56 | Tega

8K 331 4
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Bella seakan percaya atau tidak. Kebenaran yang baru ia ketahui sungguh membuatnya pusing.

"Ngelamun aja bel hati hati ntar kesurupan gue ogah ya bantuin"

Mawar duduk disebelah bella. Takut jika membiarkan temannya itu duduk sendiri sambil melamun nanti malah kesurupan kan berabe, mawar dan pikiran ngawurnya.

Ternyata mereka dipuncak cuma dua hari, dan sekarang bella tengah berada dikamar mawar.

"Lo lagi ada masalah bel, coba cerita kali aja gue bisa bantu"

Bella menggeleng "Gue belum bisa cerita mawar, ini sesuatu yang berat diceritain"

"Gue makin kepo aja denger omongan lo yang kaya gini"

Dikelas, bella hanya diam tidak seperti biasanya yang selalu ribut.

"Bella kenapa?"

"Gak tau al emang tuh anak dari kemaren udah gitu, aneh banget"

Bella menatap vika yang baru masuk kelas dan menghampiri mereka.

"Hay al, lo kenapa gak jadi kepuncak padahal kemarin kita seru seruan loh"

"Yah gue ketinggalan deh" alya jadi cemberut "Mas levin gak izinin jadinya gue gak bisa ikut"

"Oh gitu. Udah bagus pilihan lo, izin dari suami itu penting" vika memelankan suaranya ketika menyebut kata suami takut teman sekelasnya mendengar.

Kini vika mendekati bella "Lo kenapa bel tumben diem aja"

"Gue lagi males ngomong"

Vika beroh ria dan menuju tempat duduknya, membaca buku dengan serius.

Istirahat telah tiba dan alya lebih dulu keluar karena ingin ketoilet.

"Ah leganya" alya mencek ponselnya dan ternyata teman temannya sudah dikantin.

Alya menuruni tangga untuk kekantin, tanpa alya tau dari arah belakang seseorang mendorongnya kuat sampai membuatnya terjatuh.

"Aw shh" alya rasa kakinya patah, keringat mengalir dari wajahnya.

Amel berdiri menatap alya yang jatuh dari tangga, tiba tiba tubuhnya terhempas karena dorongan bella.

"Lo apain temen gue anjing!"

Lalu bella dengan cepat menuruni tangga ingin memastikan keadaan alya meninggalkan amel yang kesal karena didorong, padahal itu semua bukan salahnya.

"Al kaki lo sakit"

"Bel sakit" alya menangis, sudah banyak orang orang mengerumuni mereka.

Amel mendekati bella "Minta maaf sama gue! "

"Ngapain gue minta maaf sama lo! seharusnya lo yang minta maaf sama alya, lo nyakitin dia"

"Lo kalo nuduh harus ada bukti"

"Bukti apalagi, jelas jelas gue liat lo berdiri diatas sana sambil liatin alya. Lo seneng kan liat temen gue kesakitan"

Amel yang tersadar dengan keadaan lantas tertawa. Ternyata teman alya ada yang berhati busuk.

"Lo gila, malah ketawa lagi" bella sangat gregetan dengan tingkah amel, ingin rasanya bella bertarung sekarang juga jika tidak mengingat alya yang kesakitan dan harus segera ditangani.

"Alya.. alya.. gue kira lo beruntung punya teman yang care banget sama lo ternyata haha ada yang nusuk lo dari belakang"

"Maksud lo?"

"Vika, temen lo yang sok kalem itu pelakunya"

Alya dan bella langsung emosi mendengarnya.

"Gak usah nuduh temen gue!"

"Percaya atau gak itu hak lo. Gue cuma mau kasih tau"

Mawar dan vika baru datang, mereka baru dapat kabar jika alya jatuh dari tangga.

"Woy kalian jangan diliatin aja, bantuin! " teriak mawar.

Bella menatap tajam pada vika. Tanpa perasaan bella menarik kasar tangan vika membawanya ketempat sepi.

Amel terkekeh melihat bella yang terlihat marah dan membawa vika pergi "Pertunjukan yang bagus"

Tubuh vika menabrak dinding dengan keras akibat dorongan bella.

"Lo kenapa bel?"

"Brengsek! " bella menatap kecewa pada vika "Lo kenapa sih vik, alya ada salah sama lo kenapa lo tega dorong alya ditangga"

"Lo percaya sama omongan amel? dia bohongin lo bel"

"Gue udah tau semuanya jadi berhenti akting didepan gue"

Vika yang awalnya terlihat sedih seketika itu juga berubah jadi dingin. Senyum miring tercetak jelas "Oh lo udah tau, eum baguslah jadi gue gak perlu lagi pura pura didepan lo"

"Anjing! lo ada masalah apasih sama alya!! "

"Banyak, makanya gue benci sama dia"

"Kasih gue alasannya kenapa lo bisa benci sama alya"

"Lo gak perlu tau! "

"Vik sadar alya temen kita"

"Temen? haha sayangnya gue gak pernah anggap dia sebagai temen"

"Gue harap lo berhenti sampai disini, sampe gue tau lo nyakitin alya lagi habis lo sama gue bitch!"

Vika tersenyum miring, segala ucapan bella sama sekali tidak membuat vika merasa takut.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang