36 | Berubah

11.2K 398 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Levin yang baru pulang dikagetkan dengan tingkah aneh alya.

Alya melepaskan jas-nya dan juga mengambil tas kerjanya "Om pasti mau mandi kan? pasti dong. Gue udah siapin air anget"

Levin hanya menggangguk. bukankah alya tengah marah padanya, lalu kenapa sekarang tingkah alya terlihat begitu manis.

Sambil menunggu levin mandi. Alya membuka laci meja riasnya dan mengambil surat dari bk. Seharusnya alya masih marah tapi karena surat sialan itu alya harus berhenti marah pada levin agar levin mau membantunya "Surat sialan, pengen banget gue robek"

Levin selesai mandi dan sudah berpakaian lengkap. Kakinya melangkah dan duduk disamping istrinya.

"Kamu udah berhenti marah?"

"Eum iya om"

"Baguslah"

"Bagus mata lo suek!" dumel alya dalam hatinya "Om!"

"Kenapa?"

Levin menatap sebuah amplop ditangan alya "Apa ini?" tangan levin membuka amplop itu dan membaca isi suratnya. Langsung saja levin menatap alya tajam "Kamu nakal lagi disekolah"

"Enggak nakal kok"

"Terus kalo gak nakal. Kenapa sampe ada surat ini" alya bungkam membuat levin mendesah pelan "Alya kamu sudah dewasa, apa tidak bisa merubah sifat kamu yang tidak baik itu"

"Lo kalo gak mau bantuin gue, yaudah. Sini suratnya! " alya merampas kembali surat dari tangan levin "Lo emang gak guna"

Plak. Levin menampar pipi alya kelewat kesal "Kamu memang gadis yang susah diatur, pantas saja om dan tante menjodohkan kamu dengan saya, kamu tau artinya agar kamu tidak dirumah lagi dan menyusahkan mereka!"

Mulut alya tertutup rapat. Terbuka sedikit bisa bisa isakan tangisnya terdengar, bahkan alya tidak mau menoleh pada levin.

•••
Semalaman levin tidak bisa tidur. Karena merasa bersalah, levin keluar kamar dan meninggalkan alya sendiri.

Pagi ini alya sudah terlihat rapi. Penampilannya berbeda jauh dari sebelumnya. Alya akan membuktikan pada levin jika dirinya bisa berubah.

Levin menatap alya pangling. Gadis itu sekarang memakai seragam super longgar, riasannya tidak semenor dulu bahkan sejak kapan alya mengganti warna rambutnya menjadi hitam.

Tanpa berkata apapun alya melenggang pergi tanpa menatap wajah levin sedikit pun.

Bella mawar dan vika tampak kaget ketika masuk kelas alya sudah ada dikelas. Biasanya temannya itu selalu datang terlambat.

"Tumben alya datang cepet"

"Gue lagi pengen aja"

"Wait" mawar meneliti penampilan alya yang agak beda "Lo gak papa kan alya? penampilan lo berubah total"

Barulah bella dan vika menyadari itu. Mereka juga agak kaget.

"Emang kenapa? gue bisa kok berubah jadi anak baik"

"Lo demam! " bella menempelkan tangannya didahi alya "Enggak tuh, fiks lo kesurupan!"

Alya menyingkirkan tangan bella dari dahinya "Apaan sih kalian! gue lagi gak mood bercanda" alya menelungkupkan kepalanya diatas meja.

Dikoridor tampak heboh. Pasalnya levin datang kesekolah alya dengan jas dokternya menambah ketampanan levin berkali kali lipat.

"Alya lo dipanggil keruang bk" ucap joni teman sekelasnya.

Alya menggangguk. Langkahnya gontai, apa alya akan kena omelan karena tidak memberikan surat itu kepada orang tuanya.

Alya mengetuk pintu. Dan masuk, matanya melebar karena mendapati sosok levin didalam bersama bu mega dan juga bu tuti.

"Alya silahkan duduk" bu mega menatap levin dan alya bergantian "Alya kenapa kamu malah memanggil dokter levin kemari. Ada hubungan apa kamu dengan dokter levin?"

"Eum.." alya bingung menjawab.

"Suami istri" levin tampak santai mengatakan itu, tidak seperti alya dan  bu mega dan bu tuti sangat kaget.

"Ternyata kamu senakal itu" ucap bu tuti sinis.

Levin segera angkat bicara, takut terjadi kesalahpahaman "Kami menikah bukan karena insiden apapun, ini murni karena keinginan kami. Dan berhenti menatap rendah istri saya" ucap levin diakhiri peringatan yang tertuju untuk bu tuti.

"Om"

"Kamu diam" sela levin cepat.

"Apa kesalahan alya?"

"Dia mencoret mobil bu tuti dengan spidol permanen"

"Berapa ganti ruginya, saya akan bayar" levin menatap bu tuti agak tajam.

"Eum gak perlu dokter"

"Baik karena kamu menolak" levin meletakan sebuah cek senilai 50 juta "Jika kurang beritahu alya, saya akan menambahnya" semua yang menatap cek itu kaget "Oh satu lagi rahasiakan tentang pernikahan kami, jika sampai bocor, posisi kalian sebagai guru akan terancam. Saya tidak pernah main main"

Bu mega dan bu tuti mengangguk takut. Levin selain menjadi dokter, dia juga putra dari pemilik sekolah yang kini ditempati alya.

• Mawar

• Mawar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Bella

• Bella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Vika

• Vika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang