JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.Levin tersenyum melihat alya yang tampak menikmati bintang diatas langit dari balkon kamar mereka. Perlahan tapi pasti levin memeluk alya dari belakang.
"Lagi ngeliatin bintang hm?"
"Mas vin coba deh liat yang itu, cantik banget" alya menunjuk bintang yang berkerlip dengan indah.
Levin menaruh dagunya dibahu terbuka alya "Hm cantik" tatapan levin malah memperhatikan alya bukan bintangnya.
Alya menahan senyum dibibirnya, ia bukannya geer atau apa tapi menurut alya levin memperhatikannya daritadi.
Sedang menikmati pelukan levin, sebuah ingatan melintas dikepalanya.
"Mas vin" alya membalikan tubuhnya menghadap levin.
"Apa?" suara levin jadi serak ketika melihat alya yang menggigit bibirnya, istrinya itu apa sengaja menggodanya.
"Mau minta izin, besok aku kepuncak bareng temen sekelas"
Alis levin terangkat, wajahnya jadi datar bahkan pelukan dipinggang alya terlepas "Aku gak izinin"
Alya mengembungkan pipinya, tuh kan pasti susah meminta izin pada levin daripada keorang tuanya.
"Pokoknya aku tetap pergi"
"Alya aku ngelarang kamu bukan tanpa alasan, aku takut terjadi sesuatu sama kamu disana"
"Mas vin terlalu berpikir jauh. Aku kesana gak sendiri tapi sama banyak orang. Percaya sama aku, aku bisa jaga diri baik baik"
"Tetap aku gak izinin sayang, tapi sebagai gantinya aku bawa kamu kesuatu tempat"
Alya cukup tertarik mendengarnya "Kemana?"
"Ada deh"
"Ih cepet kasih tau"
"Besok kamu juga bakal tau"
Alya cemberut dan pergi masuk kekamar dengan cara menghentakan kakinya. Levin mengikutinya dengan tersenyum miring.
Sebelum tidur, alya terlebih dahulu membuka ponselnya dan mengabari ketiga temannya jika dirinya tidak jadi ikut kepuncak.
"Sayang" panggil levin lirih.
Alya menoleh dan langsung saja levin memagut bibirnya dan memperdalam ciuman.
Alya telah rapi, matanya mengikuti pergerakan levin yang baru saja keluar dari kamar mandi lengkap dengan penampilan berbeda.
Cukup satu kata untuk levin TAMPAN.
Levin berdecak pelan "Emang aku seganteng itu sayang sampe kamu liatin aku cengo gitu"
Alya gelagapan kembali memperbaiki ekspresinya "Apaan sih, biasa aja"
"Aku paham kok, kamu pasti malu buat jujur"
"Dih" alya sampai menatap julid pada levin "Udah daripada kamu kebanyakan narsis mending kita langsung berangkat"
Mobil yang tadinya melaju kini sudah sampai ditempat tujuan.
"Taman hiburan?"
"Kamu gak suka? aku kira kamu suka sama tempat ini sayang" levin terlihat bingung, bukankah mama astrid yang mengatakan jika tempat favorit alya adalah taman hiburan.
"Mas levin" alya menarik tengkuk levin dan menciumnya cepat "Aku suka tempat ini, makasih udah bawa aku kesini"
Levin bernafas lega karena alya menyukainya "Hari ini kita main sepuasnya"
"Pengen naik itu" alya menarik tangan levin mendekati kearah ballon race.Sungguh hari ini alya sangat aktif membuat levin kewalahan.
"Sayang istirahat dulu yuk, aku cape banget"
"Oke, mas vin tunggu bentar ya"
"Mau kemana?" levin menahan tangan alya.
"Sebentar aja"
Alya melepaskan tangan levin lalu berlari kecil. Levin mengawasi alya yang ternyata istrinya itu berhenti dikedai es krim.
"Buat mas vin"
"Makasih" levin menjilat es krim pemberian alya, rasanya manis dan levin kurang menyukai manis tapi karena ini pemberian istrinya jadilah levin tetap memakannya.
"Aa gemoy banget" pekik alya gemas pada patung beruang.
"Mau kesana?"
"Mau!"
Alya menduduki kaki patung beruang itu dan tersenyum senang, ah rasanya alya tidak ingin pulang.
Levin diam diam memfoto alya dan menjadikannya sebagai wallpaper diponselnya "Lucu banget istri gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅
RomancePerjodohan antara Alya si-ratu bullying dengan Levino seorang dokter muda yang mempunyai banyak penggemar. Umur yang terpaut beberapa tahun membuat keduanya memiliki sifat berbeda jauh, akankah mereka dapat bertahan dalam hubungan itu. "Turutin se...