Entah beberapa kali Ji hwa melihatnya Ia selalu saja kagum dengan pantulan wajahnya pada cermin. Ia sungguh tak tau bahwa wajahnya bisa tampak secantik itu. Belum lagi kulit putih bersih dan mulusnya.
"Menyenangkan sekali jika benar-benar memiliki wajah seperti ini. Jadi orang kaya itu memang menyenangkan" ucap Ji hwa
Ia mengeringkan wajahnya dengan tisu lalu keluar dari kamar mandi. Ia cukup terkejut ketika melihat Hyo Joon yang sudah berada di ruanganya.
"Aish..kau mengaggetkan ku"
Hyo joon menatap wajah Ji hwa yang jelas sekali baru selesai di bersihkan.
"Kamu menangis?"
"Nangis? Aku? Choi Hyo Joon yang benar saja"
Hyo Joon menatap Ji hwa lagi, kemudian mengangguk. "Kamu menangis"
"Apa kau peramal hah?"
"Aku bahkan lebih hebat dari peramal" ucap Hyo Joon
"Kamu tuh emang paling suka ya ngajak berantem"
Hyo Joon menggeleng, "dengan Ji hwa yang asli aku tidak pernah bertengkar. "
Ji hwa memutar bola matanya. "Jadi kamu datang ke sini cuma mau mengatakan aku palsu hah?"
Hyo joon menyodorkan satu buah dokumen kepada Ji hwa.
"Lihatlah"
Ji hwa mengambil dokumen tersebut dan melihatnya. Ia membaca dengan cukup teliti. Sebenarnya Ia hanya membaca saja, namun tiba-tiba muncul sebuah gagasan dalam kepalanya.
"Sirosis .." ucap Ji hwa
Ia membaca ulang lagi kemudian mengangguk yakin.
"Sirosis.. Punya siapa ini? Apa sudah melakukan biopsi? CT scan?" tanya Ji hwa
Hyo joon memberikan flashdisk pada Ji hwa.
"Hasil Ct scan"
Ji hwa berajalan menuju mejanya di ikuti oleh Hyo Joon.
"Dia salah satu pasien kecelakaan. Aku sudah mengoperasinya karna 2 rusuk yang patah. Tapi pasca operasi masih terus merasa sakit di perut."
Dengan wajah seriusnya Ji hwa melihat hasil Ct scan itu. Ia sunggu menikmati melihat hasil itu seraya menunggu gagasan apa lagi yang muncul pada kepalanya.
"Sepertinya sudah cukup parah kan? Apa akan mengalami gagal fungsi?"
"Aku tidak terlalu yakin tapi melihat hasil pemeriksaanya. Sepertinya belum separah itu. Lakukan Biopsi saja. Tapi menurutku ini masih terkompensasi. Rujuk saja ke bagian hepatologi"
"Kalau gitu lakukan biopsi" ucap Hyo Joon
Ji hwa tersentak mendengar ucapan Hyo Joon.
"Aku?"
"Hmm.. Biopsi juga tugas dokter bedah umum kan.."
"Sub spesialis ku saluran cerna"
"Jadi?"
Ji hwa menatap Hyo Joon dengan lekat. Sedangkan Hyo Joon hanya berpura-pura tak mengerti.
"Apa yang sedang kamu lakukan hmm? Menguji ku apa aku Ji Hwa yang sebenarnya atau bukan?"
"40% iya, 60% aku ingin kamu menangani pasien ini. Karna pasien ini adalah ayah teman ku. Aku butuh kepastian bahwa Beliau di pegang oleh dokter yang tepat"
Ji hwa mengangguk. "Oke, rujuk saja ke hepatologi. Kalau mereka memang butuh biopsi maka mereka akan menghubungi ku."
Hyo Joon mengangguk lagi dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)
Fantasy"Terkadang mereka yang tak menangis bukan karna mereka tak susah atau tak terluka. Tetapi karna mereka sadar, air matanya tak memiliki kekuatan untuk dapat dihargai. Sehingga meski semua terasa melelahkan dan menyakitkan mereka tetap memilih untuk...