4 | Menahan kesal

22.1K 748 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya melampiaskan emosinya dengan memutar lagu rock dengan suara yang keras.

"Ini gila! " teriaknya "Papa kolot banget sih jadi orang tua, ini udah zaman modern bukan lagi zaman siti nurbaya. Gue bisa cari cowok sendiri tanpa harus dijodohin"

Mondar mandir didepan cermin. Tak lama alya tersenyum miring "Gue bakal gagalin perjodohan sialan ini. Liat aja nanti"


***
Sepasang tangan tengah memeriksa seorang pasien yang sejak tadi terus mengeluh kesakitan. Dia adalah dokter levin, mimik seriusnya menjadi keindahan tersendiri untuk dilihat oleh pasiennya.

Levin menahan kekesalannya karena untuk kesekian kalinya ia kembali ditipu "Berhenti main main. Pekerjaan saya masih banyak, jika anda kesini hanya untuk menipu dokter maka silahkan pergi"

Pasien itu menunduk takut. Levin melenggang pergi dari ruang pasiennya dengan wajah datarnya.

Diruangan pribadinya, terlihat levin tengah menutup kedua matanya.

Brian membuka pintu dan masuk, berjalan kearah levin "Cape ya vin?" goda brian, ia sangat tau temannya itu setiap hari selalu digoda entah itu pasien, suster, ataupun dokter.

Levin membuka matanya, menatap tajam pada brian "Lain kali ketuk dulu baru masuk" tegurnya.

"Sorry vin sengaja" mendengar itu levin sangat ingin membenturkan kepala brian ketembok biar otaknya berfungsi "Lo kenapa vin, bete ya?"

Menghela nafas, levin mengangguk "Udah 3 kali gue dikibulin pasien yang pura pura sakit, gimana gue gak bete coba"

Brian tertawa mendengarnya "Kasian amat lo vin. Makanya punya muka itu jangan kelewat cakep, kek gue dong standar aja"

Levin yang sudah kesal sejak tadi ditambah kemunculan brian yang bukannya menghiburnya tapi malah sebaliknya membuat levin dengan tega melempar buku tebalnya mengenai kepala brian.

"Auw kepala gue! vin jahat banget sih lo jadi temen, kalo gue geger otak gimana? buku lo itu tebel banget anjir" brian mengusap kepalanya yang sedikit nyut nyutan.

"Udah sana keluar,gue mau istirahat"

Brian mengelus dadanya "Udah kena timpuk, diusir lagi. Gini amat nasib gue"

"Ckck kebanyakan drama, keluar!"

Takut levin kesal dan berujung marah, brian bergegas keluar. Sebelum itu brian meninggalkan gasnya diruangan levin.

"Brian!" brian cekikikan mendengar teriakan levin dibalik pintu.

Levin menutup hidungnya, karena bau busuk yang ditinggalkan brian diruangannya.

"Brian sialan" gerutu levin, atensinya berpindah pada ponselnya yang berbunyi diatas meja. Nama "mommy" tertera dilayar.

"Levin kamu lagi apa? eum sibuk gak"

"Mommy gak perlu basa basi. Ada apa?" levin hapal dengan gelagat mommy nya pasti ada yang diinginkannya.

"Eum mommy mau kamu pulang, sekarang juga!"

"Ngapain dulu, kalo alasannya gak jelas levin gak mau pulang. Kerjaan masih banyak"

"Pulang aja. Ngapain sih kerja terlalu keras, ingat rumah sakit itu punya daddy kamu, kamu bebas mau pulang cepat atau enggak. Yaudah mommy tunggu dirumah"

Belum sempat berucap. Panggilan sudah terputus "Enggak pasien, enggak brian, sekarang nyokap kenapa sih mereka seneng banget ganggu gue! "

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang