Epilog

2.3K 167 50
                                    

Bandara adalah satu tempat yang tak pernah sepi, Bandara juga seperti gambaran kecil dari proses kehidupan, ada kedatangan dan juga kepergian ada wajah bahagia dan juga terluka. Ada pengharapan juga rindu. Ada pencapaian dan juga kekecewaan. Persis sekali seperti kehidupan, mereka yang ada di sana tau bahwa ini hanya tentang datang dan pergi. Setiap yang datang akan pergi yang membedakan hanya tentang waktu.

Yeon seok menghentikan langkahnya begitupun dengan Qianna.

"So...kita harus berhenti di sini?" tanya Yeon seok

Qianna tersenyum dan menganggukan kepalanya. Yeon seok menggenggam kedua tangan Qianna.

"Aku senang sekali bisa bertemu dengan mu.."

"Aku juga.."

"Jogja dan kamu akan selalu menjadi sesuatu yang istimewa untukku" ucap Yeon seok lagi.

"Aku juga" jawan Qianna lagi.

Yeon seok tersenyum lembut, Ia merasa sangat sedih saat ini namu telah berjanji untuk mengakhiri semua ini dengan bahagia. Tangan Yeon seok mengusap kepala Qianna. Ia teringat bagaimana Qianna yang tak berhenti menangis saat pertama kali bertemu dengannya.

"Aku akan merindukan mu"

"Aku juga"

Yeon seok tertawa kecil. "Apa kau hanya akan mengatakan..aku juga..aku juga..? Hmm?"

Qianna menganggukan kepalanya. Yeon seok mengambil satu jari Qianna lalu menempelkan pada pipinya.

"Aku nyata Qianna.. " ucap Yeon seok

Sekuat tenaga Qianna menahan air matanya. Ia menganggukan kepalanya dan tersenyum.

"Aku harus pergi sekarang."

"Aku juga.."

Yeon seok menganggukan kepalanya. "Bersama?" tanya Yeon seok.

Qianna mengangguk lagi.

Yeon seok melepaskan tangan Qianna.
Ia sudah akan membalik tubuhnya dan pergi. Namun yeon seok menghentikan langkahnya.

"Qianna..."

"Hmm?"

"Kamu mau melakukan satu drama kecil lagi, sebelum aku benar-benar pergi?" tanya Yeon seok

"Apa?" tanya Qianna

"Mau atau tidak?"

Qianna terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Detik itu juga Yeon seok kembali melangkah pada Qiana. Ia menangkup wajah Qianna lalu menciumnya. Bukan sekedar kecupan singkat seperti yang Ia lakukan saat di pantai.

Melainkan sebuah ciuman yang sedikit lebih dalam, penuh rasa dan hangat.

Qianna sadar mungkin saat ini mereka telah menjadi tontonan. Tapi Ia tak mau menolak. Ia membiarkan yeon seok melakukannya.

Air mata yang sudah sudah payah di tahan oleh Yeon seok dan Qianna pada akhirnya terjatuh juga. 

Yeon seok melepaskan dirinya dari Qianna.

"Aku tidak tau itu kapan.. Tapi setelah aku benar-benar memutuskan untuk menikah aku akan mencari mu sebagai yang pertama. Aku akan mengajak mu untuk menikah dengan ku..tapi jangan menunggu ku. Tolong jangan menunggu ku. Temukanlah pria yang jauh-jauh lebih baik dari ku yang akan memilih mu. Aku benar-benar meminta mu untuk tidak menunggu ku. Berbahagialah Qianna... " ucap Yeon seok dan tersenyum lembut.

"Mengerti?" tanya Yeon seok

Qianna menganggukan kepalanya. Yeon seok mengecup kening Qianna kemudian meninggalkan Qianna. Kali ini benar-benar pergi. Yeon seok harus kembali pulang.

...
...

Entah Sedih atau bahagia waktu akan tetap bergerak. Detik akan berganti menit, menit akan berganti jam, jam akan berganti hari begitulah seterusnya.

Hal yang kemarin terasa menyedihkan saat ini bisa menjadi sesuatu yang indah untuk di kenang. Begitupun sebaliknya.

Seorang pria datang menghampiri wanita yang sedang duduk di sofa menonton sebuah wawancara di televisinya. Pria yang baru datang itu langsung saja merebahkan kepalanya di atas pangkuan sang wanita.

"Ah... Hari ini kantor sangat melelahkan" ucap pria itu

Tangan gempal wanita yang duduk di sofa itu menyisir rambut pria itu dengan lembut. Pada jari manisnya tersemat cincin yang tak terlalu mewah namun tetap cantik dan pas di tangan itu.

"Kamu nonton apa sih?"

"Yoo yeon seok.." ucap wanita itu.

"Yoo yeon seok terus.. Udah punya suami juga.. Aku lama-lama cemburu dengannya." ucap pria itu namun memiringkan tubuhnya dan ikut menonton.

"Tapi dia memang tampan sih.." lanjut pria itu.

"Dia mantan suami ku loh.."

Pria itu tersenyum geli dan mengangguk. "Luna maya juga mantan istri ku.." ucapnya lagi.

Wanita yang tak lain adalah Qianna itu tersenyum lebih lebar.

"Mandi sana.. Aku siapkan makan"

"Nanti saja.. Kita nonton mantan suami mu dulu." ucap pria itu dan kini menontonya dengan sungguh-sungguh.

"Dia membicarakan jogja tuh.. Emang sih.. Emang jogja sebagus itu. Jangan-jangan dia ke jogja waktu masih menjadi suami mu"

Qianna mengangguk. "Itu waktu kita berbulan madu" ucap Qianna

"Ohh.. Ya benar.. Gelangnya mirip dengan gelang mu yang ngga sengaja aku hilangin itu ngga sih?"

"Ehmm.. Karna mu aku dan dia bercerai" ucap Qianna lagi.

"Baguslah.. Untung aku menghilangkannya." ucap pria itu lalu  bangun dari tidurnya.

"Sayang... Kita makan di luar aja ya.. Aku mandi dulu.."  tambah sang pria yang saat ini sudah berdiri.

"Katanya cape?"

Pria itu menggeleng. "Mendengar mantan suami mu tadi aku jadi ingin jalan-jalan malem di jogja.."

Qianna tertawa kecil, kemudian menganggukan kepalanya. "Yaudah mandi sana"

Pria itu mengangguk. Ia mengecup pucuk kepala Qianna lalu meninggalkan Qianna.

Qianna belum berlalu dari tempatnya. Ia masih menatap yoo yeon seok. Pria itu semakin tampan saja setiap harinya. Senyuman itu Ia pernah melihatnya dengan sangat dekat. Qianna mengambil ponselnya. Ia membuka akun instgaram yeon seok sekali lagi Ia melihat postingan itu. Postingan yang bisa Ia ingat setiap detailnya. Dalam foto itu tak ada sedikit pun jejak tentang dirinya.

Ya, seperti itulah hubungannya dengan yoo yeon seok. Seperti foto itu. Tak terungkap tak terlihat. Tapi bagaimanapun itu Ia bahagia..

Meski tak bersama yoo yeon seok, meski sesekali merasa rindu. Tapi Qianna bahagia dengan kehidupannya sekarang. Sangat bahagia...

Yoo yeon seok benar, jika terlalu banyak kegagalan yang kita lewati itu artinya kita sedang menghabiskan jatah gagal. Buktinya saat ini Ia bahagia, meski perlu menunggu bertahun-tahun lamanya.

"Sayang... Tolong ambilkan shampo dong.. Di sini habis.."

Qianna mematikan televisinya lalu beranjak dari tempatnya.

***

Sudah ya.. Tambahannya
🐳🐳🐳

🎉 Kamu telah selesai membaca Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love) 🎉
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang