58 | Berkhianat

8.7K 318 12
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Levin menutup pintu kamar dan berjalan menuju ruang kerjanya.

Sengaja levin menjauh agar alya tidak mengetahui rencananya.

Setelah mendapatkan nama seseorang dikontak ponselnya. Levin segera menelponnya.

"Levin butuh bantuan"

Pagi ini cuaca sedang mendung membuat alya bermalas malasan dikasur, enggan untuk beranjak.

"Sayang ayo mandi, kamu gak takut telat?"

Alya tertawa mendengar ucapan levin. Takut? untuk apa, bahkan gedung sekolah itu milik papanya.

"Kenapa ketawa"

"Mas vin aku bolos aja ya hari ini. Liat diluar mendung banget pasti bentar lagi mau hujan"

"Cuma mendung belum hujan. Ayo siap siap, habis itu sarapan"

Dengan bete alya beranjak dari kasur kesayangannya.

"Jangan lama sayang" teriak levin yang tidak digubris alya.

Levin menatap ponselnya yang mendapat panggilan masuk, segera levin mengangkatnya sambil berjalan keluar kamar takut jika alya menguping.

"Bagaimana hasilnya?"

"Nanti temui levin"

Alya menemui levin yang sudah menunggunya dimeja makan. Dengan hoodie kebesaran membungkus tubuhnya alya terlihat menggemaskan dimata levin.

"Wah makanannya banyak, makin laper nih" ucap alya lalu duduk disebelah levin.

"Aku sengaja masak banyak biar kamu nafsu makan"

"Mas vin sengaja nih mau bikin aku tambah gemuk" alya mengembungkan kedua pipinya yang langsung dicubit gemas oleh levin.

Levin berjalan tegap menuju pria paruh baya yang tampak menikmati secangkir kopi panasnya.

"Paman"

"Duduk vin"

"Paman udah ngelakuin seperti yang levin suruh kan?" tanya levin tak sabaran.

Paman levin yang bernama john itu tertawa. Sifat levin tidak jauh berbeda dari sifat abangnya james.

"Paman kenapa ketawa" levin terlihat kesal, dirinya tengah serius.

"Baiklah keponakan ku yang tidak sabaran ini, paman ingin memberitahumu jika salah satu teman istrimu itu ada yang berkhianat"

Rahang levin mengeras mendengarnya apalagi dengan sebuah bukti yang diperlihatkan pamannya yang berbentuk rekaman dimana istrinya yang didorong oleh temannya sendiri.

"Sial! alya harus menjauh dari teman temannya itu"

"Tenang dulu levin. Paman sudah memeriksa semua teman istrimu itu tapi hanya satu yang berhati iblis dan sisanya aman mereka baik"

"Apa jaminannya jika ternyata mereka sama saja ingin membuat istri levin bahaya! levin gak bisa biarin"

John berdecak kasar. Susah sekali memberi pengertian pada ponakannya ini "Terserah kamu saja ingin melakukan apa, paman cuma ingin memberitahumu jika kamu menjauhkan istrimu dari teman temannya mungkin kamu akan dibencinya"

Levin meremas rambutnya, john yang melihat itu menepuk bahu levin.

Ervan mencegat langkah alya membuat alya bingung, ada apalagi cowok didepannya ini.

"Alya gue pengen temenan sama lo"

"Oke"

Mungkin lebih baik alya iyakan saja daripada cowok ini menganggunya dengan alasan ingin berteman.

"Tunggu dulu"

"Apalagi!" alya dibuat kesal karena langkahnya kembali dicegat.

"Lo ngehindarin gue dari kemarin? lo gak suka sama gue?"

"Lo jangan berpikiran gitu, gue emang gini sama cowok bukan cuma sama lo doang"

"Kenapa? gue gak pantes ya jadi temen lo" ervan memasang wajah murung.

Melihat itu alya jadi tidak enak. Sumpah cowok bernama ervan ini sangat menganggunya.

"Oke sekarang kita temenan"

"Jadi, gue boleh dong gabung sama temen temen lo"

Alya berdehem saja, malas meladeni segala ucapan ervan, entah kenapa alya tidak menyukai ervan.

Ervan mengulurkan tangannya pada alya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ervan mengulurkan tangannya pada alya.

"Kenapa?"

"Tanda lo nerima gue sebagai temen lo"

"Oh" alya membalas uluran tangan ervan.

Ervan tersenyum manis ketika alya membalas uluran tangannya.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang