                                    

Setelah puas menyaksikan indahnya senja di pantai parangtritis dan karna perutnya yang mulai merasa lapar yeon sok kembali menggunakan ponselnya untuk mencari tempat makan.

Biasanya Ia sering sekali melewatkan jam makan saat bekerja, ia juga jarang sekali merasa lapar. Mungkin karna saat ini ia cukup senggang Ia mulai merasakan apa yang manusia lain rasakan yaitu lapar. Jika di ingat sebenarnya tadi siang Ia sudah makan cukup banyak. Jika di korea mungkin hari ini dia tidak akan makan lagi.

Ia mencari makanan yang menjadi ciri khas kota jogja, dan kata gudeg langsung saja muncul pada baris pertama, pencarian berikutnya Ialah tempat makan gudeg enak dan juga nyaman.

"Ayo kita makan..siapa yang tau kalau Ji hwa juga merasa lapar dan makan di sana." ucap yeon sok. 

...
...

Yeon sok tiba di salah satu rumah makan gudeg terkenal pada pukul 7 malam.  Rumah makan itu nampak sangat ramai,  mungkin karna memasuki jam makan malam.  Ia dapat melihat bahwa tamu yang datang banyak dari luar asia. Hal itu membuat Ia semakin yakin bahwa pilihannya tepat.

Yeon sok langsung memilih satu-satunya meja yang kosong, sedikit saja ia terlambat, ia pasti tak bisa makan di sana. Tak lama pelayan pun datang menanyakan pesanan.
Kali ini yeon sok memesan gudeg komplit dan untuk minumannya yeon sok memilih es lemon.

Yeon sok melepaskan earphone di telinganya karna ponsel yang mati.  Ia mencoba mencari pengisi baterainya.  Sayang sekali Ia tak menemukan di dalam tasnya.  Seingatnya Ia tak mengeluarkan apapun dari tasnya kecuali pakaian. 
Yeon sok pun mulai merasa khawatir,  bagaimana caranya Ia kembali ke hotel kalau ponselnya mati.  Ia bahkan tak ingat nama hotel yang Ia tempati. 

Mau tak mau Ia berjalan menuju meja pembayaran,  bukan untuk membayar melainkan untuk meminjam charger.

"Maaf, apakah saya bisa meminjam pengisi baterai ponsel?" tanya Yeon sok

"Maaf mister?" tanya sang kasir yang tak terlalu mengerti.

"Pengisi baterai.." ucap yeon sok dengan meragakan pengisi baterai pada ponselnya.

Kasir itu pun mengerti , Ia mengambil pengisi baterai yang Ia punya namun sayangnya tidak cocok dengan ponsel yeon sok.

"Apa ada yang lain?"

Kasir itu nampak kembali bingung, Ia mencoba memanggil teman lainnya. Beruntunglah temannya yang lain, bisa berbahasa inggris meski sedikit.

"Boleh liat model ponselnya?"

Yeon seok menunjukan ponselnya

"Walah iku iphone mba.. " ucap sang kasir.

"Wah maaf mister kami tidak punya pengisi baterai ini"

Yeon seok menghela napasnya kesal pada sendiri. Ia mengucapkan terimakasih dan akan segera pergi kalau saja tak mendengae suara seseorang di belakangnya.

"Hai..din.."

"Wah..mba Qianna.. Kebetulan.. " ucap sang kasir

"Ada apa?" tanya Qianna

"Ini loh misternya butuh cas-an tapi iPhone mba.. "

"Sorry,  sir may i help you? " tanya Qianna. 

Yeon sok mengangguk dan membalik tubuhnya.

"Ponsel saya mati,  pengisi baterai saya tertinggal dan saya tidak tau bagaimana cara kembali ke hotel kalau ponsel saya mati." ucap Yeon sok 

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang