JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.Alya diantar oleh mawar seorang diri. Karena kedua temannya tiba tiba menghilang entah kemana membuat mawar kesal.
"Mawar makasih udah mau anterin gue"
"Yaelah al kaya sama siapa aja, gue sebagai sahabat lo memang udah jadi tugas gue ngebantu lo"
Alya tersenyum dan memeluk mawar "Gue beruntung banget punya sahabat sebaik lo"
"Gue juga beruntung udah temenan sama lo al" mawar membalas pelukan alya "Al mau gue bantuin sampe masuk?"
"gak usah, gue bisa sendiri. Lo mau mampir dulu?"
"Gak al gue balik dulu kesekolah, ada hal penting yang mau gue urus"
Dahi alya mengerut "Urusan apa?"
"Lo mending istirahat gih, gue pergi dulu"
Alya mengangguk meski penasaran dengan urusan penting yang dimaksud mawar "Oke hati hati"
Levin pulang kerumah sangat larut, hari ini jadwalnya sangat padat membuat levin kurang istirahat bahkan menanyakan kabar istrinya saja tidak sempat karena tidak ada waktu.
Ketika memasuki kamar, raut lelah levin langsung hilang ketika melihat alya yang tengah belajar.
"Lagi belajar sayang"
Alya cukup kaget dengan kehadiran levin. Saking seriusnya alya menatap soal dibukunya sampai tidak menyadari jika levin sudah pulang.
"Mas vin" rengek alya "Kenapa baru pulang, aku nungguin daritadi"
Levin mendekati alya menatap buku bersih milik alya karena satu soal pun belum terjawab "Maaf sayang kerjaan aku banyak tadi, kamu hari ini baik baik aja kan?"
"Eum baik"
"Tugasnya susah ya, aku liat buku kamu masih mulus gini sayang gak ada coretan sama sekali"
Alya cengengesan, malu sendiri karena terlihat bodoh dimata suaminya "Aku udah daritadi nyari jawabannya tapi gak dapet"
"Kerjain dulu semampu kamu. Setelah aku mandi, aku nemenin kamu kerjain tugas itu"
Alya memekik senang dan memeluk levin "Makasih mas vin"
"Iya"
Setelah levin kekamar mandi. Alya beranjak dari kursi belajarnya kearah kasur, mungkin bermain ponsel akan mengurangi sakit kepalanya terhadap tugas menyebalkan itu.
Tak lama levin keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya.
Alya gagal fokus. Antara ingin menatap ponselnya atau menatap tubuh seksi suaminya.
"Gimana? udah kerjain tugasnya?"
Beuh boro boro. Satupun tidak ada, alya meringis dalam hati karena dirinya benar benar bodoh.
"Belum" cicit alya pelan.
Levin mengenakan baju rumahannya setelah itu melangkah menuju meja belajar alya.
"Kamu tidur aja, udah malam gini. Tugasnya biar aku yang kerjain"
Alya menggeleng "Aku nunggu mas vin aja tidurnya"
"Ayo tidur"
"Huh?" alya menatap bingung pada levin, bukannya tadi levin mengatakan ingin mengerjakan tugasnya "Tugas aku?"
"Udah selesai kerjain"
"Apa! "
Alya syok banget. Dengan gerakan cepat alya berlari dan merampas buku diatas mejanya meneliti setiap tulisan rapi yang menghiasi kertas kosongnya tadi.
"Gila cepet banget kamu jawabnya"
"Omongan kamu sayang" peringat levin dengan tatapan tajamnya.
"Hehe maap kelepasan"
Alya kembali meletakan bukunya diatas meja dan menghampiri levin.
"Aku kan udah ngerjain tugas kamu eum imbalannya aku pengen susu"
Kalimat ambigu yang dilontarkan levin membuat alya seketika bungkam.
Levin berdecak pelan dan menoyor dahi alya dengan telunjuknya "Jangan berpikiran aneh, maksud aku susu buatan kamu"
"Oh" alya tertawa sumbang menutupi rasa malunya, bisa bisanya berpikir jorok "Oke aku bikinin"
Levin memperhatikan cara berjalan alya yang menurutnya aneh.
"Kaki kamu kenapa?"
Langkah alya terhenti diambang pintu. Mengumpat dalam hati, kenapa suaminya itu sangat teliti kalo begini alya harus jawab apa.
"Itu.." alya berpikir keras, alasan apa yang harus alya katakan agar levin percaya.
"Aku gak suka kamu bohong. Jawab jujur!"
"Kaki aku kepentok"
Levin mendekati alya dan memeriksa kakinya yang sedikit bengkak dan lebam.
"Kepentok apa sampe kakinya gini?"
"Kepentok" duh sialan, alya sudah kehabisan ide, apalagi menatap mata levin yang sangat tajam membuat alya gugup.
"Kamu bohong sayang. Aku tau" levin memegang kuat betis alya membuat alya meringis kesakitan "Jangan buat aku marah"
"Aku didorong dari atas tangga sekolah"
"Sialan! siapa orangnya, biar aku kasih dia pelajaran"
"Mas vin jangan marah"
"Gimana aku gak marah, dia udah nyakitin kamu!"
"Kamu tidur aja" levin menggendong alya kekasur dan menyelimutinya.
"Mas vin mau kemana?"
"Ada sesuatu yang mau aku urus"
Alya terdiam setelah kepergian levin. Sepertinya suaminya tengah kesal karena kakinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅
RomancePerjodohan antara Alya si-ratu bullying dengan Levino seorang dokter muda yang mempunyai banyak penggemar. Umur yang terpaut beberapa tahun membuat keduanya memiliki sifat berbeda jauh, akankah mereka dapat bertahan dalam hubungan itu. "Turutin se...