52 | Janji II

10.4K 390 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya terbangun, tubuhnya sudah agak mendingan, padahal alya yakin jika semalam dirinya tengah meriang.

Kepala alya perlahan menoleh kesamping menatap levin yang tidur dengan posisi duduk.

"Aku tau kamu masih peduli sama aku mas" gumam alya pelan dengan tangan mengelus kepala levin "Tapi maaf mas, aku rasa kita harus jaga jarak dulu dan merenungi kesalahan masing masing"

Levin tersentak dari tidurnya, pelipisnya berkeringat banyak. Mimpi buruk terus menghantui levin sepanjang malam.

"Ah kenapa gue harus mimpi alya pergi sih" levin memijit kepalanya yang pusing dan ketika ingin mengecek keadaan alya kening levin mengerut karena mendapati kasur disebelahnya kosong "Alya! astaga kemana dia"

Levin bergegas mencari keberadaan alya keseluruh isi rumah namun tidak menemukannya membuat levin prustasi, apa mimpi buruknya akan jadi kenyataan semoga saja tidak.

Sepanjang pelajaran alya diam saja tidak seperti biasanya membuat mawar dan bella saling melirik.

"Al lo kenapa?" bisik mawar, takut guru didepannya marah mengetahui dirinya yang tidak memperhatikan pelajaran.

"Emang gue kenapa? gue baik baik aja kok" alya tersenyum agar teman temannya percaya jika dia memang tidak ada masalah.

Tatapan vika dan ervan tanpa sengaja saling bersitubruk namun keduanya dengan cepat membuang muka.

Astrid yang sedang menyirami tanaman diteras rumahnya dikagetkan dengan kedatangan putrinya.

"Alya kebiasaan deh ngagetin mama mulu"

Alya cengar cengir dan memeluk astrid "Mama alya kangen"

Astrid tersenyum dan membalas pelukan putrinya "Kamu pikir cuma kamu yang kangen huh, mama sama papa juga kangen banget sama putri mama yang bandel ini"

"Alya udah gak bandel lagi tau"

"Baguslah, oh ya kamu datang sama levin kan sayang. Mana levinnya?"

"Alya datang sendiri gak sama mas levin, dia sibuk kerja"

Astrid mengangguk paham, lalu mengajak putrinya masuk kedalam rumah "Kamu pasti belum makan kan, mau mama masakin kesukaan alya"

"Mau" jawab alya semangat.

Astrid yang tengah berada didapur mencoba menghubungi levin dan untungnya diangkat "Levin maaf mama ganggu, mama cuma mau kasih tau kalo alya dirumah eum kalian gak lagi berantem kan? ah syukurlah kalo gak, yaudah mama tutup dulu telponnya kamu pasti sibuk"

Alya terlihat menikmati masakan mamanya yang sangat enak, sudah lama alya tidak memakan masakan mamanya.

"Masakan mama enak banget alya suka"

"Kalo suka makannya harus banyak, liat tuh badan kamu kurusan"

"Ma ini itu langsing bukan kurusan"

"Terserah kamu"

Astrid menyerah, dan lebih memilih membuka pintu rumahnya ketika mendengar bunyi bel.

"Levin? kamu gak kerja nak?"

"Gak. Levin hari ini libur dulu" tidak tau saja karena mencari alya, levin sampai tidak kerumah sakit.

Astrid membawa levin kemeja makan "Kamu pasti belum makan? ayo kita makan bareng"

Alya menatap sengit pada levin, bagaimana bisa levin mengetahui keberadaannya pasti mamanya yang memberitahu.

"Alya kok diem, ayo siapin makanan buat suami kamu"

Dengan terpaksa, alya mengambil nasi dan lauk pauk untuk levin tanpa menatap levin sedikitpun.

"Makasih sayang" ucap levin.

"Hm"

Astrid menatap putri dan menantunya sangat curiga jika keduanya tengah bertengkar.

Selesai makan alya langsung pergi begitu saja keluar rumah tanpa pamitan.

"Alya mau kemana kamu? " teriak astrid yang ikut keluar rumah

"Ma levin pamit pulang, soal alya mama tenang aja. Dia emang lagi ngambek sama levin"

"Segera selesaikan masalah diantara kalian nak levin"

"Iya ma"

Levin menjalankan mobilnya sangat pelan, menyusuri jalan dikomplek perumahan alya. Pasalnya alya menghilang dengan cepat.

Melihat alya yang duduk ditaman dekat komplek seorang diri membuat levin bernafas lega. Ia segera keluar mobil dan menemui alya.

"Alya kamu kenapa pergi gitu aja, kamu bikin mama khawatir"

Alya membelakangi levin, enggan melihat wajah tampan suaminya. Katakanlah alya masih kesal dan kecewa dengan sikap levin padanya.

"Maaf"

"kenapa minta maaf?"

"Karena aku salah. Salah udah bentak kamu, hukum kamu. Tapi itu semua karena aku cemburu"

"Aku tau mas levin cemburu tapi bukan gitu caranya dengan bentak aku ngehukum aku, aku sakit hati mas"

Levin mengenggam sebelah tangan alya dan menciumnya berkali kali "Maaf sayang, aku salah. Janji aku gak bakalan gitu lagi"

 Janji aku gak bakalan gitu lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Janji kamu aku pegang. Awas kamu ulangin lagi aku bener bener bakal marah banget"

"Iya sayang gak bakal ngulangin lagi"

Levin mengikis jarak antara dirinya dan alya "Eum boleh cium?"

"Mas levin jangan mesum disini!!

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang