67 | Berduka

8.9K 296 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya membuka matanya dan menatap sekeliling, ternyata dia sudah pulang kerumah.

"Sayang"

Alya menoleh dan mendapati levin yang berjalan mendekat padanya.

"Mas vin" perasaan bersalah seketika hinggap didiri alya karena ervan sudah menyentuhnya "Maapin aku, a-aku gak bisa jaga diri ervan dia"

"Sst gpp"

Mata alya memerah, lihatlah betapa baiknya suaminya itu. Seharusnya levin memarahinya saja alih alih bersikap baik seperti ini. Alya benar benar merasa bersalah.

"Mau peluk?" tanya levin.

Alya berhambur kedalam pelukan hangat levin, menyembunyikan kepalanya didada bidang levin.

"Kamu gak bersalah sayang. Aku yang salah karena udah percayain kamu sama cowok itu"

"Maapin aku mas vin" alya terisak dipelukan levin "Maapin, dia udah nyentuh aku"

Levin sebenarnya marah. Marah pada dirinya yang sudah membiarkan alya pergi dengan cowok bajingan seperti ervan. Dan bahkan cowok itu sudah melecehi istrinya seharusnya bukan hanya penjara untuk ervan tapi lebih dari itu misalnya penyiksaan.

"Tenangin diri kamu"

Alya melepaskan pelukannya dan mendongak menatap levin "Aku ngerasa kotor aku gak pantes buat mas hmphhh--"

"Aku bakal bersihin tubuh kamu dengan cara aku sendiri sayang" bisik levin dan melanjutkan ciumannya.

Menatap alya yang masih tidur karena kelelahan membuat levin tidak tega membangunkannya, apalagi levin ingin memberi kabar yang kurang baik untuk alya.

"Mas vin kenapa?" alya terbangun dan mendapati wajah gelisah levin, tangannya mengusap kerutan didahi levin.

"Aku sebenarnya gak mau kasih tau kamu tentang ini, tapi kamu berhak tau sayang"

"Maksud kamu?"

"Vika mati" dua kata yang mampu membuat alya terdiam.

"Mas jangan ngomong gitu, biarpun kamu marah sama vika"

"Aku serius alya. Jenazahnya udah dipulangkan kerumahnya"

Alya menatap mata levin mencari kebohongan disana, tapi alya sadar jika levin tidak berbohong. Air mata alya luruh temannya telah pergi bahkan mereka belum berbaikan.

Levin memeluk alya, mungkin dengan cara ini alya akan tenang. Meskipun vika adalah teman alya entah kenapa levin sangat senang mendengar kabar itu, katakan saja levin tidak punya hati tapi ia benar benar sangat membenci vika.

Mawar dan bella mengusap batu nisan vika. Mata mereka sudah bengkak karena kebanyakan menangis. Masih tidak menyangka vika telah tiada.

"Vik lo tetap temen polos gue, yang tenang disana. Kita disini udah maapin lo"

"Vik maapin gue yang selalu ngomong kasar sama lo, nyalah nyalahin lo, padahal lo juga menderita. Tapi gue cuma mau bilang cara lo salah, seharusnya lo bilang sama kita, kita sebagai teman lo pasti bakal bantu buat cari jalan keluarnya"

Levin dan alya baru tiba dipemakaman. Alya dengan cepat menemui kedua temannya yang masih setia berdiri didepan kuburan vika.

"Guys"

Mawar dan bella menoleh, ketika mengetahui itu alya mereka langsung memeluk alya dan menangis bersama.

"Vika al dia ninggalin kita"

"Vika emang jahat kan, pergi tanpa mikirin kita disini yang mungkin aja bakal kangen dia"

Alya berjongkok, tangannya mengusap nisan vika "Vik lo tetap teman gue sampe kapanpun"

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang