18 | Mati lampu

15.5K 574 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

"Akhirnya gue pulang" pekik alya senang, alya kini tengah berada didalam mobil milik levin.

"Loh loh, om ini bukan jalan kerumah gue! "

"Emang iya"

"Kita mau kemana?" tanya alya panik, pikiran alya selalu overtingking jika bersama levin.

"Kamu akan tinggal dirumah saya" jawab levin tenang.

"Hah! enggak mau, gue mau pulang enak aja suruh gue tinggal disana"

"Itu keputusan orang tua kamu"

"What! om pasti ngada ngada deh"

"Benar. Orang tua kamu lagi keluar negeri mengurus bisnis, jadi sementara kamu dititipin kesaya"

"Gue berani kok dirumah. Enggak perlu dititipin segala, emang gue barang! "

Dan levin tidak memperdulikan kebacotan alya.

***
Alya hampir tertekan, ternyata dia cuma berdua dengan levin dirumah sebesar ini.

Apa ini kebetulan atau sengaja, orang tua levin juga tidak ada dirumah kata pembantunya sedang berlibur entah sampai kapan.

"Itu kamar kamu" levin menunjuk salah satu kamar yang berada disamping kamar levin.

"Om biarin gue pulang"

"Masuk dan istirahat" levin meninggalkan alya dan pergi kekamarnya sendiri.

"Dasar dokter rese" alya meninju angin.

Alya sengaja menutup pintu kamarnya kencang, sebagai bentuk ketidaksukaannya.

Alya memeluk boneka bear nya yang sudah ditata rapi diatas kasur, sejak kapan pakaian dan barang barangnya dibawa kerumah levin, entahlah alya juga tidak tau dan bingung.

"Nyebelin! " alya meninju wajah bonekanya membayangkan jika itu adalah levin.

"Kasian bonekanya kamu gituin" ucap levin didepan pintu alya.

Alya mendelik tajam pada levin "Ngapain lo kesini! "

"Saya cuma mastiin kamu aja, takutnya ngelakuin hal aneh aneh"

Alya makin kesal "Udah sana pergi. Lo bikin gue tambah emosi aja"

Sebelum menutup pintu, levin memberikan plastik putih kearah alya "Buat kamu"

Alya menerimanya, matanya berbinar karena isinya cokelat dan es krim kesukaannya "Ternyata dia punya hati juga"

***
Levin terbangun ketika mendengar teriakan, kamarnya sangat gelap dan diluar sedang hujan deras.

"Alya" gumam levin dan mencari ponselnya lalu menyalakan senternya.

Levin keluar kamar dan menuju kamar sebelahnya, mengetuk pintu itu pelan.

"Alya kamu kenapa?"

Tidak ada balasan, membuat levin seketika cemas. Tangannya membuka kamar alya yang ternyata tidak dikunci.

Levin mengarahkan senter ponselnya kesegala arah untuk menemukan keberadaan alya.

"Astaga alya! " levin mendekati alya yang terduduk dibawah kasurnya dengan terisak "Hey kamu kenapa?"

Alya menatap levin meski keadaan sangat gelap "Takut hiks"

Levin berdehem menahan keinginan untuk tertawa, ternyata alya masih punya kelemahan "Enggak usah takut ada saya"

"T-tapi gue makin takut ada om" isak tangis alya makin menjadi.

"Eh kok makin kenceng sih nangisnya"

Alya memeluk levin erat ketika petir terdengar "Huwa mommy! "

Levin membalas pelukan alya untuk memenangkannya "Mommy kamu enggak ada, seharusnya kamu teriakin nama saya alya" bisiknya pelan.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang